Rute LRT

Polemik Hilang Rute LRT dan Perubahan Rute LRT di Jakarta, Apa Sebenarnya yang Sedang Terjadi?

Tengah terjadi fakta hilang dan perubahan rute kereta ringan atau light rail transit (LRT) di DKI Jakarta. Benarkah untungkan swasta?

Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
Ilustrasi: Moda transportasi massal lintas rel terpadu atau light rail transit (LRT) Jakarta rute Velodrome-Kelapa Gading mulai beroperasi secara komersial mulai Minggu (1/12/2019) ini. Sementara itu rute LRT Velodrome-Manggarai kini dipertanyakan karena dianggap hilang. 

Syafrin Liputo mengatakan jalur LRT Koridor 1 tersebut akan dibangun dengan panjang rute 19,7 kilometer dengan investasi sebesar Rp 15 triliun.

Baca juga: Moto Guzzi V7 III Stone dan Moto Guzzi V7 III Racer Tampil Klasik plus Kecanggihan Fitur, Harganya?

"Usulan yang akan kami bangun itu adalah LRT mulai Pulogadung, kemudian Perintis Kemerdekaan, masuk ke Suprapto, Senen, Tugu Tani, Kebon Sirih, Tanah Abang," kata Syafrin,

Desember 2019. Rute tersebut kemudian masuk ke Jalan KS Tubun dan berakhir di Kebayoran Lama.

Namun usulan tersebut ternyata jauh dari kata final setelah ditemukan rute yang diusulkan DKI Jakarta berimpitan sepanjang 9 kilometer dengan rencana pembangunan MRT fase 3 Kalideres-Ujung Menteng.

Rute Koridor 1 LRT yang digembar-gemborkan membutuhkan investasi belasan triliun tersebut juga ternyata belum diusulkan untuk disetujui Kementerian Perhubungan.

Baca juga: Beragam Permintaan Luhut Pada Anies, Perbanyak Pekerja WFH Hingga Tutup Mal Pukul 19.00 WIB

Kasubag Direktorat Jenderal Kereta Api Kementerian Perhubungan Supandi juga menyayangkan langkah Pemprov DKI Jakarta yang membuat usulan trase LRT tanpa melakukan koordinasi dengan Kemenhub.

"Intinya kooridinasi (harus) tetap dilakukan dengan stakeholder dengan pedoman pada aturan yang berlaku," kata Supandi, Desember 2019.

Kebijakan usulan rute Koridor 1 LRT tersebut juga menjadi sorotan pengamat transportasi Djoko Setijowarno yang meminta DKI Jakarta untuk mengkaji ulang agar tidak terjadi himpitan.

Dia menilai Dishub DKI Jakarta yang paling memungkinkan untuk mengubah rute, karena rute MRT fase 3 sudah dibuat terlebih dahulu oleh Kementerian Perhubungan.

"Semestinya tidak harus berimpitan, harus dievaluasi Ditjen Perkeretaapian. (Dari awal) sebaiknya berkoordinasi, supaya yang dibangun tidak mubazir dengan demand yang sama," kata Djoko.

Baca juga: Katalog Promo Indomaret Terbaru Dapatkan Diskon Minyak Goreng, Popok Bayi Hingga Snack

Kemudian April 2020 muncul penyesuaian rute Koridor 1 LRT yang kini tidak berhimpitan lagi dengan jalur LRT fase 3.

Rute yang semula Pulogadung-Kebayoran Lama sepanjang 19 kilometer berubah menjadi Pulogebang-Joglo dengan panjang 32,2 kilometer.

Tapi polemik rute baru Koridor 1 LRT tidak berhenti sampai di situ.

Pasalnya rute usulan baru yang direncanakan menimbulkan kecurigaan anggota DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak yang menilai sangat menguntungkan pengembang swasta.

Baca juga: Siang Ini, Polda Metro akan Gelar Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Disertai Mutilasi di Bekasi

Bukan tanpa alasan, rute yang baru diusulkan melintas dari timur ke barat Jakarta itu direncanakan melintasi apartemen dan mall.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved