Omnibus Law
Tambah Dua, Polda Metro Jaya Sudah Ciduk Lima Pelajar yang Provokasi Rekannya Ikut Demonstrasi Rusuh
Aparat Polda Metro Jaya kembali membekuk dua siswa SMK yang menjadi admin akun media sosial penghasut para pelajar.
Penulis: Budi Sam Law Malau |
"Selain tanggal 8 Oktober dan 13 Oktober, besok dia juga mengajak lagi sudah bikin lagi," beber Yusri.
Kini ketiga tersangka tersebut telah diamankan di Polda Metro Jaya.
Baca juga: Cai Changpan Sempat Miliki Pabrik Bakar Ban di Hutan Jasinga, Diduga Gantung Diri karena Terkepung
Penyidik masih terus mendalami keterangan para tersangka dan menggali kemungkinan adanya tersangka lain.
Yusri memastikan akun yang mereka buat tersebut hanya ingin membuat kekacauan dan sama sekali tidak ada niat untuk melakukan unjuk rasa atau menyampaikan aspirasi secara damai.
"Akun bukan untuk demo, ini semua untuk melakukan kerusuhan, bukan demo, ini dihasut untuk kumpul, untuk melakukan kerusuhan," paparnya.
Baca juga: Foto Makan Siang Bareng Tersangka Kasus Red Notice Djoko Tjandra, Komjak Bakal Panggil Kajari Jaksel
Sebelumnya Kapolda Metro Jaya Irjen Nana sudjana mengatakan, pihaknya berhasil mengidentifikasi beberapa pelaku yang diduga menjadi penggerak para pelajar.
Pelajar digerakkan untuk melakukan demonstrasi rusuh menolak UU Cipta Kerja yang terjadi pada 8 Oktober dan 13 Oktober lalu, di Jakarta.
"Ada beberapa penggerak pelajar untuk demo rusuh ini, sudah berhasil kita identifikasi dan tengah kita buru."
Baca juga: Sebut Moeldoko Jenderal Bermental Komprador, Warga Koja Mengaku Ingin Memperbaiki Bangsa
"Dalam hal ini para penggerak ini akan terus kita selidiki dan akan kita dalami lagi," kata Nana di Mapolda Metro Jaya, Senin (19/10/2020).
Para penggerak atau dalang demo rusuh ini, kata Nana, mengajak ribuan atau ratusan pelajar untuk berdemonstrasi.
Caranya, dengan menyebarkan undangan melalui media sosial maupun secara langsung.
Baca juga: Chat di Handphone Saksi Kasus Jaksa Pinangki Diduga Dihapus, Dirdik Jampidsus: Baru Dengar Saya
"Cara mereka mengerakkan ratusan pelajar ini yakni lewat media sosial, ataupun juga dilakukan secara langsung ke lapangan," ungkap Nana.
Dari pengakuan sejumlah pelajar yang berhasil diamankan, lanjut Nana, mereka mengaku diundang lewat media sosial WhatsApp untuk berdemonstrasi melawan aparat sampai rusuh.
"Ini yang kita sayangkan, karena ratusan pelajar yang demo dan sebagian besar pelajar SMK, namun ada juga pelajar SMA, SMP bahkan siswa SD."
Baca juga: Mahfud MD Sebut Situasi Keamanan Bakal Lebih Kondusif Meski Demonstrasi Tetap Ada
"Berhasil digerakkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, untuk melakukan aksi demo anarkis," tutur Nana.