Omnibus Law
Wagub DKI Minta Demonstran Tahan Emosi dan Waspada Disusupi Oknum Anarkis
Perbuatan anarkis dapat mengancam keselamatan para demonstran maupun petugas polisi di lokasi.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Feryanto Hadi
WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR -Ribuan massa demonstran dari beberapa elemen terus memadati kawasan Patung Kuda di Jakarta Pusat pada Selasa (20/10/2020) sore.
Aksi bakar ban pun dilakukan diiringi orasi untuk menolak Undang-undang Cipta Kerja.
Pemprov DKI Jakarta meminta kepada demonstran penolak UU Cipta Kerja, agar tak terpancing dengan aksi anarkis di kawasan Istana Negara, Jakarta Pusat pada Selasa (20/10/2020).
Baca juga: Siswa SMK yang Gerakkan Pelajar untuk Rusuh Sematkan Link WAG di Akun Facebook, Ini Tujuannya
Perbuatan anarkis tidak hanya merugikan pemerintah saja, tapi masyarakat lain yang memakai fasilitas sosial dan fasilitas umum milik pemerintah.
“Jangan sampai terprovokasi yah dan juga kami harapkan para pendemo untuk memakai masker, jangan sampai adanya demo menjadi klaster baru Covid-19,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota DKI pada Selasa (20/10/2020).
Baca juga: Massa Demonstran di Jogja Gaungkan Mosi Tidak Percaya kepada Pemerintah, Ajak Bentuk Dewan Rakyat
Pria yang akrab disapa Ariza ini juga meminta agar aksi unjuk rasa itu tidak disusupi atau ditunggangi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Keberadaan oknum itu, dikhawatirkan memicu aksi anarkis di Ibu Kota seperti pengrusakan fasilitas seperti unjuk rasa pada Kamis (8/10/2020) silam.
“Perlu juga dijaga jangan sampai aksi-aksi demo yang punya niat dan maksud baik, disusupi atau ditunggangi pihak pihak lain yang dapat menimbulkan anarkisme pengrusakan dan sebagainya,” ujar dia.
Baca juga: Unjuk Rasa Buruh dan Mahasiswa Tolak UU Ciptaker di Karawang Memanas,Massa Jebol Gerbang Kantor DPRD
Tidak hanya merugikan pemerintah dan masyarakat, kata dia, perbuatan anarkis juga dapat mengancam keselamatan para demonstran maupun petugas polisi di lokasi.
Namun dia yakin, aksi unjuk rasa kali ini akan berjalan damai karena massa berniat memperjuangkan kepentingan masyarakat.
“Kami yakin para pengunjuk rasa yang memperjuangkan kepentingan-kepentingan warga dan sebagainya bisa melakukan demo dengan damai dan tertib dan teratur,” ungkapnya.
Dijaga ribuan aparat
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan pihaknya menyiagakan sekitar 20.587 personel gabungan dalam mengawal dan mengamankan aksi unjuk rasa menolak UU Ciptaker, Selasa (20/10/2020).
“Sekitar 10.587 personel gabungan yang kita siapkan mulai dari TNI-Polri dan Pemerintah Daerah. Kemudian untuk personel cadangan kita siapkan 10.000 personel,” kata Yusri, Selasa (20/10/2020).
Menurutnya, para personel akan berjaga di beberapa titik di kawasan DKI Jakarta.
“Kita juga sudah memetakan personel di lapangan mulai di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, gedung DPR RI,” kata Yusri.
Baca juga: Demonstrans Kecam Sikap Represif Aparat yang Aniaya dan Tangkapi Mahasiswa Penolak UU Cipta Kerja
Baca juga: Bekuk Tiga Remaja Penggerak Pelajar Untuk Demo Rusuh, Polisi Buru Satu Pelaku Lainnya
Selain itu, katanya pihak kepolisian juga akan mengamanka beberapa pusat perbelanjaan dan sentra perekonomian.
“Kemudian ada sentra-sentra perbelanjaan mal yang kita nilai rawan kita siapkan pengamanan di situ,” katanya.
Mahasiswa minta aparat tidak lakukan kekerasan
Sebelumnya, ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) juga perwakilan dari mahasiswa daerah kembali melakukan aksi unjuk rasa di Kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (20/10/2020).
Para perwakilan mahasiswa menyampaikan orasi-orasinya menolak UU Cipta kerja yang menyengsarakan masyarakat.
Dalam salah satu orasi yang disampaikan dari perwakilan mahasiswa Yogyakarta disebutkan bahwa telah terjadi kekerasan yang dilakukan aparat kepada perjuangan mahasiswa daerah saat melakukan aksi penolakan Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja.
Baca juga: Dua Koridor Transjakarta Dihentikan Sementara Selama Aksi Unjuk Rasa Berlangsung
Baca juga: Bekuk Tiga Remaja Penggerak Pelajar Untuk Demo Rusuh, Polisi Buru Satu Pelaku Lainnya
“Dengar kawan-kawan semua, terdapat 4 orang kawan kita dari Semarang ditangkap oleh aparat dan sekarang telah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka hanya menyuarakan suara rakyat,” ujar sang orator berapi-api
Ujaran orator tersebut disambut sorak-sorai dari kerumunan massa aksi mahasiswa yang hadir siang ini.
Orator juga menyebut aparat seperti bermain “ninja warrior” karena mahasiswa dikejar, ditendang, ditangkap.
“Bapak dan ibu sekalian apakah kalian sedang bermain ninja warrior ? kalian mengejar kami sampai loncati pagar. Tolong jangan pukuli kami jangan tendangi kami” ujarnya lagi.
Baca juga: Di Atas Mobil Komando, Koordinator BEM SI Singgung Menkominfo Johny G Plate Soal Hoaks
Kemudian aksi-aksi orasi tersebut dilengkapi dengan teatrikal dari salah satu perwakilan mahasiswa Lampung yang menggunakan baju compang-camping sambil memegang bungkusan putih bertulis demokrasi.
Teatrikal tersebut menggambarkan penderitaan rakyat merindukan demokrasi yang seolah-olah sudah mati.