Virus Corona
Belajar dari Flu Spanyol, Pemerintah Siapkan Kajian Masyarakat Hidup Berdampingan dengan Covid-19
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, pemerintah menyiapkan kajian seluruh warga negara hidup berdampingan dengan Covid-19.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, pemerintah menyiapkan kajian seluruh warga negara hidup berdampingan dengan Covid-19.
Sri Mulyani menyamakan Virus Corona seperti pandemi flu Spanyol tahun 1918 hingga 1920, yang dampaknya tidak hilang sampai sekarang.
"Seperti dengan flu Spanyol, dia akan terus ada."
• Dianggap Bisa Jerat Siapa Saja Tanpa Alat Bukti Kuat, Kivlan Zen Uji Materi Undang-undang Darurat
"Sehingga hidup bersama dengan Covid-19 itu yang sekarang sedang terus disiapkan," ujarnya saat rapat virtual bersama Komisi XI DPR di Jakarta, Rabu (6/5/2020).
Karena itu, ia menyampaikan, pemerintah menyiapkan dana untuk kesiapan berdampingan dengan Covid-19, dengan menggandeng beberapa lembaga negara untuk pengawasan.
"Dana untuk Covid-19 kita akan terus melakukan pengawasan, karena BPKP sudah ada di sana. LKPP itu juga sudah dilibatkan," kata Sri Mulyani.
• Transportasi Massal Boleh Beroperasi Lagi ke Luar Daerah Mulai 7 Mei 2020 tapi Penumpangnya Khusus
Selain itu, eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, masyarakat juga diharapkan bisa bekerja sama guna menyiapkan kajian ini.
"Kita berharap, tadi Bapak Presiden menyampaikan di sidang kabinet supaya masyarakat juga ikut berpartisipasi."
"Mengawasi akuntabilitas, transparansi, jadi tidak cuma kita, BPK, DPR," cetusnya.
• Pejabat Negara Dibolehkan Bepergian Asal Tidak Mudik, Komisi V DPR Minta Syarat Tes Covid-19 Negatif
Sebelumnya, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Bambang Brodjonegoro menyebut, paling cepat, vaksin Covid-19 ditemukan tahun depan.
Bambang mengutip Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman yang melakukan penelitian vaksin Virus Corona di Indonesia.
Hal itu ia katakan dalam rapat gabungan antara Komisi VII, Vl, dan Komisi IX DPR, Selasa (5/5/2020).
• Ketua KPK Tegaskan Semua Informasi Dugaan Keberadaan Nurhadi dan Harun Masiku Dilacak dan Dikejar
"Mengenai waktunya masih sulit diperkirakan, meskipun Eijkman mengatakan kemungkinan paling cepat satu tahun, kira-kira dari Bulan Maret kemarin."
"Mudah-mudahan awal tahun depan sudah ada berita baik," harap Bambang.
Untuk mempercepat penelitian vaksin, Bambang mendorong dilakukan kerja sama dengan pihak luar.
• Penyebaran Covid-19 Turun 11 Persen, Doni Monardo Tetap Minta Masyarakat Jangan Lengah
Ia berharap rentang waktu ditemukannya vaksin untuk pasien Covid-19 akan lebih cepat.
"Tentu kami mendorong kerja sama dengan pihak luar juga yang mengembangkan vaksin."
"Sehingga harapannya vaksin bisa ditemukan lebih cepat dan bisa langsung efektif, terutama virus yang beredar di Indonesia," tuturnya.
• DAFTAR 18 Provinsi di Indonesia Tanpa Kasus Baru Covid-19 pada 4 Mei 2020
Sebelumnya, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, selama vaksin belum ditemukan, maka kita belum aman dari virus tersebut.
Oleh karena itu, belum diketahui kapan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan berakhirnya .
"Kemudian kapan waktu PSBB berakhir? Menko ekonomi telah ingatkan, sebelum ada vaksin maka kita belum akan aman dari Covid," kata Doni dalam video conference, Senin, (5/4/2020).
• Minta PSBB Dievaluasi, Jokowi: Yang Sudah Positif Covid-19 Saja Masih Bisa Lari dari Rumah Sakit
Oleh karena itu, menurutnya proses untuk mengembalikan kondisi kehidupan menjadi normal kembali membutuhkan waktu, terkecuali normal dengan gaya baru.
"Kalau toh kita (sekarang) normal, dalam arti kata normal dengan gaya baru, dengan tetap gunakan masker, jaga jarak dan mencuci tangan," tuturnya.
Presiden, menurut Doni, terus menekankan agar dalam menangani suatu bencana, maka jangan menimbulkan bencana baru.
• Anies Baswedan Sebut Pendidikan Menentukan Respons Masyarakat Terhadap Pandemi Covid-19
Oleh karena itu, setiap kebijakan yang dikeluarkan harus sangat terukur.
Hal itu mengingat saat ini ada kurang lebih 1.032.960 orang yang telah dirumahkan, 375.165 orang di PHK, dan sektor informal yang terdampak sebanyak 314.833.
"Total semuanya 1.722.956 orang, dan ini data yang kami peroleh dari Kemnaker," paparnya.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 5 Mei 2020, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 4,687 (38.8%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 1,300 (10.8%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 1,171 (9.7%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 849 (7.0%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 640 (5.3%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 458 (3.8%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 285 (2.4%)
BALI
Jumlah Kasus: 277 (2.3%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 247 (2.0%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 221 (1.8%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 212 (1.8%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 199 (1.6%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 181 (1.5%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 168 (1.4%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 131 (1.1%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 130 (1.1%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 121 (1.0%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 97 (0.8%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 73 (0.6%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 70 (0.6%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 69 (0.6%)
RIAU
Jumlah Kasus: 61 (0.5%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 58 (0.5%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 55 (0.5%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 50 (0.4%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 49 (0.4%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 45 (0.4%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 43 (0.4%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 28 (0.2%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 23 (0.2%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 15 (0.1%)
ACEH
Jumlah Kasus: 12 (0.1%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 12 (0.1%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 12 (0.1%). (Yanuar Riezqi Yovanda)