RUU HIP

Soal Pembakaran Bendera PDIP, Begini Kata Ketua DPC Kota Bekasi Tri Adhianto

Kader dan simpatisan Partai PDI Perjuangan di sejumlah daerah melakukan aksi demo akibat buntut pembakaran bendera partainya di aksi demo RUU HIP

Penulis: Muhammad Azzam |
Warta Kota/Muhammad Azzam
Ketua DPC PDIP Kota Bekasi Tri Adhianto saat ditemui di Taman Danita, Mekarsari, Kecamatan Bekasi Timur, pada Jumat (26/6/2020) malam. 

WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI - Kader dan simpatisan Partai PDI Perjuangan di sejumlah daerah melakukan aksi demo akibat buntut pembakaran bendera partainya di aksi demo penolakkan RUU HIP (rancangan undang-undang haluan ideologi pancasila) di DPR, Jakarta pada Rabu (24/6/2020).

Tak terkecuali di wilayah Kota Bekasi, massa aksi melakukan demo dengan long marh dari kantor DPC (dewan pimpinan cabang) PDIP ke Polres Metro Bekasi Kota.

Massa aksi itu menuntut agar pelaku pembakaran bendera partai PDI Perjuangan ditangkap, termasuk dalangnya.

Pihak Ketua DPC PDIP Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan bahwa ada tiga tagline atau poin utama dari kejadian pembakaran bendera PDIP tersebut.

Pertama ialah, proses yang ada dilaksanakan harus sesuai dengan hukum bukan hanya mencari pelaku pembakarannya, akan tetapi aktor intelektualnya.

"Jadi itu saya kira harus di jadi tagline nya mencari aktor intelektual terkait dengan pembakaran dari pada bendera PDIP itu," kata Tri, pada Jumat (26/6/2020) malam.

Tri menlanjutkan kemudian yang kedua yakni mempersonifikasikan bahwa partai PDIP sebagai PKI itu tidak benar.

Dirinya menegaskan PDIP itu partai beragama dan paling depan dalam menegakkan Pancasila, dengan Bung Karno sebagai pencetusnya.

"Saya sampaikan bahwa kita orang beragama bahwa kita partai paling terdepan dalam rangka untuk menegakkan Pancasila, itu sudah menjadi dasar kehidupan dan itu sudah bagian dari ajaran Bung Karno.

"Jadi tidak akan pernah PDIP akan menghilangkan Pancasila," ungkap Tri yang juga menjabat sebagai Wakil Wali Kota Bekasi.

Terakhir, Tri meminta agar para kader dan simpatisan PDI Perjuangan Kota Bekasi membuktikan partainya disiplin dan memegang teguh perintah garis partai dalam menyikapsi kasus pembakaran bendera ini.

"Kita buktikan partai kita adalah partai disiplin, kemudian memegang teguh apa yang sudah menjadi perintah garis partai menjadi partai yang tertib terorganisir dan tentunya partai yang terus dekat dengan masyarakat," paparnya.

Bendera PDIP Dibakar, Massa PDIP Geruduk Mapolres Metro Jakarta Utara

Pembakaran bendera Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam aksi penolakan Rancangan Undang-undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP) di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pada Kamis (25/6/2020) berbuntut panjang.   

Ratusan massa PDI Perjuangan mendatangi Mapolres Metro Jakarta Utara untuk menggelar aksi unjuk rasa pada Jumat (26/6/2020).

Pantauan di lokasi, massa yang datang dalam jumlah banyak.

Mereka memadati jalan depan Mapolres Metro Jakarta Utara.

Tidak ketinggalan para peserta aksi datang dengan membawa bendera PDI Perjuangan lengkap dengan spanduk-spanduk.

“Kami dukung Polri Tegakkan Hukum yang Adil,” tulis sebuah spanduk.

 Bendera PDIP Diduga Dibakar Dalam Aksi Penolakan RUU HIP,Kader DPC PDIP Jakarta Selatan Lapor Polisi

Sebuah mobil komando juga terlihat di depan barisan massa PDI Perjuangan untuk digunakan peserta mengungkapkan tuntutannya.

