Virus Corona Jabodetabek
Pasar Tanah Abang Bakal Dibuka pada 5 Juni 2020 Jika PSBB di Jakarta Tak Diperpanjang
PD Pasar Jaya menyiapkan tanggal 5 Juni 2020 sebagai waktu pembukaan Pasar Tanah Abang.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - PD Pasar Jaya menyiapkan tanggal 5 Juni 2020 sebagai waktu pembukaan Pasar Tanah Abang.
Hanya, pembukaan itu bergantung pada nasib PSBB DKI Jakarta.
Jika PSBB kembali diperpanjang, maka operasional akan tetap mengikuti aturan sebelumnya.
• Setelah Ciduk Nurhadi dan Rezky Herbiyono, KPK Minta Hiendra Soejoto Menyerahkan Diri
Manajer Bidang Umum dan Humas PD Pasar Jaya Gatra Vaganza menjelaskan, tanggal tersebut merupakan bagian dari persiapan pihaknya jika PSBB dicukupkan hanya sampai 4 Juni 2020.
"Betul, kalau memang PSBB sudah dicabut," kata Gatra kepada Tribunnews, Selasa (2/6/2020).
Ia mengatakan, tanggal itu merupakan salah satu hasil dari pembahasan PD Pasar Jaya bersama para tokoh pedagang, dan developer pasar di Jakarta, termasuk pihak Pasar Tanah Abang, beberapa waktu lalu.
• KPK Pastikan Nurhadi Tak Dikawal dan Dijaga Aparat Saat Ditangkap
"Yang kita bahas dengan pedagang itu adalah persiapan kami."
"Kalau misal tanggal 4 Juni tidak diperpanjang, maka hal tersebut yang akan kami lakukan," jelasnya.
Tapi, pembukaan pasar tekstil terbesar se-Asia Tenggara itu akan tetap mengikuti kebijakan yang dibuat oleh Pemprov DKI ke depan, apakah tetap membuka dengan pengecualian jenis dagangan atau tidak.
• Apresiasi KPK Tangkap Nurhadi, Mahfud MD Ingat Firli Bahuri Pernah Bilang Begini kepadanya
"Sekali lagi patokan kita itu nanti apakah Pemprov perpanjang PSBB atau tidak. Basicnya mengacu kesitu."
"Kalau pemerintah, Pemprov DKI dalam hal ini menentukan syarat tambahan pasti kita akan mengikuti itu," ucap dia.
"Yang kita simak bersama apakah kebijakan yang diambil akan sama atau tidak."
• Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Sebut Herd Immunity Sulit Terjadi di Indonesia karena Alasan Ini
"Contoh PSBB yang sedang berlangsung, pedagang pangan kan tetap bisa beroperasi di pasar."
"Kalau ada ketentuan lain kita akan ikuti itu," paparnya.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta masih menunggu indikator untuk melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dari Kementerian Kesehatan.
• Mabes Polri Sebut Pembunuh Anggota Polsek Daha Selatan Lone Wolf, Belajar Radikalisme dari Internet
Indikator tersebut juga nantinya akan menjadi pedoman Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 DKI Jakarta dalam menghadapi new normal.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, saat ini Kemenkes telah ditugaskan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di tingkat pusat untuk membuat indikator.
• Sambut New Normal, Kementerian Perhubungan Bakal Naikkan Tarif Angkutan Darat
Sebab, ada banyak indikator yang bisa dipakai untuk membuat kebijakan dalam menghadapi atau melonggarkan suatu pembatasan.
“Saat ini tim Kemenkes sedang menyusun indikatornya."
"Jadi kami tentunya sebagai bagian dari sistem, tentu akan mengacu pada indikator yang ditetapkan,” kata Widyastuti saat ditemui di Balai Kota DKI, Kamis (28/5/2020).
• Laki-laki 63,30 Persen Rentan Meninggal Akibat Covid-19, Wanita 36,70 Persen
Widyastuti mengatakan, Pemprov DKI Jakarta juga akan melihat perkembangan Covid-19 di daerah lain, terutama yang berada di sekitar Jakarta seperti Bodetabek.
Sebab, pola pergerakan masyarakat Bodetabek di Jakarta cukup tinggi, apalagi kawasan Jabodetabek merupakan wilayah metropolitan Jakarta, meski kepala daerahnya berbeda.
“Tentu kami tidak mungkin sendiri, tapi tentu harus melihat daerah-daerah penyangga kami juga ya,” imbuhnya.
• Ini Kriteria Daerah yang Bakal Terapkan New Normal, Wilayah Bebas Covid-19 Juga Termasuk
Hingga saat ini, kata dia, angka reproduksi (Rt) Covid-19 di Jakarta berada di kisaran poin 1.
Target DKI saat ini, posisi Rt berada di bawah poin 1.
“Jadi kalau di bawah 1, kasus baru masih bisa terjadi tapi laju percepatan penularannya sudah menurun."
• Jokowi Minta Standar Baru di Industri Pariwisata, Prioritaskan Wisatawan Domestik
"Katakan kalau misalkan sehari tadinya menularkan satu orang, ini bisa lebih panjang."
"Satu orang menularkan ke orang lain butuh dua atau berapa hari setelahnya,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Widyastuti menjelaskan, sejak awal DKI telah berkolaborasi dengan banyak pihak dalam menangani wabah Covid-19.
• Minimarket di Menteng Dibobol Maling, Pelaku Cuma Gondol Rokok dan Susu
Salah satunya adalah ahli epidemiologi dan rumah sakit maupun laboratorium.
“Dari awal kami berkolaborasi dengan banyak pihak, termasuk organisasi profesi dan ahli epidemiologi untuk penguatan tim gugus."
"Untuk laboratorium juga bertambah, awalnya hanya 27, sekarang sudah 36 laboratorium yang bergabung di jejaring kami,” ungkapnya. (Danang Triatmojo)