Larangan Mudik
100.000 Pemudik Dipaksa Putar Balik ke Jakarta Meski Sudah Sampai Jateng, Lolos di Jabodetabek?
Kepolisian serius menerapkan kebijakan larangan mudik, bukan hanya di sekitar Jakarta, pemudik nekat di Jateng dipaksa putar balik Jakarta.
WARTAKOTALIVE.COM, BREBES -- Kepolisian serius menerapkan kebijakan larangan mudik, bukan hanya di sekitar Jakarta, pemudik nekat di Jateng dipaksa putar balik Jakarta.
Tercatat sebanyak 700 ribu orang sudah masuk ke Jawa Tengah sebelum ada kebijakan larangan mudik Lebaran tahun 2020 dari pemerintah.
Sedangkan saat pelaksanaan operasi ketupat candi 2020, sudah ada kurang lebih 100 ribu orang pemudik yang masuk dan dipaksakan kembali keluar Jawa Tengah.
• Kisah Pemudik Nekat Mudik Sampai Tujuan, Satu Positif Corona, 8 Orang Penumpang Lainnya Terkena
• Lebih Baik Mati di Kampung daripada di Sini Nggak Ada Saudara, Demikian Kisah Para Pemudik Nekat
Hal itu disampaikan Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel saat melakukan pemantauan di jalan Tol Pejagan, wilayah Brebes, Rabu (29/4).
"Pemantauan ini dilaksanakan untuk kesiapan menyambut kegiatan bulan Ramadan dan Lebaran tahun 2020.
Operasi ketupat Candi 2020 kali ini berbeda dengan tahun tahun sebelumnya.
Kalau tahun sebelumnya, melakukan pemantauan terhadap masuknya arus mudik dan pengamanan di pusat-pusat keramaian, termasuk tempat ibadah, tetapi untuk tahun ini kita melakukan penyekatan terhadap arus mudik dengan memberikanedukasi kepada pemudik.
• AS Pastikan Belum Melihat Kim Jong Un, Wabah Corona Diduga Membuat Pemimpin Korut Itu Bersembunyi?
"Mereka agar tidak kembali ke daerah asal untuk memutus rantai pademi covid-19,"ujarnya.
"Dari pemantauan kelancaran arus mudik menjadi proses penyekatan arus mudik.

Di Jawa tengah terdapat 13 titik start, 3 di antaranya berada di wilayah Pantura dan sisanya di wilayah selatan dan timur, untuk menyekat arus dari timur dan arus dari barat," jelasnya.
Memasuki bulan Ramadan mmasyarakat yang telah mendahului masuk ke Jawa Tengah dan pulang ke rumah sudah hampir 700 lebih ribu.
Kemudian memasuki operasi Ketupat, 24 April yang lalu, kurang lebih ada 100 ribu pemudik yang sudah masuk ke Jateng dan sudah kita lakukan pemantauan-pemantauan dan kita lakukan balik kembali ke Jakarta.
• Pengawasan Longgar Perusahaan Lakukan PHK Tanpa Memenuhi Hak Karyawan
Hari ini kurang lebih ada 40 kendaraan kerena mudik," tambahnya.
Pada kegiatan ini, pihak kepolisian Polda Jateng dan jajaran terus melakukan penyekatan dan imbauan kepada masyarakat untuk tidak mudik.
Meski demikian, pihaknya juga mengimbau kepada anggotanya untuk tetap mengedepankan sikap humanis.
• Peringati May Day, Buruh di Kota Tangerang Tetap Gelar Aksi, Tapi Hanya 10-20 Menit di Depan Pabrik
Penyekatan di Boyolali
Operasi Ketupat Candi 2020 oleh Polres Boyolali sudah berlangsung selama sepekan.
Dalam operasi ini juga dilakukan penyekatan terhadap pemudik yang masuk ke wilayah Boyolali.
"Kami ada tiga titik penyekatan yaitu di pos pasar Ampel, exit tol Boyolali, dan pospam Bangak" ujar Kasubag Humas Polres Boyolali AKP Joko Widodo, Kamis (30/4/2020).
Joko melanjutkan bahwa prosedur yang dilakukan petugas di pos-pos penyekatan tersebut adalah melakukan pemeriksaan kendaraan.
• 6 Tips Hidup Hemat Selama Puasa Ramadan Buat Anak Kos yang Tak Bisa Mudik ke Orangtua
Kendaraan yang kedapatan membawa pemudik, diminta untuk putar balik atau kembali.
Sementara untuk kendaraan di pintu exit tol agar kembali masuk tol.
Di pos exit tol terdata kemarin terdapat tiga kendaraan pemudik diminta kembali masuk tol.
Kendaran jenis minibus tersebut kedapatan membawa pemudik dengan tujuan kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
• Ada Wabah Virus Corona, Ramzi Hanya Ditemani 6 Kru Televisi Saat Siaran Langsung Program Ramadan
Kemudian di Pos Pengamanan Ampel petugas juga meminta dua kendaraan agar kembali tidak diijinkan masuk Boyolali.
"Intinya kami masih menemukan kendaraan yang membawa pemudik sesuai prosedur kami minta untuk kembali atau putar balik," kata Joko. (goz)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul 100 Ribu Pemudik Dipaksa Kembali ke Jakarta, Penulis: Hermawan Handaka