Virus Corona

Universitas Airlangga Kerja Sama dengan China untuk Vaksin Corona, Ini Jenis yang Lagi Dikembangkan

Pakar penyakit menular China Dr Zhong Nanshan menyebut vaksin virus corona dari negaranya kemungkinan bisa digunakan untuk penggunaan darurat

Reuters via Straitstimes
Asisten peneliti Arcturus Therapeutics Marion Hong melakukan penelitian pada vaksin untuk coronavirus di sebuah laboratorium di San Diego pada Maret 2020 

WARTAKOALIVE.COM - Indonesia kini menjalin kerja sama dengan China dalam pengembangan  vaksin  Covid-19.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.

Ia menambahkan, saat ini pemerintah melalui Lembaga Biomolekuler Eijkman dan Universitas Airlangga juga terus berupaya menggelar serangkaian penelitian untuk menemukan vaksin tersebut.

Penelitian yang dilakukan Lembaga Eijkman dan Universitas Airlangga menyesuaikan dengan karakter Virus Corona yang menyebar di Indonesia.

"Upaya untuk mengembangkan vaksin juga melalui kerja sama bilateral dengan pemerintah China melalui perusahaan Sinovac," kata Wiku saat menyampaikan keterangan pers di hadapan media luar negeri di kanal youtube Sekretariat Presiden, Kamis (11/6/2020).

Jika sudah Ditemukan, Siapakah yang lebih dulu Dapatkan Vaksin Virus Corona? Ini Jawabannya

Amerika Serikat Punya Bukti China Coba Sabotase Pembuatan Vaksin Covid-19

"Sejumlah penelitian yang dilakukan Lembaga Eijkman dan Universitas Airlangga menyesuaikan dengan karakteristik Virus Corona di Indonesia," lanjut dia.

Sebelumnya, Wakil Direktur Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Prof Herawati Aru Sudoyo menyampaikan bahwa LBM Eijkman ikut serta dalam menemukan dan membuat vaksin Covid-19.

 Hera menyebutkan, sambil menunggu ketersediaan vaksin, semua elemen masyarakat harus tetap menerapkan protokol hidup sehat, serta menjaga jarak dan interaksi sosial.

Sampai saat ini sudah ada 115 kandidat vaksin dari seluruh dunia untuk Covid-19. Delapan di antaranya siap untuk uji klinik, dan dua sudah siap untuk diuji di Indonesia.

Apa jenisnya?

Pakar penyakit menular China Dr Zhong Nanshan menyebut vaksin virus corona dari negaranya kemungkinan bisa digunakan untuk penggunaan darurat dalam beberapa bulan mendatang atau sekitar awal September.

Sebuah laporan pemerintah 'Fighting COVID-19: China in Action' mengungkap setidaknya lima vaksin yang dikembangkan oleh ilmuwan China sedang menjalani tahap uji coba pada manusia.

Mengutip CGTN, dalam laporan tersebut dituliskan peneliti China tengah berlomba dengan waktu untuk mengembangkan vaksin dengan lima rute teknis seperti vaksin tidak aktif, vaksin asam nukleat, vaksin protein rekombinan, vaksin vektor adenovirus, dan vaksin menggunakan virus influenza yang dilemahkan sebagai vektor.

Upaya Bikin Vaksin Covid-19, Indonesia Kerja Sama dengan Norwegia dan Cina

Adapun vaksin buatan China yang sudah memasuki tahap uji coba ke manusia antara lain:

-Non-replicating viral vector vaccine yang dikembangkan CanSino Biological.
-Inactivated vaccine yang dikembangkan Wuhan Institute of Biological Products.
-Inactivated vaccine yang dikembangkan Beijing Institute of Biological Products
-Inactivated vaccine yang dikembangkan Sinovac

Sebelumnya, Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China Gao Fu mengatakan vaksin corona yang saat ini berada di fase 2 atau fase 3 uji klinis kemungkinan dapat tersedia ketika terjadi gelombang kedua wabah COVID-19.

"Kami berada di garis depan untuk pengembangan vaksin, dan kami mungkin memiliki vaksin yang siap untuk penggunaan darurat pada bulan September," kata Gao dikutip dari CNBC.

"Vaksin yang baru dikembangkan ini, yang masih dalam uji klinis fase dua atau fase tiga, dapat digunakan untuk beberapa kelompok khusus, misalnya petugas kesehatan," lanjutnya.

Jokowi Targetkan Peneliti Indonesia Produksi Vaksin Covid-19 pada Akhir Tahun 2020

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para peneliti di Indonesia segera menemukan vaksin Covid-19.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy seusai rapat terbatas, Kamis (4/6/2020).

"Terkait vaksin, Indonesia harus mandiri. Target Indonesia bisa memproduksi akhir tahun ini."

"Sehingga tadi Presiden menginstruksikan peneliti kita untuk mencari, menemukan vaksin untuk digunakan Indonesia sendiri," kata Muhadjir Effendy. 

 DETIK-detik Novel Baswedan Disiram Air Keras Versi Terdakwa Ronny Bugis, Mengaku Cuma Ikuti Arahan

Meski terdapat 147 lembaga di dunia yang saat ini sedang menyusun vaksin, menurut Muhadjir Effendy, lembaga tersebut akan memprioritaskannya untuk negaranya sendiri.

 Ini yang Bikin Ronny Bugis Akhirnya Cerita ke Atasan Soal Novel Baswedan Disiram Air Keras

"Sementara kita punya 270 juta warga, sehingga mau tidak mau tidak mungkin mengandalkan impor."

"Jadi harus siap-siap melakukan riset vaksin untuk Indonesia sendiri," tuturnya.

Selain itu, menurut Muhadjir Effendy, Presiden juga meminta alat untuk mengambil sampel di tenggorokan sebagai bagian dari tes Polymerase Chain Reaction (PCR) bisa diproduksi di dalam negeri.

 Siram Novel Baswedan Pakai Air Aki, Rahmat Kadir: Dia Pengkhianat, Lupa Diri!

Saat ini pengadaan alat tersebut masih mengandalkan dari negara lain.

"Ada satu hal yang harus diselesaikan Pak Menristek, yaitu coloknya untuk hidung dan tenggorokan belum produksi, padahal PCR sudah bisa."

"Karena itu tadi Bapak Presiden meminta itu untuk dipenuhi, sehingga tidak lama kita bisa menggunakan PCR dalam negeri sendiri yang kualitasnya sudah teruji secara medis," bebernya.

 Ganjar Pranowo: Anda yang Mengeluh Capek Tangani Covid-19, Mundur Saja

Sebelumnya, Ketua Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengajak masyarakat tak menunggu  vaksin jika ingin tak tertular Covid-19.

Menurut Wiku, pembuatan vaksin butuh waktu lama.

"Sebenarnya kita enggak usah tunggu-tunggu itu."

 KPK Tangkap Mantan Sekretaris MA Nurhadi dan Menantunya di Jakarta Selatan, Satu Orang Masih Buron

"Yang paling penting pendekatan preventif, itu sebenarnya ada di diri kita masing-masing adalah mencegah saja," kata Wiku di BNPB, Selasa (2/6/2020).

Menurut Wiku, tindakan preventif yang bisa dilakukan sekarang adalah tetap mengacu pada protokol kesehatan yang sudah berulang kali disampaikan oleh pemerintah.

"Praktikkan saja itu secara disiplin, baik individu maupun disiplin secara kolektif."

 Gubernur Lemhannas: Kalau Bosan di Rumah, Alternatifnya Terpapar Covid-19 dan Tinggal di Rumah Sakit

"Kita selalu mengingatkan orang, orang mengingatkan kita," lanjutnya.

Jika itu sudah dilakukan secara disiplin, kata Wiku, maka setiap orang bisa produktif dan aman dari Covid-19.

"Hal yang paling penting soal imunitas, jangan panik."

 PIDATO Lengkap Jokowi dalam Peringatan Hari Lahir Pancasila: Kita Harus Tampil Sebagai Pemenang

"Kalau kita tahu, saya kembali ulangi lagi, kenali musuhmu, kenali dirimu, seribu kali kau perang, seribu kali kau menang."

"Jadi kalau kita sudah tahu caranya virus itu bekerja, dia akan bingung sendiri virusnya."

"Jadi kalau kita sudah begitu, enggak panik, imunitas kita naik, dan bisa saja kita mampu dan semisal kita terinfeksi, kita bisa melawannya dan kita tetap sehat," papar Wiku.

 KRONOLOGI Brigadir Leonardo Latupapua Gugur Dibacok Simpatisan ISIS, Mobil Patroli Dibakar

Sebelumnya, pemerintah terus berupaya keras dan berharap puncak pandemi Covid-19 akan segera menurun.

Namun demikian, beberapa ahli mengatakan ketika kasusnya sudah turun, tidak berarti langsung landai atau langsung nol, melainkan masih bisa fluktuatif.

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, dalam video yang diunggah Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Kamis (7/5/2020).

 Gaji Dewan Pengawas Sampai Seratusan Juta, Pakar Hukum Bilang KPK Berubah Jadi Kantor Pencari Nafkah

"Ada kemungkinan masih bisa naik lagi atau turun lagi, naik sedikit lagi, dan turun lagi dan seterusnya."

"Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan," kata Jokowi.

Menurut Presiden, Indonesia beruntung karena sejak awal pemerintah memilih kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB, bukan karantina wilayah atau lockdown.

 Terbitkan SE 4/2020, Doni Monardo: Saya Tegaskan Sekali Lagi, Mudik Dilarang, Titik!

PSBB adalah pembatasan kegiatan di tempat umum atau di fasilitas umum dalam bentuk pembatasan jumlah orang dan pengaturan jarak antar-orang.

"Artinya, dengan PSBB masyarakat masih bisa beraktivitas, tetapi memang dibatasi."

"Masyarakat juga harus sadar membatasi diri, tidak boleh berkumpul dalam skala besar."

 UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia; Pasien Sembuh Tembus 2.317 Orang, 12.438 Positif, 895 Wafat

"Saya melihat di beberapa daerah dari informasi yang saya terima, jalannya sepi tetapi di kampungnya masih berkerumun ramai."

"Di kampungnya masih banyak yang bergerombol ramai."

"Padahal interaksi fisik itu harus dikurangi, harus jaga jarak, harus bermasker, harus sering cuci tangan sehabis kegiatan," tuturnya.

 Target Jokowi: Penyebaran Covid-19 Turun Bulan Ini, Sedang pada Juni, dan Ringan di Juli

Upaya tersebut harus terus dilakukan untuk menghambat penyebaran Covid-19.

Tetapi, kepala negara juga ingin agar roda perekonomian tetap berjalan.

Untuk itu, masyarakat masih bisa beraktivitas secara terbatas, tetapi harus disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan.

 Tangan Saksi Panas dan Gatal Saat Pindahkan Gamis Novel Baswedan Setelah Disiram Air Keras

"Sekali lagi ingin saya tegaskan, yang utama adalah ikuti dengan disiplin protokol kesehatan."

"Silakan beraktivitas secara terbatas, tetapi sekali lagi ikuti protokol kesehatan."

"Semua ini membutuhkan kedisiplinan kita semuanya, kedisiplinan warga, serta peran aparat yang bekerja secara tepat dan terukur," paparnya. (Taufik Ismail)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kembangkan Vaksin Covid-19, Indonesia Jalin Kerja Sama dengan China


Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved