Virus Corona Jabodetabek
Wali Kota Jakarta Timur Khawatir Ada Klaster Baru karena Warga Tak Pakai Masker saat Berkumpul
Wali Kota Jakarta Timur M Anwar mengkhawatirkan munculnya klaster baru di permukiman warga.
Penulis: Rangga Baskoro |
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Rangga Baskoro
WARTAKOTALIVE.COM, JATINEGARA - Wali Kota Jakarta Timur M Anwar mengkhawatirkan munculnya klaster baru di permukiman warga.
Hal itu disebabkan lantaran banyak warga yang tak mengenakan masker meski berada di lingkungan rumahnya.
"Masyarakat kita, terutama yang di kampung-kampung, di kawasan padat sering ngerumpi, berkumpul dan tidak menggunakan masker. Ini tentunya menjadi klaster baru," ujar Anwar saat dikonfirmasi, Kamis (3/9/2020).
Anwar mengatakan meningkatnya kasus terkonfirmasi di Jakarta Timur hingga melewati angka 5.000 kasus akibat perilaku warga yang tak taat protokol kesehatan.
Cukup banyak warga yang kini menganggap Covid-19 kini tak lagi menakutkan.
"Akhir-akhir ini masyarakat sudah merasakan dampak new normal, Covid-19 hal yang biasa. Ketika kita terkena Covid-19 itu baru luar biasa," katanya.
Dia mencontohkan razia protokol kesehatan yang digelar petugas gabungan tiga pilar Jakarta Timur selalu berhasil menjaring pelanggar.
• Terungkap, Sewa Hotel di Kuningan Jaksel untuk Pesta Seks Gay Senilai Rp1.3 Juta per Malam
Anwar menuturkan pihaknya terus berupaya mensosialisasikan bahaya Covid-19 ke warga dengan berbagai cara agar warga mematuhi protokol kesehatan.
Terobosan terbaru, Pemkot Jakarta Timur mendirikan 10 tugu peringatan Covid-19 di 10 kecamatan secara serentak.
Tugu berdiri di lokasi yang sering dilintasi warga.
• Ada 26 Adegan Diperagakan 9 Tersangka dalam Rekonstruksi Kasus Pesta Seks Gay di Kuningan
Dia meminta warga lebih sadar bahaya Covid-19 agar tak menambah beban tenaga kesehatan dan penggali makam yang selama ini terbebani.
"Fasilitas RS di DKI Jakarta sudah hampir terpakai, baik ICU maupun isolasi. Tentunya pak Gubernur nanti akan mengambil langkah-langkah berikutnya," tuturnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Jakarta Timur Uus Kuswanto mengatakan satu Kecamatan yang jumlah kasus terkonfirmasinya tinggi yakni Kecamatan Duren Sawit dengan total kasus terkonfirmasi positif sebanyak 852 kasus.
• Kasus Positif Covid-19 Fluktuatif, PSBB Kabupaten Bogor Diperpanjang hingga 10 September 2020
Sedangkan untuk status Kota Jakarta Timur sendiri, saat ini kembali memasuki zona merah setelah sempat beberapa pekan berada di zona oranye.
"Untuk status Jakarta Timur naik turun, kalau sekarang zona merah.
"Sebelumnya sempat keluar dari zona merah. Tapi sekarang jadi zona merah lagi," kata Uus.
Atasi Penularan Covid-19 Tak Cukup dengan Tes PCR Massal
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menilai, mengatasi penularan Covid-19 tidak cukup dengan tes massal PCR massal.
Dia lalu menyoroti pernyataan Pemprov DKI Jakarta yang mengklaim tes PCR terus ditingkatkan, namun seakan sudah maksimal sebagai upaya pencegahan yang dikerjakan.
“Pemeriksaan PCR hanya untuk menemukan pasien yang mempunyai virus di tubuhnya.
