Idul Adha
Dari 543 Tempat Penampungan Hewan Kurban, Baru 12 Lokasi yang Masuk Zona Merah, KPKP Tunggu Data
KPKP Jakarta Timur hingga kini belum menentukan jumlah tempat pemotongan hewan yang diperbolehkan untuk membuka operasional di tengah wabah Covid-19
Penulis: Rangga Baskoro |
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Rangga Baskoro
WARTAKOTALIVE.COM, CAKUNG - Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan atau Sudin KPKP Jakarta Timur hingga kini masih belum menentukan jumlah tempat pemotongan hewan yang diperbolehkan untuk membuka operasional di tengah wabah Covid-19.
Kasie Peternakan dan Kesehatan Hewan Sudin KPKP Jakarta Timur, Irma Budianyani menjelaskan pihaknya masih menunggu data dari gugus tugas penangan Covid-19 tingkat kelurahan.
"Yang bisa memetakan lokasi zona merah itu kan gugus tugas. Kami masih tunggu laporannya dari kelurahan," kata Irma saat dikonfirmasi, Jumat (3/2/2020).
• Begini Nyanyian Sendu Hastag Savesemanggicentercikokol yang Bikin Seniman Tangerang Pilu
Berdasarkan data tahun lalu, terdapat 543 tempat pemotongan hewan yang ada di Jakarta Timur.
Jumlah tersebut dipastikan akan berkurang lantaran pihaknya bakal melarang operasional tempat pemotongan hewan apabila tergolong berstatus sebagai zona merah.
"Jumlahnya akan berkurang karena kami tetap harus memastikan protokol pencegahan Covid-19 tetap dipatuhi oleh masyarakat," tuturnya.
• UPDATE, Pekerja Positif Corona di Pabrik PT Unilever Bertambah Menjadi 22 Orang
Sejumlah daerah telah melaporkan status kawasannya terhadap penyebaran Covid-19.
Berdasarkan data sementara, terdapat 12 lokasi yang tidak boleh beroperasi sebagai tempat penampungan hewan.
"Data sementara, ada 12 tempat penampungan hewan yang akan kami larang karena terletak di wilayah yang terdaftar masuk sebagai zona merah," ucap Irma.
• KPK OTT Bupati Kutai Timur Ismunandar, IPW: Ini Bisa Menjawab Keraguan Kinerja Komjen Firli
Berikut data sementara lokasi penampungan hewan menjelang Idul Adha 1441 Hijriah,
- Cipayung 63 lokasi, 0 zona merah
- Pasar Rebo 19 lokasi, 0 zona merah
- Kramat Jati 55 lokasi, 7 zona merah
- Makasar 48 lokasi, 0 zona merah
- Ciracas 57 lokasi, 0 zona merah
- Cakung 56 lokasi, 0 zona merah
- Jatinegara 47 lokasi, 2 zona merah
- Pulogadung 65 lokasi, 0 zona merah
- Matraman 28 lokasi, 3 zona merah
- Duren sawit 105 lokasi, 0 zona merah.
Pedagang Hewan Kurban di Kota Bekasi Mulai Menggelar Lapak, Berharap Omzet Meningkat meski Corona
Sejumlah pedagang hewan kurban mulai menggelar lapaknya di Jalan Pangeran Jayakarta, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, pada Sabtu (27/6/2020).
Ada mereka yang telah buka sejak Senin, 22 Juni 2020 maupun yang baru membangun lapaknya.
Pengamatan Wartakota, ada sekitar empat lapak pedagang hewan kurban yang berada di sepanjang jalan tersebut.

Mereka yang telah membuka lapaknya baru menjajakan sapi sedangkan kambing belum.
Sejumlah pedagang hewan kurban berharap agar penjualan tidak terkena dampak karena virus corona yang mempengaruhi kondisi ekonomi.
Omen, penanggungjawab salah satu lapak penjualan hewan kurban mengatakan lapaknya bernama Anwar Kurban telah buka sejak Senin, 22 Juni 2020 lalu.