Aksi unjuk rasa terkait pembakaran bendera PDI Perjuangan yang dilakukan beberapa waktu lalu.

Mereka menuntut penegakan hukum.

Hingga berita ini ditulis, aksi unjuk rasa masih berlangsung.

Arus lalu lintas kendaraan pun tersendat karena banyaknya massa.

Ketua DPC PDIP Jakarta Selatan, Yuke Yurike bersama perwakilan pengurus tingkat kecamatan usai menemui Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budi Sartono di Mapolres Jakarta Selatan pada Jumat (26/6/2020).
Ketua DPC PDIP Jakarta Selatan, Yuke Yurike bersama perwakilan pengurus tingkat kecamatan usai menemui Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budi Sartono di Mapolres Jakarta Selatan pada Jumat (26/6/2020). (Warta Kota)

Lapor Polisi

Dugaan pembakaran bendera Partai Demokrasi Indonesua Perjuangan (PDIP) dalam aksi penolakan Rancangan Undang-undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP) memicu pertentangan dari kader PDIP.

Termasuk Kader yang tergabung dalam Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Jakarta Selatan.

Terkait hal tersebut, Ketua DPC PDIP Jakarta Selatan, Yuke Yurike bersama perwakilan pengurus tingkat kecamatan menemui Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budi Sartono di Mapolres Jakarta Selatan pada Jumat (26/6/2020).

Yuke yang merupakan Anggota DPRD Provinsi Jakarta itu menjelaskan maksud kedatangannya menemui Kapolres Jakarta Selatan untuk memberikan dukungan kepada Polri.

Hal tersebut dingkapkanya sesuai arahan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri agar taat mematuhi jalur hukum.

"Kami sangat menyakitkan untuk keluarga besar PDIP, khususnya DPC PDIP Jakarta Selatan. Kami hadir kesini sebagai wujud kekecewaan kami atas perbuatan yang seharusnya tidak terjadi, yakni pembakaran bendera PDIP pada Rabu kemarin," kata Yuke ditemui di Mapolres Metro Jakarta Selatan pada Jumat (26/6/2020).

Selain itu, pihaknya menyampaikan tuntutan politik dugaan tindak pidana pembakaran bendera PDI Perjuangan.

"Jadi, kami aksi simpatik dan massage semoga sampai melalui Polres Jakarta Selatan, maupun pihak berwenang untuk mengusut tuntas menyelidiki dan menangkap pelakunya. Karena ini sangat memprovokasi dan dapat memecah belah bangsa, sehingga diharapkan tidak ada kejadian serupa," ujarnya.

Menurut dia, pihaknya tidak membuat laporan karena sesuai arahan dari Kapolres Jakarta Selatan bahwa kejadian pembakaran bendera PDI Perjuangan di wilayah Jakarta Pusat.

Oleh karena itu, DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta akan melaporkan ke Polda Metro Jaya usai Salat Jumat nanti.

"Secara resmi DPD PDIP Jakarta setelah Salat Jumat akan melaporkan dengan badan hukum ke Polda Metro Jaya. Kami akan bergabung kesana bersama jajaran DPD PDIP Jakarta, Fraksi PDIP DPRD Jakarta dan DPC PDIP," ungkap Yuke.

"Ini bentuk aksi kami dan semoga pesan kami bisa segera sampai dan kami percaya hukum bisa ditegakkan dengan adil di Indonesia," jelasnya.

Adapun, Yuke menyampaikan empat poin yang menjadi tuntutan politik PDI Perjuangan Jakarta Selatan, yakni meminta segera mengusut, menangkap serta mengadili para pelaku pembakaran bendera PDIP dan mengusut aktor intelektual dibalik pembakaran bendera PDIP.

Kemudian, Yuke meminta kepolisian menindak tegas ormas-ormas terlarang yang masih beraktifitas di Indonesia dan menindak ormas yang masih menyebarkan ujaran kebencian.

Sebab menurutnya dapat mengancam kehidupan masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi toleransi.

Selanjutnya, meminta Polres Jakarta Selatan memastikan tidak ada lagi aksi pembakaran bendera PDI Perjuangan serta tindakan melawan hukumm lainnya, khususnya di wilayah Jakarta Selatan.

Terakhir, mengajak seluruh elemen masyarakat bersama-sama melawan bentuk ujaran kebencian dari kelompok pemecah belah bangsa dan menghindari upaya politik adu domba.

"Jadi kami siap bersinergi dengan Polres Jakarta Selatan untuk membantu agar tidak ada ormas-ormas yang menyebarkan ujaran kebencian semakin merajalela, khususnya di wilayah Jakarta Selatan," ungkap Yuke.

"Alhamdulillah, Pak Kapolres bersama jajaran menerima kami dengan baik," tutupnya.

KRONOLOGI Pembakaran Bendera PDIP Versi Korlap, Mengaku Tak Bisa Hentikan Massa

Edy Mulyadi, koordinator lapangan (korlap) aksi massa di DPR yang menolak RUU HIP, mengaku tak ada rencana membakar bendera PKI dan PDIP.

Edy pun mengungkap kronologi peristiwa pembakaran bendera PKI dan PDIP tersebut.

Pernyataannya dibuat dalam video berdurasi 16 menit 17 detik dan telah diunggah oleh channel YouTube QIEM INSPIRASI.

Edy sendiri sudah mengonfirmasi benar itu video yang dibuat oleh dirinya, meski bukan dia yang mengunggah ke YouTube.

Dia mengatakan awalnya tengah beristirahat di bawah atap dari para orang yang sedang berorasi di depan Gedung DPR, Rabu (24/6/2020) lalu.

Saat itu, tepatnya setelah menunaikan Salat Asar di bawah guyuran hujan, Edy didatangi seseorang yang kemudian berbisik kepadanya.

 Anies Baswedan Bilang Covid-19 di Jakarta Makin Terkendali, Ini Ukurannya

"Habis ini bakar bendera PKI. Spontan saya jawab, 'emang ada benderanya?' Dijawab 'ada'."

"Kemudian saya bilang 'ya sudah kalau gitu'," ujar Edy dalam video yang dilihat Tribunnews, Jumat (26/6/2020).

Setelah itu, Edy bergabung dengan para orator lainnya di atas mobil.

 UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 26 Juni 2020: Pasien Positif Jadi 51.427 Orang, 21.333 Sembuh

Dengan mikrofon kemudian dia memandu massa dan mengatakan bakal ada pembakaran bendera PKI.

"Enggak lama saya ke atas, ada beberapa kali orasi yang lain, lalu mikrofon saya pandu, saya katakan hari ini kita bakar bendera PKI."

"Wah, massa aksi itu semangat. Bakar, bakar, bakar, saya kebawa suasana juga," akunya.

 Setelah Ditembak Saat Tugas di Kongo, Peralatan Almarhum Serma Rama Dirampok Milisi

Kepada pihak kepolisian yang sempat meminta klarifikasi dirinya di Polda Metro Jaya, Kamis (25/6/020), Edy mengaku tak tahu menahu ada dua bendera yang akan dibakar, dan salah satunya bendera PDIP.

Dia juga menjelaskan alasan dirinya mengarahkan massa ketika ditanya kepolisian.

Niat Edy hanya mengarahkan agar massa berhati-hati saat membakar bendera.

 Dewan Pengawas KPK Sudah Klarifikasi Firli Bahuri Soal Helikopter Mewah, Apa Hasilnya?

Dia mengaku khawatir apabila bendera yang dibakar akan mengenai tangan atau badan massa.

"Maksud saya itu kan plastik ya barangnya, khawatir kalau kena tangan, kena badan, makanya saya bilang hati-hati."

"Bahkan kalau disimak videonya, saya bilang laskar-laskar beri tempat yang luas. Hati-hati kena badan."

 Projo: Demonstrasi Basi Desak Pencopotan Presiden Keterlaluan dan Inkonstitusional!

"Nah, ditanya (juga oleh kepolisian) kenapa bendera PDIP bisa dibakar? Ya saya enggak tahu," ungkapnya.

Edy menjelaskan, dia melihat massa yang membawa bendera untuk dibakar, kemudian ternyata ketika dipisahkan terdapat dua bendera.

Saat dibentangkan, ternyata ada bendera PDIP. Edy pun mengaku sempat kaget melihat bendera partai berlambang banteng moncong putih tersebut.

 Tak Ada Tanda Kekerasan pada Mayat Wanita di Kali Sunter, Barang Pribadi Juga Tidak Ditemukan

"Waktu bendera dibawa ke situ, dipisah ada dua bendera. Nah, waktu dibentang ada bendera PDIP."

"Saya juga kaget dalam hati saya. 'Waduh', tapi enggak apa-apa," kata dia sambil memegang dadanya.

"Lalu polisi tanya kenapa Pak Ustaz enggak hentikan? Gila dalam situasi seperti itu kalau saya bilang 'eh yang PDIP jangan dibakar'."

 Firli Bahuri Mengaku Sewa Helikopter dari Palembang ke Baturaja Karena Cuma Cuti Sehari

"Enggak mungkin bos saya bilang gitu," ujarnya seraya terkekeh.

Edy pun menegaskan, pembakaran bendera bukan rencana dari pihaknya.

Bahkan, dia menilai ada penyusup dalam massa yang membakar bendera tersebut.

 Polisi Periksa 10 Saksi Terkait Kasus Peluru Nyasar di Pademangan, Semuanya Tak Dengar Bunyi Letusan

"Jadi pembakaran bendera bukan rencana kita. Rapat tidak ada rencana."

"Tapi karena suasana histeria seperti itu, saya sebagai korlap dan penanggung jawab aksi saya katakan 'oke kita bakar enggak apa-apa'," beber Edy.

"Bendera PDIP itu accident, benar-benar tidak ada rencana."

 Tak Cuma Soal Masker dan Helikopter, Firli Bahuri Juga Diadukan karena Rapat Bareng Mahfud MD

"Dan seperti kata guru-guru kita yang sudah bicara di televisi ada Ustaz Slamet Maarif, ada Ustaz Haikal, itu diduga penyusup saudara."

"Penyusup yang membakar itu. Sekarang mungkin masih sedang diselidiki siapa penyusupnya," tuturnya.

Ditanya Polisi

Edy Mulyadi juga mengonfirmasi dirinya sempat diundang ke Polda Metro Jaya untuk memberikan klarifikasi.

Pernyataannya dibuat dalam video berdurasi 16 menit 17 detik dan telah diunggah oleh channel YouTube QIEM INSPIRASI.

Edy sendiri sudah mengkonfirmasi bahwa benar itu video yang dibuat oleh dirinya, meski bukan dia yang mengunggah ke YouTube.

 Anies Baswedan: Pandemi Covid-19 Jadi Kesempatan Kita Kalahkan Kecemasan dengan Tawakal

"(Video) Yang bikin saya. Tapi yang mengunggah QIEM INSPIRASI," terang Edy.

Dalam video tersebut, Edy mengonfirmasi benar dirinya diperiksa oleh kepolisian terkait pembakaran bendera PDIP, Kamis (25/6/2020).

"Kabarnya saya diperiksa sama polisi."

 152 TKA Cina Sudah Tiba di Indonesia, Menaker: Pada Akhirnya Diserahkan ke Tenaga Kerja Lokal Kita

"Pertama, betul kemarin saya di Polda, saya menyebutnya bukan diperiksa tapi diklarifikasi."

"Klarifikasi jadi kita ngobrol enak, bercanda-canda."

"Memang pertanyaannya seputar pembakaran bendera, seputar bubarkan PDIP, seputar turunkan Jokowi," imbuhnya.

 RUU HIP Lolos Sampai Paripurna, Fahri Hamzah: Partai Politik Miskin Ide

Edy menegaskan, pembakaran bendera PDIP adalah accident.

Edy mengatakan para polisi yang turut serta dalam rapat pihaknya pasti sudah memberikan laporan memang tidak ada rencana pembakaran bendera.

"Jangankan rencana, dibahas aja enggak. Jangankan dibahas, disinggung aja enggak."

"Kepikiran juga enggak, karena enggak disinggung sama sekali dalam rapat-rapat. Tidak ada," paparnya. (MAZ/Vincentius Jyestha)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved