Berita Nasional

Jokowi: Indonesia Diproyeksikan Jadi Negara yang Pemulihan Ekonominya Tercepat setelah China

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, perkembangan ekonomi dunia sekarang penuh ketidakpastian.

Twitter/@jokowi
Presiden menyatakan pemerintah mengalokasikan dana Rp677,2 triliun untuk percepatan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, perkembangan ekonomi dunia sekarang penuh ketidakpastian.

Sejumlah lembaga ekonomi kerap merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi di 2020 dan 2021.

"Artinya sekali lagi masih dengan penuh dengan ketidakpastian."

UPDATE 28 Juli 2020: 1.511 Pasien Positif Covid-19 Dirawat di RS Wisma Atlet, di Pulau Galang Sisa 6

"Meskipun di tahun 2021 IMF, Bank Dunia maupun OECD meyakini bahwa perekonomian akan mulai tumbuh positif di tahun 2021," kata Presiden dalam rapat terbatas yang membahas rancangan postur APBN Tahun 2021, Selasa (28/7/2020).

Menurut Presiden, sejumlah lembaga dunia seperti IMF, Bank Dunia, dan OECD memprediksi ekonomi dunia akan bangkit pada 2021 mendatang.

Perekonomian yang tumbuh minus di sejumlah negara akan menjadi positif.

59 Perkantoran Jadi Klaster Penyebaran Covid-19 di Jakarta, PDIP: Pengawasan Nyaris Tidak Ada

"Bahkan IMF memperkirakan ekonomi dunia akan, tumbuh 5,4%, ini sebuah perkiraan yang sangat tinggi menurut saya."

"Bank dunia 4,2, OECD 2,8 sampai 5,2%," katanya.

Bila perkiraan lembaga-lembaga tersebut benar, maka menurut Presiden pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di atas angka tersebut.

KISAH Petugas KPK Sakit Misterius Setelah Memantau di Jatiluhur, Dokter Tak Tahu Apa Penyakitnya

Karena, Indonesia menurutnya diproyeksikan menjadi negara yang pemulihan ekonominya tercepat setelah Tiongkok.

"Ini juga kalau proyeksi ini benar, saya kira patut kita syukuri," ucapnya.

Presiden Jokowi juga mengarahkan jajaran kabinetnya dalam menyusun postur APBN 2021.

Prabowo Mau Beli 15 Jet Tempur Eurofighter Typhoon Bekas, Biaya Perawatannya Rp 6,5 T per Tahun

Presiden meminta indikator ekonomi makro dikalkulasikan dengan cermat dan hati-hati.

"Harus optimis, tapi juga harus realistis dengan pertimbangkan kondisi dan proyeksi terkini," pinta Presiden.

Selain itu, menurut Presiden, dalam merancang postur APBN harus memperhatikan prioritas di 2021.

Cegah Penyebaran Covid-19, Anies Baswedan Ajak Warga Jakarta Beli Hewan Kurban Via Online

Juga, mempertimbangkan pelebaran defisit untuk APBN 2021 yang difokuskan dalam rangka pembiayaan kegiatan percepatan pemulihan ekonomi.

"Sekaligus penguatan transformasi di berbagai sektor."

"Terutama reformasi di bidang kesehatan, reformasi pangan, energi, pendidikan dan juga percepatan transformasi digital," paparnya.

Dua Orang Positif Covid-19, Pencari Suaka di Kalideres Minta Tanggung Jawab UNHCR

Presiden mengatakan, sumbangan APBN pada produk domestik bruto Indonesia hanya berkisar 14,5 persen.

Dengan demikian, di tengah situasi pandemi saat ini, pemerintah perlu mendorong belanja pemerintah, untuk menjadi daya ungkit perekonomian masyarakat yang diharapkan berimplikasi pada turut pulihnya sektor swasta dan UMKM.

"Dalam situasi krisis seperti ini, belanja pemerintah menjadi instrumen utama untuk daya ungkit."

Luhut Bilang Indonesia Harus Tiru Jerman Hadapi Covid-19, Kompak, Tidak Saling Menyalahkan

"Tapi juga agar sektor swasta dan UMKM bisa pulih kembali."

"Mesin penggerak ekonomi ini harus diungkit dari APBN kita yang terarah dan tepat sasaran," bebernya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku setiap hari sarapan angka laporan tentang perkembangan kondisi ekonomi di Indonesia.

Hal itu disampaikan Presiden dalam penyaluran dana bergulir untuk koperasi, dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (23/7/2020).

"Saya senang karena setiap hari saya itu dapat angka-angka."

 Polisi Sudah Telusuri Rute Pulang dari Kantor Hingga TKP, Kasus Kematian Yodi Prabowo Masih Misteri

"Setiap pagi sarapannya angka."

