Ponpes Ambruk

Keluarga Santri Korban Runtuhnya Ponpes Al Khoziny Ikhlas, Tolak Gugat

Keluarga santri korban rubuhnya musala ponpes Al Khozini ikhlas dan menolak gugat, polisi lanjutkan penyelidikan.

Dok. Basarnas Surabaya
EVAKUASI KORBAN - Proses evakuasi korban runtuhan mushala Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Minggu (5/10/2025). Keluarga korban ikhlas tak mau menggugat 

WARTAKOTALIVE.COM - Keluarga santri yang tewas dalam tragedi runtuhnya musala Ponpes Al Khozini, Sidoarjo, menunjukkan keikhlasan dan menolak menyalahkan pihak ponpes, meski polisi tetap membuka penyelidikan.

Keluarga santri Moh Royhan Mustofa (17) asal Bangkalan menyatakan ikhlas menerima kematian anaknya.

“Saya ikhlas dengan setulus hati, itu musibah dari Allah. Bagaimanapun, insya Allah anak saya Syahid,” ujar ayah almarhum, Syukur, seusai prosesi pemakaman Senin (6/10/2025).

Hal serupa disampaikan keluarga korban lainnya, Rafi Catur Okta Mulya (17), yang ditemukan tewas dalam posisi sujud memeluk temannya di reruntuhan ponpes.

Kakak korban, Novita Tri Endah (26), awalnya sulit menerima kepergian adiknya, namun perlahan mulai ikhlas setelah mengetahui kondisi Rafi saat kejadian.

"Awalnya syok enggak terima, kenapa harus adikku? Salah kah dia nyelametin anak juga? Masih sempat-sempatnya loh dia nyelametin orang dalam waktu keruntuhan begitu," jelasnya.

Baca juga: Istri Ridwan Kamil Gemas pada Pengelola Ponpes Al Khoziny, Orangtua Santri: Ini Musibah dari Allah

"Posisi adikku juga Dekat pintu keluar pokoknya, harus nya bisa, aku mikirnya dalam akal sehatku bisa keluar. Mungkin dia terlalu khusyuk salat, jadinya enggak dengerin ya," tambahnya.

Oleh karena itu, Novia berharap, ponpes bisa memperhatikan bangunan yang digunakan untuk para santri belajar.

Agar tragedi yang mengancam nyawa tidak terjadi kembali ke depannya.

"Kalau aku sendiri sama keluarga ikhlas, cuma ingin tahu kejadiannya seperti apa detailnya begitu. Karena dari pihak sini bilangnya seperti ini, di sana seperti itu, jadinya kan simpang siur," tutupnya.

Di bagian lain, keluarga Muhammad Sholeh bin Abdurrahman (22 tahun), santri asal Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka yang tewas dalam tragedi itu, justru mengembalikan uang santunan dari pihak ponpes. 

Baca juga: 61 Jenazah Ditemukan dalam Kondisi Utuh setelah Tertimbun Musala Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo Jatim

Dewan Pengasuh Pesantren Al Khoziny, KHR Muhammad Ubaidillah Mujib mengatakan, uang santunan yang diberikan oleh keluarga Sholeh sebagai bagian dari duka cinta dan permintaan maaf.

“Kami turut berbela sungkawa. Semoga almarhum Sholeh wafat dalam keadaan husnul khatimah, karena meninggal saat shalat dan dalam posisi sebagai penuntut ilmu,” kata Mujib dalam keterangannya, dikutip Senin (6/10/2025).

Dalam keterangannya, tidak disebutkan berapa nominal santunan itu.

Namun, santunan itu awalnya diberikan sebagai biaya kargo pemulangan jenazah Sholeh ke kampung halaman.

Kendati begitu, uang tersebut dikembalikan lagi oleh Abdul Fattah, kakak kandung korban. Alasannya, karena ingin mengharap rida dari kiai dan guru di pesantren.

“Kami tidak mau menerima santunan itu bukan karena apa-apa, hanya ingin mendapatkan ridanya kiai dan guru di pesantren. Semoga doa dan rida Beliau menjadi keberkahan bagi almarhum dan keluarga kami yang ditinggalkan,” kata Abdul Fattah.

Polisi Kumpulkan Barang Bukti

PENGHORMATAN TERAKHIR - Warga menurunkan peti jenazah Moh Royhan Mustofa (17) menuju mobil ambulans menuju komplek pemakaman umum setelah dishalatkan di Masjid Syaikhona Yahya di Kampung Karang Anyar, Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Senin (6/10/2025) sekitar pukul 23.00 WIB. Royhan berhasil diidentifikasi Tim DVI Polda Jatim setelah berhasil dievakuasi dari reruntuhan musala Ponpes Al Khoziny Buduran Sidoarjo Jawa Timur.
PENGHORMATAN TERAKHIR - Warga menurunkan peti jenazah Moh Royhan Mustofa (17) menuju mobil ambulans menuju komplek pemakaman umum setelah dishalatkan di Masjid Syaikhona Yahya di Kampung Karang Anyar, Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Senin (6/10/2025) sekitar pukul 23.00 WIB. Royhan berhasil diidentifikasi Tim DVI Polda Jatim setelah berhasil dievakuasi dari reruntuhan musala Ponpes Al Khoziny Buduran Sidoarjo Jawa Timur. (SURYA.co.id/Ahmad Faisol/M Taufik)

Sementara itu, Polda Jawa Timur (Jatim) mulai mengumpulkan sejumlah barang bukti dari reruntuhan mushala Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.

Sebelumnya, Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto memastikan ada proses penyelidikan dalam bencana Ponpes Al Khoziny Sidoarjo tetapi menunggu seluruh proses evakuasi tuntas.

Sumber: Surya
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved