Berita Jakarta

Ramai Soal Mensos Risma Blusukan, Tunawisma Mulai Marak Ditemui di Jakarta Pusat, Ini Kata Sudinsos

Semenjak blusukan Mensos Risma ramai diperbincangkan publik, kini tunawisma mulai marak ditemui di Jakarta Pusat, Rabu (6/1/2020).

Penulis: Joko Supriyanto | Editor: PanjiBaskhara
Kolase Wartakotalive.com/Joko Supriyanto/SuryaOnline
Sejak blusukan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang akrab dengan sapaan Bu Risma ramai diperbincangkan publik, kini tunawisma mulai marak ditemui di Jakarta Pusat, Rabu (6/1/2020). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Aksi blusukan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini jadi perbincangan publik akhir-akhir ini.

Tak tanggung-tanggung, turut Risma menawarkan rumah ke tunawisma saat Risma blusukan ke beberapa lokasi.

Sejak blusukan Risma ramai diperbincangkan publik, kini tunawisma di Jakarta Pusat mulai marak ditemui, Rabu (6/1/2020).

Setelah aksi blusukan Mensos Risma blusukan menemui tunawisma di beberapa ruas jalan di Jakarta, beberapa tunawisma mulai marak terlihat di jalanan Ibu Kota.

Baca juga: Ini Perbedaan Bansos Covid-19 di Era Mensos Tri Rismaharini dan Juliari P Batubara

Baca juga: Dikritik Tak Bisa Bedakan Kerja Sebagai Wali Kota dan Menteri, Risma Pastikan Tak Ubah Gaya Blusukan

Baca juga: Warganet Curigai Temuan Tunawisma saat Risma Blusukan di Kawasan Sudirman, Pemprov Diminta Buka CCTV

Pantauan Wartakotalive.com, di Jalan Salemba hingga jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, beberapa gerobak berhenti di pinggir jalan.

Ada pula tunawisma yang hanya duduk sambil membawa karung.

Meski tidak bergerombol, para tunawisma muda ditemukan di sejumlah ruas jalan tersebut.

Beberapa dari mereka ada membawa gerobak dengan muatan kardus-kardus di dalam gerobak itu.

Tak hanya di ruas jalan Kramat Raya dan Salemba, para tunawisma juga terlihat di sekitar Gereja Katedral, Sawah Besar.

Ada sekitaran lima orang tunawisma yang duduk di trotoar, ada beberapa dari mereka juga membawa gerobak.

Menyikapi hal itu, Kepala Suku Dinas Sosial (Kasudinsos) Jakarta Pusat, Ngapuli Parangin-angin tak menampik soal keberadaan tunawisma di Jakarta Pusat.

Ia bahkan membenarkan jika kini fenomena tunawisma di Jakarta Pusat mulai marak beberapa akhir minggu ini.

Sejak blusukan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang akrab dengan sapaan Bu Risma ramai diperbincangkan publik, kini tunawisma mulai marak ditemui di Jakarta Pusat, pada Rabu (6/1/2020).
Sejak blusukan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang akrab dengan sapaan Bu Risma ramai diperbincangkan publik, kini tunawisma mulai marak ditemui di Jakarta Pusat, pada Rabu (6/1/2020). (Wartakotalive.com/Joko Supriyanto)

"Kita tidak tahu ada apa ini, tiba-tiba banyak kan. Jadi tanda tanya juga. Jadi pertanyaan juga," ungkapnya Ngapuli Parangin-angin, Rabu (6/1/2021).

Ngapuli tak bisa menuding maraknya fenomena tunawisma, dampak dari blusukan Mensos Risma.

Apalagi dalam blusukan itu Risma menjanjikan tempat penampungan bagi para tunawisma.

"Ini agak curiga apakah informasi seperti itu orang yang dari luar Jakarta pada datang ke Jakarta sama kayak Lebaran," katanya.

Sejak blusukan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang akrab dengan sapaan Bu Risma ramai diperbincangkan publik, kini tunawisma mulai marak ditemui di Jakarta Pusat, pada Rabu (6/1/2020).
Sejak blusukan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang akrab dengan sapaan Bu Risma ramai diperbincangkan publik, kini tunawisma mulai marak ditemui di Jakarta Pusat, pada Rabu (6/1/2020). (Wartakotalive.com/Joko Supriyanto)

Meski begitu, Sudin Sosial Jakarta Pusat kini tengah berkoordinasi dengan Satpol PP.

Koordinasi itu untuk melakukan penyisiran wilayah secara rutin.

Bahkan tadi malam pihaknya juga melakukan penjangkauan terhadap 29 Tunawisma.

Ngapuli, tak dapat memastikan apakah para Tunawisma tersbeut datang dari luar Jakarta atau telah dikoordinir oleh oknum.

Saat ini pihaknya masih melakukan assesment kepada para Tunawisma yang sempat dijangkau tadi malam.

"Saya ngak berani ngomong sebelum lakukan assesment. Karena kita masih telusuri nanti hasil assesmentnya pasti ke baca, kenapa mereka dan ada apa. Saat ini belum bisa simpulkan," ucapnya.

Mensos Tri Rismaharini Bertemu Pemulung di Sungai Ciliwung

Hari pertama berdinas, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini blusukan, pada Senin (28/12/2020).

Diketahui, Tri Rismaharini blusukan dan menemui seorang pemulung di sekitar kawasan aliran Sungai Ciliwung, tepat di belakang Kantor Kementerian Sosial (Kemensos).

Saat itu Tri Rismaharini atau akrab disapa Risma berbincang dengan pemulung yang ketika itu tengah membawa gerobak bersama istrinya.

Risma berdialog menanyakan beragam hal ke pasangan suami-istri ini, salah satunya tempat tinggal atau rumah.

Dari obrolan Risma, diketahui dari hasil memulung mereka mendapatkan hasil Rp800 ribu/bulan.

Sebagian dari penghasilan tersebut dikirimkan untuk anak mereka di kampung.

Hari pertama berdinas sebagai Menteri Sosial, Tri Rismaharini alias Risma menemui seorang pemulung di kawasan aliran Sungai Ciliwung, belakang kantor Kementerian Sosial. (Tribunnews.com/Taufik Ismail)

“Bapak-ibu saya carikan ‘rumah’ jadi ngga perlu ada biaya ngontrak. Tetep cari sampah seperti ini"

"Nanti sampah dari Kementerian Sosial bisa untuk bapak. Sambil saya ajari usaha"

"Masak mau terus kaya gini, ya. Mau ya,” katanya dikutip dari Kementerian Sosial, Senin, (28/12/2020).

Setelah berdialog sekitar 30 menit, selanjutnya rombongan terus bergerak.

Risma menemui seorang pemulung di kawasan aliran Sungai Ciliwung (dok Kemensos)

Setelah tadi di atas jembatan, kali ini, Risma memilih turun ke bawah jembatan.

Risma harus rela memanjat tangga kayu seadanya yang sengaja dipasang warga setempat.

Persis di kolong jembatan, Risma menyaksikan beberapa keluarga yang sengaja tinggal di bawah kolong jembatan.

Di salah satu sudut, tampak salah satu lokasi hunian gelandangan.

Menteri Sosial Tri Rismaharini singgah di Desa Krebet, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur saat hendak ke Jakarta, Minggu (27/12/2020). (Kemensos)

Di sini terlihat di antaranya kasur gulung lusuh, almari butut, perangkat mandi, dan sandal jepit berserakan di sekitarnya, yang ditinggal penghuninya.

Dari sini dia terus menyusuri bantaran kali sambal menyapa satu-satu penghuni di sepanjang kawasan ini.

Kepada warga bantaran yang menyaksikan kedatangan rombongan ini, Risma menyampaikan lagi keinginannya untuk mengubah nasib mereka.

“Bapak ibu, saya hanya ingin penjenengan tinggal di tempat yang lebih baik. Ayo pak, mau ya pak,” katanya.

Dari bantaran kali, Mensos Risma dan rombongan bergerak ke Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pengemis “Pangudi Luhur” di Bekasi.

Sesuai dengan namanya, Balai “Pangudi Luhur” merupakan bentuk respon Kemensos terhadap permasalahan gelandangan dan pengemis.

Balai “Pangudi Luhur” menyelenggarakan rehabilitas sosial yang bersifat sementara (temporary shelter).

Di sini para “gepeng” mendapat layanan vokasi dalam jangka tertentu, dimana selanjutnya pemberdayaan dilakukan dengan bermitra dengan pemerintah daerah.

Sebelumnya usai dilantik sebagai Menteri Sosial, Risma menyatakan tak akan mengubah gaya kepemimpinannya seperti saat menjabat Wali Kota Surabaya.

Ia akan tetap blusukan untuk mlihat permasalahan dari dekat.

Kunjungi Ponorogo

Sebelumnya, Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan Kementerian Sosial berkomitmen penuh meningkatkan kemandirian para penyandang disabilitas intelektual.

Hal tersebut disampaikan Risma saat mengunjungi Desa Krebet, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, pada Minggu (28/12/2020).

"Mereka harus punya kemandirian dengan perlahan mengurangi ketergantungan kepada orang lain," ujar Risma melalui keterangan tertulis, Senin (28/12/2020).

Risma membawa bibit lele yang dapat dikembangkan oleh penyandang disabilitas.

Menurut Risma, pemberdayaan penyandang disabilitas sangat penting untuk dilakukan.

"Saya juga bawa bibit lele, nanti kita liat progresnya. Kalau ini bagus bisa diberdayakan untuk yang lain. Memang berat. Tapi harus dilakukan," kata Risma.

Namun bantuan yang dimaksud Risma, bukan sekedar berupa bantuan yang bersifat charity , melainkan yang bisa memastikan aspek keberlanjutan.

"Jadi ke sini lalu memberikan bantuan. Bukan begitu. Tapi aspek keberlanjutannya harus diperhatikan," ucap Risma.

Selain itu Risma juga menyerahkan bantuan alat pelindung diri (APD), alat peraga edukasi, sembako, alat peraga edukasi, peralatan belajar anak, sheltered workshop, layanan home care dan day care, dan sebagainya.

Risma juga khusus membawa bantuan sambel goreng tempe yang dibeli dari industri rumahan di kawasan Doly Surabaya yang sudah berganti rupa menjadi pemukiman warga.

Dalam kesempatan itu, Risma menyerahkan bantuan kepada penyandang disabilitas berupa kursi roda, walker, dan kruk.

Melalui Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual “Kartini” di Temanggung, Kemensos kini bermitra dengan beberapa lembaga.

Yakni Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) termasuk LKS “Rumah Kasih Sayang”, memperkuat layanan rehabsos untuk kawasan ini.

(Wartakotalive.com/JOS/Tribunnews.com)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved