Virus Corona
Pastikan Tidak Ada Pegawai yang Terpapar Covid-19, Kantor BMKG Akan Kembali Beroperasi Senin Depan
"Kantor BMKG Pusat kembali melakukan aktivitas mulai tgl 24 Agustus 2020 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan..."
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Fred Mahatma TIS
WARTAKOTALIVE.COM, KEMAYORAN - Setelah dilakukan sterilisasi dan menunggu hasil swab para pegawainya, kantor Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) akan beroperasi kembali pada Senin (24/8/2020) mendatang.
Hal ini disampaikan melalui keterangan resmi BMKG, Jumat (21/8/2020), di mana sejak penutupan sementara kantor BMKG dan pemberlakuan WFH pengawai selama satu minggu, kini kantor BMKG kembali beroperasi.
"Kantor BMKG Pusat kembali melakukan aktivitas mulai tgl 24 Agustus 2020 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan," kata Kabag Humas BMKG Taufan Maulana, Jumat (21/8/2020).
• Sembuh dari Covid-19, Tujuh Pegawai BNNK Jakarta Utara Kembali Bekerja
• Meski Tak Ada Batasan Jam Kampanye Online Pilkada Depok, Calon Harus Daftarkan Akun Medsos ke KPU
Dikatakan Taufan, seperti yang telah dirilis, sebelumnya, di Kantor BMKG Pusat Kemayoran telah dilakukan rapid test beberapa kali untuk memonitor perkembangan kesehatan para pegawai.
Tes terakhir di kantor pusat BMKG dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus 2020. Hasil test ini menunjukkan bahwa sejumlah pegawai terkonfirmasi reaktif.
Usai melakukan rapid test (screening), sejumlah pegawai melanjutkan swab test untuk dijadikan acuan utama apakah pegawai tersebut terkonfirmasi covid 19.
"Didapatkan hasil swab, setelah menunggu 3-5 hari, sejumlah pegawai dinyatakan Negatif atau tidak terkonfirmasi covid 19," katanya.
Operasional tetap berjalan
Selama masa tutup untuk sterilisasi, BMKG tetap melakukan kegiatan operasional pengamatan meteorologi, klimatologi dan geofisika melalui sistem Internet of Things (IoT) sehingga prakiraan/prediksi dan peringatan dini tetap terus terjaga dan tersebar ke masyarakat luas secara digital dan real time.
Seperti sistem monitoring dan peringatan dini cuaca, iklim, dan kualitas udara dilakukan dengan mekanisme WFH. Namun tetap melalui sistem digital dan online.
Sementara untuk sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami BMKG telah menyiapkan back up penuh dengan mengoptimalkan sistem yang telah terintegrasi di Kantor BMKG Balai Besar MKG Wilayah III, Denpasar, Provinsi Bali.
31 Karyawan reaktif Covid-19
Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak 31 karyawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat dinyatakan reaktif Covid-19.
Akibat munculnya kasus itu, Kantor BMKG Pusat di Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat itu pun ditutup sementara.
Kepala Bagian Humas BMKG Taufan Maulana menjelaskan, 31 karyawan tersebut dinyatakan reaktif Covid-19 setelah dilakukan rapid test massal bersama Puskemas Kemayoran pada Rabu kemarin (12/8/2020).
• Undangan Resmi dari Sekretariat Presiden untuk Warga yang Mau Ikut Upacara HUT ke-75 RI
• Videp Breaking News: Diduga Ditembak, Pria Ditemukan Tewas di Depan Ruko Royal Gading Square
Puluhan karyawan yang reaktif Covid-19 itu langsung diperiksa lebih lanjut dengan melakukan swab test polymerase chain reaction (PCR).
"Perlu dilakukan tes selanjutnya untuk mengkonfirmasi secara lebih akurat hal tersebut. Melalui tes swab PCR yang hasilnya akan keluar 3 sampai dengan 5 hari ke depan," ujar Taufik saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (13/8/2020).
Saat ini, lanjut Taufik, kantor pusat BMKG sudah ditutup.
• Ideathonesia Online 2020, Tangkap Peluang Bisnis setelah Pandemi bagi Wirausaha Muda
Penutupan sementara itu selama sepekan ke depan terhitung mulai 13 Agustus sampai dengan 20 Agustus 2020.
Hal itu dilakukan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Selama penutupan tersebut, seluruh kegiatan operasional dan administrasi di kantor pusat BMKG akan dilaksanakan secara remote atau menerapkan sistem bekerja dari rumah (work from home/WFH).
"Langkah yang diambil adalah menutup sementara kantor dan melaksanakan WFH selama satu minggu ke depan bagi semua pegawai Kantor Pusat," kata Taufik.
• VIDEO: Kabaharkam Polri Pesan 3.000 Rompi Antipeluru Buatan Anak Bangsa
Kepala Puskesmas Kecamatan Kemayoran, Buana mengatakan, dalam tes massal tersebut pihaknya memeriksa 113 orang di kantor BMKG sebagai bagian dari Active Case Finding (ACF).
Hasilnya, sebanyak 31 peserta dinyatakan reaktif Covid-19 dan langsung menjalani uji swab PCR.
"Sebanyak 31 pegawai BMKG yang kami cek kemarin hasil rapidnya reaktif. Kami anjurkan mereka isolasi mandiri sambil menunggu hasil swab," kata Buana.
• Cerita Oscar Lawalata yang Akhirnya Memutuskan Jadi Perempuan. Sang Ibu Pun Menerima Keputusannya
Mereka pun diminta untuk melakukan isolasi mandiri selama menunggu hasil pemeriksaan.
Pemetaan 90 klaster perkantoran
Sebelumnya Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 memetakan terdapat 90 klaster perkantoran terkait penyebaran Virus Corona penyebab Covid-19 di wilayah DKI Jakarta hingga 28 Juli 2020.
Pasalnya, sebelum pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), jumlah kasus terkonfirmasi positif di perkantoran terdapat 43 orang, setelah 4 Juni hingga 28 Juli atau 7,5 pekan kasus Covid-19 bertambah 416 orang atau 9,6 kali lebih tinggi.
Satgas Penanganan Covid-19 membeberkan klaster perkantoran di wilayah DKI Jakarta menyumbangkan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sebesar 459 kasus atau sekitar 3,60 persen sejak pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi fase I pada 4 Juni lalu.
• Wander Luiz Diperkirakan Tiba di Indonesia Jumat Ini, Langsung Menjalani Tes Swab dan PCR lagi
Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah menuturkan klaster perkantoran berada diurutan keenam penyumbang terbesar keseluruhan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang dapat dilacak di wilayah DKI Jakarta hingga akhir Juli ini.
“Kita haru paham klaster perkantoran menyumbangkan sekitar 3,6 persen kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di DKI Jakarta selama PSBB transisi ini,” kata Dewi saat memberi keterangan pers secara virtual, pada Rabu (29/7/2020).
Ihwal kasus yang melonjak di klaster perkantoran itu, dia menegaskan, disebabkan karena adanya penelusuran aktif atau active case findings (ACF) dari tim surveilans Pemerintah provinsi DKI Jakarta.
Berdasarkan data milik Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dia mengatakan, terdapat 3.567 kasus atau sekitar 28 persen berasal dari hasil penelusuran aktif.
“Dari ACF itu dilanjutkan dengan penelusuran kotan erat dengan total kasus 3.694 kasus atau sekitar 29 persen selama PSBB transisi,” kata dia.
• Benyamin Davnie Imbau Seluruh Elemen Masyarakat Jaga Pilkada Tangsel dari Polistik SARA
Berdasarkan pemetaan itu, kantor di lingkungan Pemerintah Daerah DKI Jakarta menyumbangkan klaster dengan jumlah kasus terbanyak yakni 34 klaster dengan 141 kasus terkonfirmasi positif Covid-19.
1. Lingkungan Kementerian mencatat 20 klaster dengan 139 kasus terkonfirmasi positif Covid-19.
2. Badan atau Lembaga mencatat 10 klaster dengan 25 kasus terkonfirmasi positif Covid-19.
3. Kantor di Lingkungan Pemda DKI mencatat 34 klaster dengan 141 kasus terkonfirmasi positif Covid-19.
4. Kepolisian mencatat 1 klaster dengan 4 kasus terkonfirmasi positif Covid-19.
5. BUMN mencatat 8 klaster dengan 35 kasus terkonfirmasi positif Covid-19.
6. Swasta mencatat 14 klaster dengan 92 kasus terkonfirmasi positif Covid-19.