Omnibus Law

Ke RSD Wisma Atlet Lewati Kerumunan Pendemo Tolak Omnibus Law, Bos Panti Pijat Lompat dari Ambulans

Seorang bos panti pijat melompat dari mobil ambulans, saat hendak ke Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.

Penulis: Desy Selviany | Editor: PanjiBaskhara
Warta Kota
Ilustrasi - Seorang bos panti pijat lompat dari ambulans di kerumunan para pendemo tolak Omnibus Law 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Seorang bos panti pijat melompat dari mobil ambulans, saat hendak ke Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.

Tragedi bos panti pijat lompat dari ambulans tersebut terjadi saat melintasi kerumunan pendemo tolak Omnibus Law, di wilayah Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Diketahui aksi E (34), bos panti pijat melompat dari ambulans tersebut dibenarkan Kepala Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulia Kedoya, Susan J Zulkifli.

Menurut Susan J Zulkifli, bos panti pijat Kebon Jeruk, Jakarta tersebut melompat dari mobil ambulans ketika ada demo tolak UU Cipta Kerja Omnibus Law.

Baca juga: VIRAL Dua Orang Berbaju Hazmat Antarkan Pengantin dengan Mobil Ambulans

Baca juga: Hendak Dibawa ke Wisma Atlet Kemayoran, Bos Panti Pijat Loncat dari Mobil Ambulans

Baca juga: 9 Wanita Terapis dalam Kasus Panti Pijat Plus Plus Diamankan, Jalani Rapid Test, 3 Pengelola TSK

Susan mengatakan, kejadian itu terjadi tepat di hari Kamis (8/10/2020) lalu, dimana saat unjuk rasa Omnibus Law berakhir ricuh.

Saat itu E dibawa oleh mobil ambulan karena dinyatakan positif Covid-19 dengan sembilan pegawai lainnya.

Rencananya, E dan para pegawainya akan dirawat terlebih dahulu di Wisma Atlet untuk kemudian menjalani pembinaan di Panti Bina Karya Wanita Harapan Mulia.

"Awalnya tiga pilar di Kebon Jeruk melakukan razia PSBB. Ditemukanlah panti pijat yang masih buka di tengah pelarangan dengan 11 orang yang berkerja," ujar Susan dihubungi Selasa (20/10/2020).

Sesuai prosedur kesebelas orang dari panti pijat itu menjalankan rapid test sebelum dititipkan di Panti Bina Karya Wanita Harapan Mulia.

Hasilnya, 11 pekerja panti itu non reaktif Covid-19 berdasarkan rapid test.

Namun Susan tidak yakin dengan hasil rapid test tersebut. Sebab, Susan melihat para pegawai panti pijat itu tidak memakai masker saat terjaring operasi PSBB.

Walhasil Susan meminta pihak Puskesmas Kebon Jeruk untuk menswab 11 orang dari panti pijat itu.

Hasil swab pun keluar sekira Rabu (7/10/2020) dan menyatakan sembilan pegawai tersebut positif Covid-19.

Kemudian Susan hubungi Wisma Atlet untuk meminta ruangan isolasi sembilan pegawai panti pijat itu.

Namun saat itu ruangan Wisma Atlet penuh sehingga masih harus menunggu untuk evakuasi.

Sampai akhirnya Kamis (8/10/2020) ruangan Wisma Atlet tersedia dan delapan orang dari panti pijat dievakuasi dengan mobil ambulans.

Bos panti pijat di Kebon Jeruk, Jakarta Barat loncat dari mobil ambulans ketika hendak dibawa ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis.
Bos panti pijat di Kebon Jeruk, Jakarta Barat loncat dari mobil ambulans ketika hendak dibawa ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis. (Wartakotalive.com/Desy Selviany)

"Dari sembilan orang hanya delapan yang bisa dititip di Wisma Atlet karena satu pegawai dinyatakan memiliki komorbid HIV Aids," jelas Susan.

Akhirnya E dan tujuh pegawainya dibawa mobil ambulan secara beriringan.

Sesampainya di Sawah Besar, ambulan melewati massa unjuk rasa.

Hal itu membuat ambulan memperlambat lajunya.

Saat laju ambulan melambat sekira kurang dari 20 km/jam.

Disitulah E mencuri kesempatan untuk loncat keluar ambulan.

Kata Susan, E saat itu langsung lari ke arah kerumunan massa unjuk rasa.

"Sampai saat ini kami tidak mengetahui keberadaan E," ungkap Susan.

Sementara tujuh pegawai panti pijat lainnya berhasil dibawa ke Wisma Atlet.

Mereka diisolasi selama 10 hari untuk kemudian melanjutkan pembinaan di Panti Bina Karya Wanita Harapan Mulia selama satu tahun.

Menurut Susan, ketujuh pegawai yang dirawat di Wisma Atlet sudah dinyatakan bebas dari Covid-19.

Termasuk dengan satu pekerja panti pijat yang memiliki komorbid.

Proses pemulangan para wanita dari Wisma Altet menuju Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulia dengan menggunakan mobil milik Dinsos dan dikawal anggota Polisi dan TNI agar tak terulang insiden serupa.

Sembilan PSK Lokalisasi Malanu Sorong Positif Covid-19

Sembilan pekerja seks komersial (PSK) di Lokalisasi Malanu, Kota Sorong, Provinsi Papua Barat positif Covid-19.

Informasi adanya sembilan PSK di Lokalisasi Malanu, Kota Sorong positif Covid-19 membuat masyarakat Kelurahan Malanu terkejut.

Masyarakat Kelurahan Malanu Kota Sorong dikejutkan dengan informasi sembilan PSK di Lokalisasi Malanu positif Covid-19.

Informasi tersebut menjadi pembicaraan hangat masyarakat setempat karena sejak  Covid-19 melanda kota Sorong tempat hiburan malam Lokalisasi Malanu tutup dan terlihat sepi.

Anjar, warga RT 01 RW 01 Kelurahan Malanu yang ditemui, Rabu (26/8/2020), mengakui bahwa warga setempat mendapat informasi adanya sembilan pekerja di Lokalisasi positif  Covid-19 dan telah dijemput tim medis Gugus Tugas Percepatan Penanganan  Covid-19 kota Sorong.

"Kami kaget mendengar informasi tersebut karena warga setempat tahu bahwa selama ini Lokalisasi Malanu ditutup guna pencegahan Covid-19," ujarnya.

Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan  Covid-19 kota Sorong, Herlin Sasabone saat dikonfirmasi membenarkan bahwa ada sembilan PSK Lokalisasi Malanu positif Covid-19.

Herlin menyampaikan bahwa sembilan orang PSK Lokalisasi Malanu tersebut telah menjalani karantina di Diklat kampung Salak kota Sorong.

Kesembilan wanita pasien positif  Covid-19 tersebut adalah kluster Lokalisasi Malanu.

Ia mengatakan pasien positif  Covid-19 terus bertambah karena transmisi atau penyebaran lokal sehingga masyarakat jangan mengabaikan protokol kesehatan yang sudah ditentukan.

"Rajin cuci tangan, selalu gunakan masker, serta menerapkan pola hidup sehat demi melindungi diri dan keluarga," ucap Herlin.*

Pasien  Covid-19 sembuh di Kota Sorong capai 223 orang

Sebelumnya, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan  Covid-19 Kota Sorong Ruddy Rudolf Lakku di Sorong, Rabu (19/8/2020), mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium sebanyak 32 pasien positif  Covid-19 dinyatakan sembuh sehingga total pasien sembuh sebanyak 223 orang.

Dia mengatakan bahwa selain 32 orang pasien positif  Covid-19 sembuh, hasil pemeriksaan laboratorium terdapat sembilan orang pasien positif baru sehingga jumlah pasien positif di daerah tersebut mencapai 314 kasus.

Menurut dia, hingga 19 Agustus 2020 jumlah kasus kontak erat sebanyak 52 orang dan jumlah kasus suspek sebanyak 18 orang.

Total warga Kota Sorong yang telah diperiksa sampel sebanyak 2.178 orang, jumlah pemeriksaan laboratorium terbanyak di Papua Barat.

Dari hasil pemeriksaan sampel tersebut, kata dia, total sebanyak 1.641 orang dinyatakan negatif dan total 314 orang dinyatakan positif Covid-19.

Total sebanyak 223 telah sembuh dan lima orang meninggal dunia tersisa 86 orang yang masih dalam penanganan.

Ia mengatakan bahwa pasien positif  Covid-19 terus bertambah karena transmisi atau penyebaran lokal yang telah terjadi di Kota Sorong.

Karenanya diimbau kepada masyarakat agar menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

"Penanganan dan pencegahan penyebaran virus corona adalah tanggung jawab kita bersama"

"Rajin cuci tangan, selalu gunakan masker, serta menerapkan pola hidup sehat demi melindungi diri dan keluarga," kata Ruddy Lakku.

(Wartakotalive.com/M24/Antaranews)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved