Warga Dipungut Rp 20.000 saat Ambil Bansos Covid-19, Polisi Periksa Ketua RT di Muara Angke
Pemanggilan terkait dugaan adanya pungutan liar itu dilakukan setelah polisi melakukan pemeriksaan ke lokasi.
Penulis: Junianto Hamonangan | Editor: Mohamad Yusuf
WARTAKOTALIVE.COM, KRAMATJATI - Ketua RT 02 RW 022 Kelurahan Pluit, Andi Aris dipanggil Polisi untuk diperiksa terkait distribusi bantuan sosial di permukiman Muara Angke, RT 02 RW 022 Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.
Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Ahrie Sonta mengatakan, pemanggilan terkait dugaan adanya pungutan liar itu dilakukan setelah polisi melakukan pemeriksaan ke lokasi.
"Barusan kami sudah melakukan penyelidikan ke lokasi. Sekarang sedang dilakukan pemeriksaan terhadap Ketua RT-nya dan saksi-saksi korban yang ada di sana," kata Ahrie, Senin (23/11/2020).
Baca juga: Kisah Wanita Berjuang Bangun Rumah di Tanah Mertua dari Nol, Malah Berakhir Diusir
Baca juga: Viral Mobil Dinas Komisioner KPU NTB Parkir di Jalan hingga Dirikan Kanopi
Baca juga: Pernah Copot Kapolsek yang Tidur saat Rapat, ini Profil Irjen Fadil Imran Kapolda Metro yang Baru
Ahrie menambahkan yang bersangkutan hingga saat ini masih menjalani pemeriksaan di Mapolres Pelabuhan Tanjung Priok.
"Masih kita periksa ini dia melakukannya hanya untuk warga tertentu," ungkap Ahrie.
Selain Andi, polisi juga memeriksa sejumlah saksi yang merupakan setempat. Tidak hanya itu, polisi juga membawa sejumlah paket sembako dari kediaman Andi untuk pemeriksaan.
"Tadi juga beberapa (paket sembako) ada yang dibawa," sambungnya.
Sebelumnya warga mengeluhkan biaya sebesar Rp 15.000 hingga Rp 20.000 untuk mendapat paket bantuan sosial Covid-19.
Biaya itu sudah berlangsung beberapa kali di masa pandemi Covid-19.
Baca juga: Penumpang Melahirkan di Pesawat Lion Air Bikin Heboh, Begini Kronologinya
Baca juga: Pihak Istana Pastikan Pencopotan Kapolda Metro atas Perintah Jokowi, ini Penjelasannya
Baca juga: Fadli Zon Ingatkan Bahwa Gubernur Membawahi Kapolda dan Pangdam
Pada masa awal bantuan sosial dikirimkan, warga masih mendapat paket sembako yang langsung dikirimkan. Belakangan warga mulai merasakan perbedaan sistem distribusi.
Sementara Ketua RT 02 RW 022 Pluit, Andi Aris mengatakan uang dibayarkan warga secara sukarela itu untuk membayar jasa pengurus RT yang mengangkut sembako ke rumah warga.
Jutaan Paket Bansos
Pemprov DKI Jakarta pertama kali memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sejak Jumat, 10 April 2020 silam. Langkah itu diambil untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat.
Sebagai bentuk kompensasi karena adanya pembatasan aktivitas, Pemprov DKI Jakarta memberikan bantuan sosial (bansos) berupa sembako.
Bantuan ini merupakan jaring pengaman masyarakat, terutama yang berkategori miskin dan rentan miskin.
Baca juga: Wagub DKI Ahmad Riza Patria Anggap Wajar Bila Penyimpangan Penyaluran Bansos di Jakarta Tinggi
Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Irmansyah mengatakan, penentuan komponen bansos sembako berdasarkan hasil kajian dari Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta.
Ada ragam sembako yang diberikan seperti beras, minyak goreng, kecap, sarden, sabun mandi, tepung terigu, biskuit dan sebagainya.
Baca juga: Ribuan Orang Jemput Kepulangan Habib Rizieq, Wagub DKI Ingatkan Potensi Penularan Covid-19
Bagi penerima manfaat ini, kata dia, mereka tidak langsung mengambil ke lokasi distribusi sembako di masing-masing RW.
Tujuannya, untuk menghindari kerumunan orang yang memicu penularan Covid-19.
“Nanti pihak RT yang mengambilnya untuk disalurkan kepada masing-masing penerima manfaat sesuai data yang ada,” kata Irmansyah berdasarkan keterangan yang diterima.
Menurutnya, paket sembako diberikan minimal dua kali dalam satu bulan, atau menyesuaikan dengan situasi dan keadaan pemberlakuan PSBB oleh DKI Jakarta.
Baca juga: KABAR BAIK, Pasien Covid-19 yang Sembuh di Jakarta Mencapai 348 orang pada Senin 9 November
Dalam satu kepala keluarga (KK) juga tidak harus mendapatkan bansos secara terus menerus, karena petugas akan mengevaluasinya keadaan perekonomiannya.
“Bagi warga yang terus menerus mendapatkan bansos sembako karena dianggap layak mendapatkannya dengan berkoordinasi bersama pihak RT dan RW setempat,” ujar Irmansyah.
Pemprov DKI telah memberikan paket sembako kepada 9.368.767 KK yang dibagi menjadi delapan tahap sejak awal pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada April 2020 lalu.
Baca juga: Klarifikasi Anya Geraldine terkait Beredarnya Foto Perempuan Tanpa Busana yang Disebut Mirip Dirinya
Untuk tahap terakhir, DKI Jakarta memberikan kepada bansos kepada 1.160.409 KK, yang dibagikan sejak 6-20 Oktober.
Bagi masyarakat yang belum mendapatkan bansos, pemerintah daerah mengimbau untuk mengajukan diri kepada perangkat RT dan RW yang diketahui lurah setempat.
Nantinya, data tersebut akan diserahkan kelurahan melalui petugas pendata dan pendamping sosial di setiap kelurahan.
Baca juga: UPDATE: Persiapan Warga Petamburan dan Kesibukan di Markas FPI Sambut Kedatangan Rizieq Shihab
Untuk target penerima bansos setiap penyaluran ada 2,4 juta KK. Untuk rinciannya 1,3 juta KK diberikan oleh Kementerian Sosial dan 1,1 juta KK diberikan oleh Pemprov DKI Jakarta. (faf/jhs)
