Kasus Asusila Sesama Jenis di RSD Wisma Atlet, Satu Pasien Covid-19 Jadi Tersangka
Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat AKBP Burhanuddin mengatakan, ada satu tersangka yang ditetapkan polisi.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Polri menetapkan tersangka dalam kasus dugaan mesum sesama jenis antara tenaga kesehatan dan pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, yang sempat viral.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat AKBP Burhanuddin mengatakan, ada satu tersangka yang ditetapkan polisi.
Dia adalah pasien Covid-19 yang pertama kali membagikan cerita hubungan sesama jenis di Wisma Atlet.
Baca juga: Sudah Simulasi, Besok Tenaga Kesehatan di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Mulai Divaksin
Dia membagikan cerita itu melalui akun twitter @bottialter.
Dalam unggahan tersebut, pasien Covid-19 itu menunjukkan foto yang diduga usai melakukan hubungan seks sesama jenis dengan nakes di Wisma Atlet.
"Iya benar. Satu orang (tersangka)," kata Burhanuddin kepada wartawan, Selasa (19/1/2021).
Baca juga: Rumah Sakit Rujukan Penuh, Wisma Atlet Mulai Rawat Pasien Covid-19 Bergejala Berat
Namun demikian, pihaknya masih enggan membeberkan lebih lanjut perihal kronologi kasus tersebut.
Kasus tersebut akan diungkap dalam waktu dekat ini.
"Nanti sore rilis jam 16.00 WIB, saya sampaikan perkembangannya," ucapnya.
Baca juga: Karena Alasan Ini, Rizieq Shihab Menolak Diperiksa Sebagai Tersangka Kasus RS UMMI
Sebelumnya, Polda Metro Jaya meningkatkan status perkara penyebaran konten asusila seorang perawat dan pasien Covid-19 yang diketahui melakukan hubungan sesama jenis di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, pihaknya belum menetapkan satu pun tersangka dalam kasus tersebut.
Keduanya masih berstatus saksi.
Baca juga: Sore Ini Bakamla dan KRI Rigel Serahkan 2 Kantong Bagian Tubuh Korban dan Serpihan Pesawat SJ 182
"Berdasarkan gelar perkara, penyidik memutuskan untuk meningkatkan perkara ini menjadi sidik."
"Bukan tersangka, perkembangan masih sidik," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Polda Metro Jaya, Minggu (27/12/2020).
Dia menuturkan, pengusutan kasus tersebut pertama kali diterima setelah adanya informasi mengenai konten asusila di media sosial.
Baca juga: PPATK Sudah Blokir 92 Rekening FPI dan Afiliasinya, Akhir Bulan Ini Analisis Ditargetkan Selesai
Kejadian itu dibagikan oleh sang pasien Covid-19.
Tak lama setelah itu, kepolisian melakukan penyelidikan dan mengetahui sang pasien menyebarkan konten itu melalui tiga akun. Akun ini yang masih didalami oleh penyidik.
"Yang bersangkutan menyebarkan konten pornografi melalui tiga akun. Ini yang masih kita selidiki," jelasnya.
Baca juga: Sakit TBC Usus, Kondisi Maheer At-Thuwailibi Drop, Istri Minta Suaminya Diperiksa di Rumah Sakit
Penyidik juga masih tengah mengumpulkan sejumlah alat bukti dan petunjuk.
Polisi tak menutup kemungkinan akan menetapkan tersangka dalam waktu dekat ini.
"Kita harus bergerak cepat karena memang ada barang bukti yang dilakukan penyitaan."
"Untuk ini kita tunggu mudah-mudahan secepatnya kita melakukan pemeriksaan terhadap beberapa saksi," paparnya.
Mulai Rawat Pasien Covid-19 Bergejala Berat
Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet mulai merawat pasien positif Covid-19 bergejala berat.
Koodinator RS Darurat Covid-19 Mayjen TNI Tugas Ratmono mengatakan, RSD Wisma Atlet menerima pasien gejala berat, karena rumah sakit rujukan Covid-19 telah penuh.
"Bahkan ada bergejala berat, yang tentunya ini kita persiapkan untuk kita rujuk ke rumah sakit rujukan Covid di DKI."
Baca juga: DVI Polri Terima 288 Sampel DNA dari Keluarga, 62 Data Korban SJ 182 Sudah Lengkap
"Namun memang saat ini tidak mudah, jadi banyak justru yang mulai banyak bergejala berat kita rawat di sana," ujar Tugas yang disiarkan channel Youtube BNPB, Senin (18/1/2021).
Sedianya, RSD Wisma Atlet hanya merawat pasien positif Covid-19 yang tidak bergejala (OTG) maupun ringan.
Lonjakan kasus positif Covid-19 membuat RSD Wisma Atlet menerima pasien dengan gejala berat.
Baca juga: Mengaku Sakit, Dirut RS UMMI Bogor Ternyata Sehat Saat Didatangi Polisi, Langsung Diperiksa di Rumah
Tugas mengatakan, RSD Wisma Atlet saat ini fokus merawat pasien positif Covid-19 yang bergejala.
"Saat ini banyak yang ke arah bergejala."
"Sehingga kami putuskan juga fasilitas untuk merawat yang bergejala di rumah sakit darurat Covid-19 Wisma Atlet."
Baca juga: Dianggap Bohong Soal Kondisi Kesehatan Mertuanya, Menantu Rizieq Shihab Dicecar 48 Pertanyaan
"Kita saat ini kita full-kan atau fokuskan untuk merawat yang bergejala," tutur Tugas.
Bagi yang tanpa gejala diarahkan untuk menjalani perawatan atau isolasi di Tower 8 dan 9 Wisma Atlet Pademangan.
"Jadi Wisma Atlet Kemayoran khusus yang bergejala, dan yang tanpa gejala atau mungkin ringan juga nanti di Tower 8 dan 9 di Pademangan," jelas Tugas.
Baca juga: Perlu Kajian, Pemerintah Belum Buka Vaksin Covid-19 Jalur Mandiri Alias Berbayar
RSD telah menyiapkan ruang ICU transisi dengan 20 bed, ruang HCU ada 27 bed, kemudian ruang NICU 94 bed di IGD.
Hunian pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet mengalami lonjakan hingga 82,73 persen pasca-libur Natal dan Tahun Baru.
Saat ini tersisa 1.035 bed di RSD Wisma Atlet Pasien, atau 4.959 dari 5.994 bed yang disiapkan.
Tambah Tenaga Medis
Manajemen Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran menambah tenaga medis untuk menghadapi lonjakan kasus positif.
Koodinator RS Darurat Covid-19 Mayjen TNI Tugas Ratmono mengatakan, RSDC Wisma Atlet berencana menambah perawat hingga 400 orang.
"Otomatis akan bertambah, jadi kemarin kita rencanakan sampai ada penambahan 400 perawat ya," ungkap Tugas.
Baca juga: Erick Thohir Ingin 15 Persen Direksi BUMN Diisi Perempuan, 5 Persen Berumur di Bawah 40 Tahun
Tugas mengatakan, RSDC Wisma Atlet melakukan penambahan perawat hampir beberapa hari sekali.
Dirinya mengungkapkan, hari ini pihaknya kedatangan 80 perawat baru.
Tenaga dokter juga ikut didatangkan untuk menangani pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
Baca juga: Masyarakat Tak Bisa Sesuka Hati Pilih Merek Vaksin Covid-19, Ini Alasannya
"Tenaga non medisnya kita juga tambahkan, termasuk penambahan tenaga laboratorium, kemudian tenaga farmasi yang kita tambahkan juga," beber Tugas.
Bahkan, manajemen juga menambah tenaga pengolahan limbah mengingat banyaknya pasien yang datang.
Pihak yang mengelola sarana prasarana juga ditambahkan untuk memaksimalkan penanganan.
"Pertambahan untuk bagian yang limbah karena penambahan jumlah ini akan memberikan dampak limbah yang cukup besar," terang Tugas. (Igman Ibrahim)