• Dendam Utang Rp40 Juta Belum Dibayar, 2 Pemuda Habisi Gadis 20 Tahun, Mayat Dibuang ke Jurang
Ia sengaja membuka lebih awal agar pembeli lebih dahulu mengetahui jualannya.
"Iya kita awal-awal, karena kan persiapan dan biar pada tahu lebih awal terus jangka waktu jualannya panjang," kata Omen, kepada Wartakota, pada Sabtu (27/6/2020).
Omen menuturkan lapaknya menjual hewan kurban sapi dan kambing.
• Soal Pembakaran Bendera PDIP, Begini Kata Ketua DPC Kota Bekasi Tri Adhianto
Untuk sapi hewan di datangkan dari Bali, Kupang maupun Lombok.
Sementara harga sapi dibandrol mulai Rp 15 juta hingga 40 juta.
Sedangkan kambing mulai Rp 2,5 juta hingga Rp 6 juta.
• Fisioterapis Berpacu dengan Waktu di Lapangan, Harus segera Siap Dipanggil Wasit Tolong Pemain
"Kalau kambing belum datang, nanti biasanya pas sudah agak dekat.
"Karena kambing kan didatangkan dari wilayah deket, masih wilayah Jawa Barat kayak Bogor," ungkap dia.
Selama enam hari berjualan, sudah ada enam ekor sapi laku terjual.
• Aturan Protokol Kesehatan saat Idul Adha Disiapkan, Pembagian Daging Hewan di Bekasi Door to Door
Omen berharap agar penjualan hewan kurban pada tahun ini tidak berdampak karena corona.
Ome mengaku khawatir penjualan menurun karena virus corona yang membuat keadaan ekonomi mengalami kesulitan.
"Khawatir si ada penjualan turun, tapi mudah-mudahan engga.
• Imbas Corona, Diprediksi 2-3 Tahun ke Depan Ekonomi Kota Bekasi Belum Normal
"Ini Alhamdulillah sudah laku enam, semoga lancar," paparnya.
Anes, pedagang hewan kurban lainnya juga berharap hal serupa.
Dirinya mengaku khwatir penjualannya menurun akibat dampak Covid-19.
• IMI Kabupaten Bogor Sambut Positif Kehadiran Saudara Barunya
Anes sendiri baru mau menggelar lapak hewan kurbannya di kawasan Bekasi Barat.
"Untuk harga hewan kurban masih sama standar, tidak terjadi kenaikan," ucapnya.
Meski ada rasa khwatir, Anes mengaku masih optimis penjulannya tidak akan berpengaruh.
• Jauh-jauh dari Cikarang, Umar Terima Nasib Lihat Kondisi Kota Tua yang Buka saat Pandemi Covid-19
"Bahkan Anes menilai akan terjadi peningkatan cukup tinggi.
"Tapi kayaknya si bakal naik, soalnya kan haji ditunda. Ya uang jajan mereka di sana dialihkan buat beli hewan kurban. Itu pikiran saya ya, semoga saja," tuturnya.
Pemerintah Kota Bekasi bakal melakukan pemeriksaan corona dengan metode rapid test terhadap pedang hewan kurban dari wilayah zona merah.
• Besok Ada HBKB di 5 Titik Jakarta Timur, Ini Jalur Alternatif Bagi Pengendara
Pihak Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan pemeriksaan rapid test sebagai antisipasi penularan virus corona dari pedagang ke pembeli hewan kurban.
"Pedagang hewan kurban kita akan rapid test, tentu utamanya mereka yang terindikasi khusus ini dari wilayah zona merah," kata Tri di Bekasi, pada Sabtu (27/6/2020).
Tri menjelaskan bukan hanya hewannya saja yang dites penyakit antraks atau lainnya.
• Satu Pasar di Jakarta Pusat Kembali Ditutup Setelah 4 Pedagang Positif Covid-19
Akan tetapi juga pedagangnya, khususnya yang datang dari zona merah.
"Bukan saja hewannya juga pendatangnya, hewannya itu kita periksa penyakitnya antraks nya.
"Kemudian yang datang itu tentunya adalah dari zona merah masuk kategori ODP kita rapid dan awasi," terang Tri.
• Dishub Kabupaten Bekasi Masih Larang Ojol Angkut Penumpang, Ini Alasannya
Tri mengungkapkan pihaknya akan menyiagakan tim Puskesmas maupun RW siaga dalam pengawasan penjulan hewan kurban ini.
Terutama para penjual dadakan atau musiman yang datang dari luar daerah Kota Bekasi
Selain itu, Pemkot Bekasi juga menyiapkan RW siaga ataupun RW tangguh yang ikut dalam mengawasinya.
• Giliran Warga Kurang Mampu di Pulogadung Dapat 300 Paket Sembako dari Wakapolda Metro Jaya
"Pedagang itu akan rapid test jika terindikasi. Kita dorong Puskesmas agar melihat masyarakat yang hadir itu.
"Oleh karena itu harapannya tempat-tempat terjadi dadakan, kita siapkan RW siaga RW tangguh lalukan pengewasan terkait pedagang yang hadir," beber dia.
Tri menambahkan pemerintah telah menyiapkan aturan dalam rangka Hari Raya Idul Adha.
• Bak Sinetron, Berkat Viral Melahirkan di Semak-semak Wahati Berhasil Bertemu Anak Gadisnya
Mulai pengaturan penjuala hewan kurban, Salat Idul Adha hingga proses pembagian daging hewan kurban.
"Jadi kita sudah membuat protokol kesehatan terkait serangkaian perayaan Idul Adha, Idul kurban ini," paparnya.
BERITA FOTO: Dokter Hewan Periksa Kesehatan Hewan Kurban di Tangerang Jelang Hari Raya Idul Adha
Tim dokter hewan dan petugas lapangan Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang melakukan monitoring dan pemeriksaan hewan kurban jelang perayaan Idul Adha, di salah satu lokasi penjualan hewan kurban, yang berada di kawasan Kedaung Wetan, Senin (22/6/2020).
Kegiatan ini untuk memastikan hewan kurban yang diperjualbelikan kepada masyarakat di Kota Tangerang, sehat, layak konsumsi, dan sesuai syariat Islam.
Berikut aktivitas dokter hewan dan petugas lapangan Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang saat memeriksa hewan kurban yang diabadikan juru foto Wartakotalive.com Nur Ichsan:







Pemkot Tangerang Mulai Lakukan Pengawasan Hewan Kurban Menjelang Idul Adha
Jelang perayaan hari raya Idul Adha, Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Ketahanan Pangan, melakukan monitoring dan pemeriksaan hewan kurban yang dijual di kawasan Kota Tangerang, Senin (22/6/2020).
Sejumlah dokter hewan dan petugas lapangan diterjunkan ke 260 titik lokasi penjualan hewan kurban untuk memastikan hewan kurban yang diperjual belikan sehat dan dagingnya layak konsumsi dan sesuai dengan syariat Islam..
Untuk memastikan kesehatan hewan kurban, tim dokter dan petugas lapangan yang ditemui di kawasan Kedaung Wetan, Kecamatan Neglasari, memeriksa bagian hidung, mata, mulut dan bobotnya serta kondisi lingkungan setempat.
Selain itu juga mereka memberikan suntikan dan pemberian vitamin sehingga kondisi hewan kurban yang diperjualbelikan di kota Tangerang sehat, sesuai syariat Islam, layak untuk dikonsumsi dan stoknya tersedia.
Sementara itu Yusuf Ahmadi, pedagang hewan kurban, mengaku sangat senang mendapatkan perhatian dari dinas terkait sehingga hewan kurban yang dijualnya dipastikan sehat.
13 Ciri Hewan Kurban Sehat dan Tidak Cacat, Jangan Sampai Salah Pilih Ya
Sebelumnya Wartakotalive.com melaporkan, dua hari jelang Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah, biasanya warga berbondong-bondong mencari hewan kurban.
Ada pun persyaratan hewan kurban berdasarkan syariat Islam, tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 114 Tahun 2014.
Syaratnya antara lain sehat, tidak cacat, dan tidak kurus.
• Hore! Wartawan dan TNI-POLRI Dapat Diskon Tiket Kereta Hingga 50 Persen, Begini Cara Daftarnya
Dokter Hewan Berwenang Kota Bekasi drh Sariyanti menambahkan, hewan kurban juga harus berjenis kelamin jantan dan cukup umur.
"Harus jantan ya, tidak dikebiri, memiliki buah zakar lengkap dengan bentuk simetris," ujar drh Sariyanti kepada Wartakotalive di Kantor Dinas Pertanian dan Perikanan Bekasi, Jumat (9/8/2019).
"Nah, kalau domba atau kambing usianya di atas setahun dan ditandai sepasang gigi tetapnya sudah tumbuh."
• Terpilih Lagi Jadi Ketua Umum PDIP, Megawati: Tugas Berat
"Kalau sapi atau kerbau usianya harus di atas dua tahun."
"Dan ditandai dengan tumbuhnya sepasang gigi tetap juga," tambahnya.
Nah, bagaimana mengetahui hewan kurban yang sehat dan layak? Berikut ini ciri-cirinya:
• Megawati Bicara Kabinet, Katanya yang Muda dan Pintar Belum Tentu Jaminan Berhasil di Pemerintahan
Hewan sehat :
1. Makan atau mengunyah rumput.
2. Berdiri atau berbaring dengan kelompoknya.
• Kronologi KPK Ciduk Anggota DPR Asal PDIP Sepulang dari Bali, Terkait Suap Impor Bawang Putih
Saat dihampiri, hewan memandang dengan tajam, biasanya Iangsung berdiri jika sedang berbaring.
3. Berjalan teratur di atas keempat kakinya dan melihat ke arah mana dia pergi.
4. Pernapasan tenang, teratur, dan tidak batuk.
• Wanginya Impor Bawang Putih yang Menggoda Anggota DPR Asal PDIP Hingga Terciduk KPK
5. Hewan dapat melihat.
Mata jernih dan terang.
6. Selaput lendir mata basah dan berwarna merah muda.
• Tunjukkan Gejala Mau Erupsi, Status Gunung Slamet Naik Level Jadi Waspada
7. Tidak ada kotoran atau eksudat dari mata, hidung atau mulut.
8. Tidak ada pembengkakan pada kepala.
9. Hewan tidak kekurangan cairan, ditandai dengan kulit yang elastis dan lemas.
• Kronologi Tiga Pegawai Tewas Saat Kebakaran Toko Agen Makanan, Korban Terjebak di Kamar Mandi
Jika dicubit, kulit terangkat ke atas.
Jika dilepaskan, kulit kembali dengan cepat.
Kulit mulus dan tidak ada luka.
• Pemuja Arsenal, CEO Persija Jakarta Jagokan The Gunners Juara Liga Inggris Musim Ini
10. Tidak ada tanda-tanda diare, anus bersih, kering dan tertutup.
Feses normal, tidak keras, tidak lunak, tidak encer.
"Selain sehat, hewan kurban juga tidak boleh cacat."
• Pegawai Toko Agen Makanan Ringan yang Tewas Terbakar Sosok Pekerja Keras
"Seperti tidak buta, tidak pincang, tanduk tidak patah, ekor tidak putus, daun telinga tidak rusak."
"Dan buah zakar lengkap," beber drh Sariyanti.
Berikut ini kategori hewan kurban tidak cacat:
• Megawati Jadi Ketua Umum Lagi, Siapa yang Bakal Gantikan Hasto Kristiyanto Sebagai Sekjen PDIP?
11. Telinga berlubang karena dipasang nomor telinga.
12. Tidak bertanduk akibat dihilangkan pada masa pedet.
13. Telinga rumpung pada domba garut (ciri khas). (*)