Polsek Ciracas Diserang
Pangdam Jaya Minta Maaf Soal Penyerangan Polsek Ciracas: Itu Oknum, Masih Banyak TNI yang Baik
Masyarakat datang guna menerima biaya ganti rugi dan santunan yang diserahkan langsung oleh Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman.
Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Dian Anditya Mutiara
WARTAKOTALIVE.COM, CIRACAS -- Posko pengaduan korban pemukulan dan perusakan di malam terjadinya pembakaran Mapolsek Ciracas, Sabtu (29/8/2020) lalu, mendatangi Koramil Kramat Jati, Jalan Raya Bogor, Ciracas, Jakarta Timur.
Masyarakat datang guna menerima biaya ganti rugi dan santunan yang diserahkan langsung oleh Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman.
Dudung menemui dan berbincang kepada masyarakat korban perusakan yang sejak pukul 07.30 WIB telah mendatangi koramil.
• Setelah Perusakan Mapolsek Ciracas, Warga Berdatangan Bikin SKCK Di Mapolsek Ciracas
Ia menanyakan terkait luka yang diderita serta kerusakan yang dialami.
Setelah mendengar keluh kesah masyarakat, Pangdam secara resmi meminta maaf kepada para korban.
"Seperti yang disampaikan pimpinan, kami meminta maaf. Ini kan ulah oknum. Masih banyak TNI yang baik," kata Dudung kepada masyarakat di lokasi, Rabu (2/9/2020).
Dudung menyatakan kepada para korban agar tidak perlu khawatir terkait biaya rumah sakit maupun perbaikan kendaraan yang hancur akibat ulah oknum TNI.

Para korban bakal mendapatkan santunan beserta penggantian hingga kerugian yang dialami bisa dikembalikan seperti semula.
"Bapak dan Ibu tidak perlu khawatir, kami akan mengganti semuanya. Kalau mobilnya rusak, silahkan dibawa ke bengkel terbaik di Jakarta. Akan kami bayarkan perbaikannya," ucap Dudung.
Posko Pengaduan akan dibuka hingga 3 hari kedepan.
Bagu masyarakat yang belum terdata dan mengalami kerugian di malam pembakaran Mapolsek Ciracas, Sabtu (29/8/2020) lalu, bisa langsung mendatangi Koramil 05 Kramat Jati, Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur.
Polisi Dalami Kemungkinan Keterlibatan Warga Sipil Dalam Kasus Penyerangan Mapolsek Ciracas
WARTAKOTALIVE.COM, SEMANGGI - Terkait kasus penyerangan oleh sekelompok oknum prajurit TNI, Sabtu (28/8/2020) lalu, Polda Metro Jaya juga mendalami kemungkinan adanya warga sipil yang terlibat dalam pelaku penyerangan.
"Dari Polda Metro Jaya sendiri, masih mendalami, apakah ada kemungkinan keterlibatan orang sipil dalam penyerangan itu, atau tidak. Jadi nanti ada domainnya Polda Metro dan juga Denpom. Kita tunggu saja dulu semua penyelidikannya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Mapolda Metro Jaya, Senin (31/8/2020).
Sementara untuk oknum anggota TNI yang menjadi pelaku penyerangan, akan ditangani oleh Denpom.
Kasus ini katanya ditangani oleh tim gabungan TNI-Polri masih terus bekerja.
Untuk sementara ada 12 orang oknum TNI yang diduga pelaku penyerangan dan sudah ditahan di Denpom Jaya. Sementara pelaku lainnya masih didalami.
"Kemarin sudah disampaikan bahwa asal terjadinya pengerusakan ini karena adanya informasi dari oknum TNI Prada MI. Yang bersangkutan telah ditangani oleh Denpom," kata Yusri.
Menurutnya Prada MI menyebarkan berita lewat aplikasi smartphone kalau ia dianiaya oleh seseorang, sehingga menimbulkan kemarahan rekan-rekannya.
"Padahal dari olah TKP, Prada MI mengalami kecelakaan tunggal jatuh dari sepeda motor di Arundina, Cibubur, Jakarta Timur," ujar Yusri.
Menurut Yusri dalam penyelidikan, yang pelakunya dari oknum anggota TNI akan ditangani Denpom Jaya.
• Tiga Korban Penyerangan Oknum TNI di Ciracas Dipindahkan ke RSPAD Gatot Subroto, Ini Alasannya
"Dari Polda Metro Jaya sendiri, masih mendalami, apakah ada kemungkinan keterlibatan orang sipil dalam kasus itu. Jadi nanti ada domainnya Polda Metro dan juga Denpom. Kita tunggu saja dulu semua penyelidikannya," kata Yusri.
Ia mengatakan dari pendataan pihaknya serta laporan masyarakat, sampai saat ini setidaknya ada 6 warga sipil yang turut menjadi korban penyerangan oknum TNI di Ciracas, namun menjalani rawat jalan dan tidak dirawat inap.
"Ada 6 korban dari warga, tapi hanya rawat jalan, setelah diberi pengobatan. Mereka sudah kembali ke rumah. Jadi yang dirawat karena kasus ini, sementara cuma 3 orang yakni dua anggota polri dan 1 sipil yaitu kru ANTV," kata Yusri.
• Belum Dimulai Job Fair Virtual Kota Tangerang Dikeluhkan Masyarakat, Proses Registrasinya Sulit
Selain warga sipil, kata Yusri beberapa anggota polisi lainnnya juga ada yang terluka dan menjadi korban, tetapi tidak dirawat inap.
"Jadi, anggota polri pun juga sama. Ada beberapa yang luka termasuk anggota lantas, tapi hanya rawat jalan," ujarnya.
Yusri menjelaskan untuk tiga orang korban penyerangan yang sebelumnya dirawat di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, akhirnya dipindahkan ke RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat sejak Minggu (31/8/2020).
• Ternyata Sejak 10 Juni 2020 Pramugari Siwi Widi Cabut Laporan Polisi Kasus Pencemaran Nama Baiknya
Pemindahan dilakukan agar perawatan dan pemulihan terhadap ketiganya lebih maksimal terutama saat memberikan keterangan atau kesaksian ke penyidik saat peristiwa terjadi.
Tiga korban yang masih dirawat inap itu ialah, dua orang anggota Polri dan satu orang warga sipil, yakni kru tim media televisi nasional Anteve.
Menurut Yusri, saat ketiganya dirawat di RS Polri, Kramatjati, mereka sempat dijenguk oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa bersama Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono, Minggu (30/8/2020).
• Polisi Gerebek Ladang Ganja di Tangerang, 47 Tanaman Pohon Ganja Disita
"Hari Minggu kemarin pak KSAD dan pak Wakapolri sudah menjenguk ketiganya, bersama Kapolda Metro di RS Polri, Kramatjati. Dan diambil keputusan ketiga korban dipindahkan ke RSPAD Gatot Subroto untuk mendapatkan perawatan intensif. Kemarin juga sudah langsung dipindahkan ketiganya ke RSPAD," papar Yusri di Mapolda Metro Jaya, Senin (31/8/2020).
Ketiga korban kata Yusri mengalami luka-luka yang berbeda masing-masingya.
"Ada yang di matanya, kemudian juga luka di badannya. Semua karena pemukulan," katanya.
Yusri mengatakan penyelidikan kasus ini oleh tim gabungan TNI Polri masih terus dilakukan.
• Sepeda Motor Sering Masuk Tol Japek via GT Bekasi Timur, Ternyata Begini Penjelasannya
Untuk sementara ada 12 orang oknum TNI yang diduga pelaku penyerangan ditahan di Denpom Jaya. Sementara pelaku lainnya masih didalami.
"Kemaren sudah disampaikan bahwa asal terjadinya pengerusakan ini karena adanya informasi dari oknum TNI Prada MI. Yang bersangjutan telah ditangani oleh Denpom," kata Yusri.
Menurutnya Prada MI menyebarkan berita lewat aplikasi smartphons kalau ia dianiaya oleh seseorang, sehingga menimbulkan kemarahan rekan-rekannya.
• BREAKING NEWS: Giliran 88 Karyawan Pabrik Spare Part Mobil di Cikarang Terpapar Corona
"Padahal dari olah TKP, Prada MI mengalami kecelakaan tunggal jatuh dari sepeda motor di Arundina, Cibubur, Jakarta Timur," ujar Yusri.
Menurut Yusri dalam penyelidikan, yang pelakunya dari oknum anggota TNI akan ditangani Denpom Jaya.
"Dari Polda Metro Jaya sendiri, masih mendalami, apakah ada kemungkinan keterlibatan orang sipil dalam kasus itu. Jadi nanti ada domainnya Polda Metro dan juga Denpom. Kita tunggu saja dulu semua penyelidikannya," kata Yusri.
• Ramalan Zodiak Keuangan Senin 31 Agustus 2020 Virgo dan Scorpio Uang Cukup, Leo Kurang Uang
Sebelumnya Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa mengakui ada sejumlah warga sipil yang menjadi korban dalam penyerangan itu.
Karenanya ia menjenguk korban penyerangan di Polsek Ciracas, Jakarta Timur yang kini dirawat di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur.
Andika pun meminta maaf atas insiden yang dilakukan oknum anggota TNI itu.
• Pelaku Penyerangan di Ciracas, Diduga Juga Tusuk Dua Warga di Terminal Kampung Melayu
"Saya ingin menyampaikan permohonan maaf atas tindakan brutal oknum prajurit angkatan darat," kata Andika.
Ia mengaku kecewa atas tindakan prajuritnya yang menimbulkan korban baik warga sipil maupun poliis. Menurutnya, kerja keras TNI bersama Polri dirusak oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab.
"Kerja keras bersama Polri di lapangan untuk membantu masyarakat, dirusak oleh oknum oknum yang merasa mereka bisa melakukan apa aja," ujarnya.
• Kronologi Terpidana Mati Aulia Kesuma Ajukan Banding ke Pengadilan Tinggi DKI, Ini Kata Kuasa Hukum
Andika Perkasa memastikan akan terus mengawal penanganan kasus perusakan Polsek Ciracas dan Polsek Pasar Rebo, Jakarta Timur, rermasuk perihal ganti rugi atas perusakan tersebut.
"Kami mohon maaf atas kejadian tersebut dan kami akan mengawal agar ada tindak lanjut, termasuk memberikan ganti rugi," kata Andika dalam jumpa pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (30/8/2020).
Andika mengungkapkan ganti rugi tersebut untuk korban luka ataupun kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan. "Juga terhadap biaya perawatan rumah sakit maupun kerusakan kerusakan yang ditimbulkan oleh para pelaku," ujarnya.
• Ibu Korban Memiliki Firasat Anaknya Hanyut di Sungai Cisadane, Berikut Kronologinya
Perusakan Polsek Ciracas sendiri diawali oleh seorang oknum TNI, Prada MI, yang menyebarkan berita bohong bahwa dirinya dikeroyok.
Namun, setelah diselidiki lebih lanjut, Prada MI ternyata mengalami kecelakaan tunggal.
Dalam hal ini tim gabungan TNI-Polri sudah melakukan penyelidikan dan mengamankan 12 pelaku. Tiga diantaranya sudah mengaku sebagai pelaku penyerangan.

Oknum TNI Rusak dan Bakar Mapolsek Ciracas, Penyakit Kambuhan yang Tidak Pernah Diobati dengan Baik
Perusakan dan pembakaran Mapolsek Ciracas, Jakarta Timur, pada Sabtu (29/8/2020) dini hari, berbuntut panjang.
Sejumlah anggota TNI terlibat dalam aksi perusakan dan terancam sanksi pemecatan.
Pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, terlibatnya anggota TNI dalam kasus semacam itu bukanlah yang pertama kali.
• Viva Yoga Mauladi Bilang Tak Mudah Bangun Identitas Partai, Apalagi Bukan PAN Orisinil
"Ini kan penyakit kambuhan, berulang terus dan tidak pernah diobati dengan baik."
"Kita memang harus mengakui bahwa para prajurit, baik TNI maupun Polri, dicetak untuk bermental juara."
"Di mana kesalahan dan kekalahan adalah hal yang dianggap sangat memalukan," ujar Khairul ketika dihubungi Tribunnews, Senin (31/8/2020).
• KSAD Gandeng BNN untuk Cek Kemungkinan Prada MI Sebarkan Hoaks karena Terpengaruh Narkoba
Selain itu, Khairul menilai pemicu hal ini ada di dalam 'rumah' mereka sendiri atau internal masing-masing.
Menurutnya, ada beberapa hal yang membuat rendahnya penghormatan anggota TNI kepada pihak lain.
Hal tersebut antara lain egosektoral, superioritas, kebanggaan, hingga jiwa korsa yang dipompa berlebihan.
• PAN Reformasi Diprediksi Bernasib Seperti Partai Rhoma Irama Jika Cuma Andalkan Ketokohan Amien Rais
"Di lingkungan TNI, egosektoral, superioritas, kebanggaan dan jiwa korsa yang dipompa berlebihan."
"Yang kemudian berekses rendahnya penghormatan dan hadirnya ketidaksukaan pada pihak lain," ulasnya.
Oleh karenanya, selain pembenahan kurikulum dan doktrin di lembaga pendidikan, Khairul menilai kunci pembenahan masalah ini ada pada pembenahan praktik-praktik kepemimpinan.
• Luhut Pandjaitan: Kalau Resesi Terjadi, Itu Bukan Akhir Segalanya
Terutama, bagi para pimpinan atau perwira di lapangan.
"Merekalah yang mestinya paling dulu menerapkan kedisiplinan, kepatuhan dan kesadaran untuk tidak melakukan tindakan yang memalukan dan merusak nama baik korps."
"Dan ini akan menjadi teladan bagi para personel di bawahnya," tuturnya.
• KRONOLOGI Adik Ipar Edo Kondologit Tewas di Sel Versi Polisi, Sempat Dianiaya Tahanan Lain
Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa tak mau menerima alasan apapun dari para perusak Mapolsek Ciracas.
Menurut Andika, tersulutnya emosi para pelaku adalah tanggung jawab masing-masing.
"Kalau soal tersulut, itu adalah tanggung jawab masing-masing prajurit."
• Ini Penyebab Irjen Napoleon Emosi Saat Rekonstruksi Kasus Penghapusan Red Notice Djoko Tjandra
"Kita tidak mau terima, mau tersulut apa kek."
"Yang jelas mereka melakukan tindakan apa, ya tanggung jawab," ujar Andika dalam konferensi pers di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Minggu (30/8/2020).
Dia mengatakan pihaknya masih melakukan pemeriksaan, namun berbagai alasan yang dikemukakan para pelaku tidak akan membuat perbedaan.
• Megawati Lebih Bangga Punya Anak Buah Seperti Risma Ketimbang Dikasih Emas dan Berlian
Selain itu, Andika menilai pihaknya tidak bisa menolerir perbuatan perusakan yang merugikan masyarakat sipil dan anggota kepolisian tersebut.
Apalagi jika para pelaku beralasan tertipu oleh Prada MI.
Prada MI memang awalnya mengaku dikeroyok meski pada akhirnya diketahui jatuh sendiri saat berkendara berdasarkan rekaman CCTV.
• Disindir Megawati, Deklarator KAMI: Emang Pengin Jadi Presiden Enggak Boleh? Gini Aja Enggak Ngerti
"Soal apa yang dikatakan oleh a, b, c, d, e masih dalam pemeriksaan dan enggak ada hubungannya."
"Yang jelas apa yang mereka lakukan, itu saja."
"Mau mereka ketipu, mau enggak, salah sendiri. Kami tidak akan menolerir lagi."
"Tidak boleh kejadian seperti ini terjadi lagi dan mereka harus bayar," tegas Andika.
Kemungkinan Terpengaruh Narkoba
KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan pihaknya masih terus menelusuri alasan Prada MI menyebarkan berita bohong yang berujung pada oknum-oknum TNI merusak Mapolsek Ciracas.
"Jadi kalau soal substansi memang kita sedang telusuri lebih dalam," ucap Andika.
Namun, Andika menegaskan apapun alasannya nanti yang terungkap, aksi perusakan sudah terjadi.
• Dikirimi Foto Jaksa Pinangki Pakai Rompi Tahanan, Boyamin Saiman Tetap Tak Puas
Oleh karena itu, dia menegaskan tak akan ada toleransi terhadap aksi tersebut.
Di sisi lain, Andika juga mendalami kemungkinan apakah tindakan itu terkait pengaruh narkoba.
Pihaknya akan menelusuri semua kemungkinan, termasuk dengan melibatkan Badan Narkotika Nasional (BNN).
• Polisi Doakan Hadi Pranoto Cepat Sembuh Biar Segera Diperiksa, 3 Kali Tak Datang Dijemput Paksa
"Apakah ada pengaruh narkoba atau tidak, terus kami kembangkan semuanya."
"Kami tidak menutup semua yang mungkin terjadi."
"Kami lakukan pemeriksaan semuanya dan melibatkan banyak pihak, bukan hanya internal kami, sampai BNN pun kami turunkan."
• Isu Pembentukan Parpol Baru, Sekjen PAN: Amien Rais Cinta Partai yang Didirikannya
"Jadi kami ingin memastikan ya apa yang terjadi."
"Sementara kita mencari motivasi awalnya, tapi tidak kemudian membatalkan tindakan kekerasan main hakim sendiri yang menimbulkan korban, kerugian," paparnya.
Ditahan di Pomdam Jaya
KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan, 12 oknum prajurit TNI yang terlibat perusakan dan pembakaran mAPolsek Ciracas telah ditahan di Polisi Militer Kodam Jaya (Pomdam Jaya), Guntur, Jakarta Selatan.
"Jadi 12 orang ini ditahan di Polisi Militer Kodam Jaya Pomdam Jaya di Guntur," jelas Andika.
Andika menegaskan akan menahan semua pihak yang terlibat dalam perusakan dan pembakaran Mapolsek Ciracas.
• Demi Biayai Pengobatan Ayah, Dara Cantik Lulusan Beijing Ini Rela Keliling Mencukur Rambut Pelanggan
Termasuk, 19 orang lainnya yang akan menjalani pemanggilan.
"Semua yang kita panggil hari ini pun akan langsung kita tahan dan mereka akan kita tempatkan sesuai dengan kebutuhan," terangnya.
Menurutnya, penahanan tak hanya akan dilakukan kepada mereka yang berstatus tersangka, yang tidak berstatus tersangka pun akan ditahan.
• DAFTAR Juara Community Shield, Arsenal Salip Liverpool
"Tersangka atau tidak, yang jelas mereka langsung kami tahan," ucapnya.
Termasuk kepada Prada MI.
Prada MI disebut Andika juga akan ditahan.
• Irjen Napoleon Bonaparte Bantah Terima Duit dari Djoko Tjandra, Polri Bilang Tak Kejar Pengakuan
Hanya saja saat ini yang bersangkutan masih berstatus terperiksa dan menjalani perawatan di rumah sakit.
"Prada MI sudah jelas, dia adalah salah satu dari mereka."
"Dan sejauh mana ya kita kan, tapi mereka kan sudah ditahan."
• Misbakhun: Kalau Kita Selamat karena Dibiayai Utang, Ya Enggak Apa-apa
"Prada MI sudah di tangan kita walaupun masih dirawat di Rumah Sakit TNI Angkatan Darat, tetapi statusnya adalah termasuk yang terperiksa," imbuh Andika.
Tempat penahanan mereka pun tidak akan diarahkan semuanya ke Pomdam Jaya. Andika mengatakan mereka akan ditempatkan sesuai kebutuhan.
"Jadi tidak hanya di Pomdam Jaya saja. Kita punya beberapa tempat, ada pusat militer Angkatan Darat di sini di dekat Gambir, ada lagi di beberapa tempat lagi."
• Panglima TNI: Tiga Orang Mengaku Merusak Sepeda Motor di Mapolsek Ciracas Setelah Diperiksa Denpom
"Kami akan tempatkan sesuai dengan kebutuhan," cetusnya.
Andika juga tengah mendalami adanya penggunaan senjata api (senpi) hingga airsoft gun dalam kasus perusakan dan pembakaran Mapolsek Ciracas.
Hal itu bermula dari adanya laporan seorang korban yang mengaku terkena luka tembak kepada Komandan Kodim, saat berada di tempat kejadian perkara (TKP).
• Mapolsek Ciracas Diserang, Panglima TNI: Jangan Mudah Terhasut Berita yang Belum Tentu Benar
"Nah, hubungannya dengan menggunakan pistol, jadi Komandan Kodim di TKP itu didatangi."
"Begitu terjadi didatangi salah satu korban, korban itu menunjukkan 'Pak saya ditembak', ditunjukkan lukanya kepada Komandan Kodim," beber Andika.
Namun, luka yang ditunjukkan, kata Andika, bukan menyerupai luka dari senpi.
• Hendardi Minta Penyerang Mapolsek Ciracas Diadili di Peradilan Umum
Pihaknya pun belum bisa memastikan hal tersebut. Karena itu Andika mengatakan akan mengunjungi korban.
"Nah, lukanya ini begitu dilihat bukan luka tembakan senjata api kira-kira."
"Kami belum pasti juga, kami akan datangi RS Polri di Kramat Jati."
• Dua Polisi Luka di Kepala dan Punggung Usai Mapolsek Ciracas Diserang dan Dibakar
"(korban) Yang juga salah satu media kena serpihan, nah serpihan itu dari peluru apa," ungkapnya.
Hanya saja, Andika mengatakan berdasarkan penglihatan Komandan Kodim di lokasi tatkala itu, luka korban seperti berasal dari peluru airsoft gun.
"Tapi kalau dilihat secara kasar dengan mata oleh Komandan Kodim, lukanya itu kecil seperti peluru dari airsoft gun, bukan dari senjata api," imbuhnya.
• Yang Menyeberang ke PAN Reformasi Diprediksi Cuma Loyalis Amien Rais, Kader Lainnya Sudah Nyaman
Dia memastikan pihaknya tak akan berhenti dalam melakukan penyelidikan untuk memastikan semua pihak yang terlibat dapat bertanggung jawab atas perbuatannya.
"Kita tidak akan berhenti di sini. Itu kan baru salah satu, kita akan terus."
"Makanya kunci keberhasilan dari ini adalah dukungan dari warga masyarakat, dari prajurit Angkatan Darat yang lain atau dari siapapun."
"Supaya mereka yang melakukan dan terlibat apapun perannya bisa kita bawa ke dalam proses hukum," tuturnya. (Abs/bum/Vincentius Jyestha)