• Ternyata Ada 30 Narapidana Kuliah Gratis di Unis Tangerang, Begini Penjelasan Rektor
"Masalah pelik adalah ternyata pemeriksaan PCR hanya mampu menangkap 60 persen penderita,” kata Gilbert berdasarkan keterangan yang diterima pada Kamis (3/9/2020).
Gilbert menganalogikan, dari 10 pasien yang terinfeksi Covid-19 saat diperiksa dengan metode PCR, maka hanya enam orang yang ditemukan virusnya.
Padahal empat orang yang hasil tes negatif akan menularkan ke orang lain karena merasa dirinya tidak ada virus.
• Akhirnya Tiga Pelaku Spesialis Pencurian Sepeda di Perumahan Mewah Diringkus Polisi
“Seandainya sebanyak 10 juta penduduk Jakarta diperiksa, akan ditemukan 500.000 penderita yang positif Covid-19 bila positivity rate lima persen.
"Jadi, yang harus disadari adalah ternyata ada 333.000 penderita yang hasil tesnya negatif, dan berkeliaran karena merasa sehat,” ujar mantan Wakil Rektor Akademik UI ini.
Menurutnya, dari contoh itu terungkap bahwa pemeriksaan laboratorium tidak mencegah penularan.
• Sensus Penduduk di Grogol Petamburan Dimulai, RT RW Dilibatkan untuk Cocokan Data
Sekalipun total populasi diperiksa PCR, tetap akan ada 333.000 penderita yang tidak terdeteksi.
“Jadi tidak ada gunanya memperbanyak pemeriksaan. Ini yang menjelaskan kenapa ditemukan kasus yang demikian banyak di DKI, walau dilakukan tes yang disebutkan melebihi standar WHO.
"Sekalipun seluruh penduduk dites, tidak akan ada gunanya,” ungkapnya.
• Punya Cucu, Kurniahu Gideon Sebut Tak Berniat Bangun Dinasti Bulu Tangkis di Keluarganya
Gilbert lalu menyarankan kepada Pemprov DKI Jakarta untuk mengawasi orang yang tidak memakai masker di tempat umum secara terus menerus.
Kata dia, hal itu dilakukan sampai vaksin ditemukan atau kasusnya hilang.
“Apa yang terjadi saat ini di DKI adalah mengawasi pelanggar di jalan protokol, bukan di kawasan yang padat penduduk, gang sempit, pasar tradisional dan kawasan pemukiman strata social bawah lainnya,” katanya.
• Sudah 3.000 Pelaku UMKM Kabupaten Bogor Daftar untuk Dapat Bantuan Pemerintah, Begini Caranya
“Lalu menurunkan petugas/ASN sesaat ke pasar sebanyak 5000 orang tidak ada gunanya, seakan-akan sudah bekerja maksimal.
"Harus dikerjakan/diawasi terus hingga kasus hilang atau vaksin ditemukan.
"Kemudian memberdayakan RT dan RW (sebagai supervisor/pengawas) dan memberi insentif yang sesuai akan menurunkan angka penularan secara drastis,” tambahnya.
• Gideon Badminton Hall Beri Angin Segar untuk Dunia Bulu Tangkis Nasional, Berikut Alasannya
Sebelumnya, kasus harian Covid-19 di DKI Jakarta kembali menembus rekor pada hari Kamis (3/9/2020) ini.
Dalam sehari, kasus baru bertambah 1.406 orang, dan angka ini diklaim tertinggi sejak virus corona ditemukan di Ibu Kota pada awal Maret 2020 silam.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, dari 1.406 orang itu, sebanyak 270 orang merupakan akumulasi data dari hari sebelumnya atau Selasa (2/9/2020).
• Tingkat Penyebaran Covid-19 Cukup Tinggi, Ade Yasin Sebut Pemkab Bogor Minta Warga Taati Protokol
Kemudian, 71 orang di antaranya adalah pekerja migran Indonesia yang sedang dikarantina di RS Darurat Wisma Atlet dan warga domisili luar Jakarta. (abs/faf)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/m-anwar-1501.jpg)