"Kalau bapak ibu mungkin sarapannya nasi goreng atau roti, kalau saya sarapannya angka-angka setiap hari," tutur Presiden.

Dari laporan yang ia baca, menurut Presiden pertumbuhan ekonomi sudah mulai membaik.

 BREAKING NEWS: Satu Warga Karawaci Tangerang Tewas Saat Rumahnya Kebakaran

Sejumlah sektor mulai bergeliat, salah satunya sektor konsumsi.

"Artinya mungkin peredaran uang yang ada di bawah karena ada BLT desa, ada bansos tunai, ada bansos sembako."

"Itu akan sangat mempengaruhi daya beli dan konsumsi rumah tangga, konsumsi masyarakat," katanya.

 Megawati Bakal Lakukan Regenerasi Total pada 2024, Minta PDIP Jadi Partai Pelopor dan Obor

Selain itu, menurut Presiden, ekspor juga naik dibanding periode Mei dan Juni.

Momentum dan kondisi tersebut menurut Presiden harus dijaga dan ditingkatkan.

"Momentum-momentum ini jangan kita lewatkan. Koperasi juga sama."

 Gugus Tugas Diubah Jadi Satgas Covid-19, Rahmat Effendi: Bekasi Sudah Lebih Dulu

"Saya ingin agar indikator-indikator yang tadi saya sampaikan itu juga diikuti gerakan koperasi secepat-cepatnya."

"Juga memberikan dorongan pinjaman kepada para pelaku-pelaku usaha, terutamanya pelaku UMKM," paparnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan, kondisi sekarang ini sangatlah sulit.

 Api yang Bakar Rumah di Karawaci dan Tewaskan Satu Orang Padam Setelah 4 Unit Damkar Turun Tangan

Pemerintah selain harus mengendalikan penyebaran Covid-19, juga harus menahan dampak ekonomi yang ditimbulkan.

"Kita tahu semuanya keadaan sekarang adalah keadaan yang tidak mudah."

"Keadaan yang sangat sulit, bagaimana mengendalikan Covid-19 dan ekonomi ini supaya berjalan beriringan, bukan hal yang mudah," papar Presiden.

 Kebakaran yang Tewaskan Wanita di Tangerang Bersumber dari Api Lilin untuk Sembahyang

Presiden mengatakan, perkembangan ekonomi global sangat dinamis.

Prediksi pertumbuhan ekonomi berubah-ubah karena kondisi yang tidak menentu.

Misalnya pada tiga bulan lalu ia menelepon Managing Director IMF Kristalina Georgieva, yang menyampaikan pertumbuhan ekonomi dunia akan minus 2,5 persen, dari sebelumnya plus 3-3,5 persen.

 Arief Poyuono Yakin Nama Prabowo Subianto Bakal Menguat pada 1,5 Tahun Jelang Pilpres 2024

Sementara, sebulan kemudian Presiden Bank Dunia David Malpass menyebut pertumbuhan ekonomi dunia akan minus 5 persen.

"Dua minggu yang lalu saya telpon OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) beda lagi."

"Pertumbuhan ekonomi dunia hanya akan tumbuh minus, tumbuh tapi minus 6 sampai minus 6 sampai minus 7,6 persen," ungkapnya.

 Harun Masiku Tak Bisa Dicegah ke Luar Negeri Lagi Tahun Depan, KPK Maksimalkan Pencarian 

Kondisi tersebut, menurut Presiden, menggambarkan setiap harinya kondisi perekonomian semakin sulit.

Hal yang sama juga dialami negara lain, misalnya Perancis akan minus 17 persen, Inggris minus 15 persen, Jerman minus 11 persen, Amerika minus 9,7 persen, Jepang minus 8,3 persen, Malaysia minus 8 persen, dan lainnya.

"Bayangkan, isinya hanya minus minus minus minus minus dan minusnya itu adalah dalam posisi yang gede-gede seperti itu."

 PDIP Akui Modal Simbolik Gibran Sebagai Anak Presiden dan Diberitakan Media Jadi Kampanye Gratis 

"Gambaran apa yang ingin saya sampaikan?"

"Bahwa setiap bulan selalu berubah-ubah, sangat dinamis, dan posisinya tidak semakin mudah tetapi semakin sulit," bebernya.

Sementara, Indoensia, menurut Presiden, pertumbuhan ekonominya akan minus di kuartal kedua, meski di kuartal pertama masih mencatatkan positif 2,97 persen.

 Meski Adik Korban Sudah Dobrak Pintu Kamar, Erci Tetap Tak Bisa Diselamatkan dari Kebakaran 

"Di kuartal kedua kita sudah akan jatuh minus. kita harus ngomong apa adanya."

"Bisa minus 4,3 persen sampai mungkin 5," paparnya. (Taufik Ismail)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved