Virus Corona Tamgerang

UPDATE, Keterangan Pihak Rumah Sakit Tanggapi Keluarga Jenazah Covid-19 Sewa Ambulans Rp15 Juta

Ferdi mengaku pihaknya juga membantu dalam proses pemakaman itu. Dan tanpa dipungut biaya sepeser pun

Editor: Feryanto Hadi
Wartakotalive.com/Andika Panduwinata
Keluarga Jenazah Covid-19 Kecewa dengan Pemkot Tangerang sampai Rogoh Rp 15 Juta Sewa Ambulans 

WARTA KOTA, TANGERANG - Warga asal Ciledug, Kota Tangerang yang termasuk orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19 dinyatakan meninggal dunia. Dan keluarga pasien bahkan harus menyewa ambulans dengan membayar Rp. 15 juta untuk proses pemakaman.

Bagian Pelayanan RS Bakti Asih Tangerang, Ferdi menjelaskan ikhwal mengenai permasalahan ini.

"Pasien memang suspek Covid-19. Kami sudah memberikan pelayanan dan akhirnya meninggal dunia," ujar Ferdi saat dijumpai Warta Kota di RS Bakti Asih, Kota Tangerang, Rabu (15/4/2020).

Dua Teroris Buronan di Poso Tewas Usai Serang Polisi Hingga Terjadi Baku Tembak

Sebelum Meninggal, Pasien Covid-19 Ciledug Sempat Ditolak di RSUD Kota Tangerang

Ferdi menyebut bahwa pasien tersebut merupakan perempuan berusia 50 tahun.

Pihak rumah sakit tetap memberikan pelayanan dan perawatan.

"Tanpa dipungut biaya, karena sesuai prosedurnya untuk pasien Covid-19 ini," ucapnya.

Setelah yang bersangkutan meninggal dunia, RS Bakti Asih mencoba menghubungi layanan 112 Pemkot Tangerang untuk pengadaan mobil ambulans.

Mobil ambulans ini digunakan untuk mengantar proses pemakaman korban.

"Kami sudah hubungi layanan 112, tapi pihak keluarga maunya cepat," kata Ferdi.

Lalu dari keluarga korban berinisiatif menyewa jasa mobil ambulans lainnya. Disepakati harga yang dibandrol senilai Rp. 15 juta dalam pelayanan itu.

"Mekanismenya kan kalau untuk proses pemakaman pasien Covid-19 ini harus dilakukan sesuai prosedur. Seperti dengan mobil ambulans, peti mati dan juga dilengkapi alat pelindung diri (APD)," ungkapnya.

Ferdi mengaku pihaknya juga membantu dalam proses pemakaman itu. Dan tanpa dipungut biaya sepeser pun.

"Pihak keluarga menggunakan jasa ambulans di luar rumah sakit kami. Kami juga tidak tahu kesepakatannya seperti apa. Kami mengarahkan untuk pemakaman di TPU Selapajang untuk pasien Covid-19 ini. Tapi keluarganya minta dimakamkan di tanah wakaf dekat rumahnya," tutur Ferdi.

Ferdi merinci sudah ada 3 kasus pasien Covid-19 yang meninggal dunia di RS Bakti Asih ini. "Dan hanya 1 ini yang menggunakan jasa sewa ambulans dari luar," paparnya

Pernah Merasakan Hidup-Mati Saat Diisolasi, Bima Arya Sedih Ada Warga Tolak Jenazah Covid-19

Terjangkit Virus Corona dalam Keadaan Bugar, Bima Arya Ingatkan Warga: Virus Corona Tak Pandang Bulu

Keterangan keluarga

Sebelumnya diberitakan, pihak keluarga pasien Covid-19 asal Ciledug yang meninggal, mengeluhkan beberapa hal.

Daryanto yang merupakan keponakan dari korban menjelaskan, tantenya itu terlebih dulu dibawa ke RS Bakti Asih, Kota Tangerang.

Perempuan berusia 50 tahun tersebut menjalani perawatan di rumah sakit yang berada di Kecamatan Karang Tengah ini.

 Harusnya Jalani Isolasi, Satpam Ini Malah Pulang Kampung, Sempat Main Voli, Kini Warga Cemas

 Niat Serang Said Didu Soal Rangkap Jabatan, Wakil Ketua MPR RI Asrul Sani Kena Balasan Menohok

"Awalnya tante saya sakit diabetes. Kemudian dirawat, setelah diperika ternyata ada masalah di bagian paru - parunya. Dan oleh dokter dinyatakan sebagai ODP," ujar Daryanto kepada Warta Kota, Rabu (15/4/2020).

Kemudian pihak RS Bakti Asih meminta keluarga korban untuk membawanya ke rumah sakit rujukan Covid-19.

Seperti diketahui RSUD Kota Tangerang ditetapkan menjadi rumah sakit rujukan dalam penanganan virus corona ini.

"Peralatan di rumah sakit itu tidak komplit, diarahin dirujuk ke RSUD Kota Tangerang. Tapi ditolak," ucap Daryanto.

 Diisolasi 22 Hari Karena Covid-19, Wali Kota Bogor Bima Arya Mengaku Sempat Menderita

 KABAR DUKA, Penyanyi Fera Queen Jebolan X Factor Meninggal Dunia, Lima Tahun Derita Kanker Payudara

 Karina Salim Shock Twindy Rarasati Positif Covid-19, Doakan Sahabatnya Agar Lekas Sembuh

Daryanto menyebut, pihak RSUD Kota Tangerang menolak lantaran jumlah pasien sudah penuh. Dan tak ada lagi ruang untuk perawatan.

"Saya juga sudah cek, penuh. Makanya enggak jadi dirujuk," katanya.

Namun sayangnya nyawa tante Daryanto ini tidak bisa terselamatkan.

Wanita yang berprofesi sebagai guru ngaji itu dinyatakan meninggal oleh pihak RS Bakti Asih.

"Sudah meninggal dunia, saya suruh nunggu pihak rumah sakit untuk menyiapkan mobil ambulans untuk pemakaman," ungkap Daryanto.

Menurutnya pihak rumah sakit mencoba menghubungi layanan 112 milik Pemkot Tangerang untuk bantuan ambulans.

Tapi nyatanya tidak ada jawaban.

 BREAKING NEWS: Sulit Dapat Ambulans, Keluarga Jenazah Pasien Covid-19 di Tangerang Rogoh Rp 15 juta

 Jenazah Covid-19 yang Tidak Dapat Ambulans dari Pemkot Tangerang Berprofesi Sebagai Guru Ngaji

 Pemkot Tangerang Klaim Pasien Corona Tak Dipungut Biaya, Tapi Warga Ciledug Sewa Ambulans Rp15 juta

Kecewa

Daryanto yang merupakan keponakan pasien yang dinyatakan suspek Covid-19 mengaku kecewa dengan Pemerintahan Kota Tangerang.

Sebab keluarganya harus merogoh uang Rp 15 juta untuk menyewa mobil ambulans dalam mengantarkan jasad tantenya ini ke tempat pemakaman.

"Kecewa, dalam hal ini pemerintah tidak tanggap," ujar Daryanto warga asal Ciledug, Kota Tangerang itu kepada Warta Kota, Rabu (15/4/2020).

Ia menjelaskan awalnya korban dilarikan ke RS Bakti Asih, Kota Tangerang. Kemudian pihak dokter menyatakan bahwa korban merupakan Orang Dalam Pemantauan (ODP) Covid-19.

 Prostitusi Online di Surabaya, Mucikari Punya Database 600 Cewek, Mulai Karyawati Hingga Mahasiswi

 Duda Kesepian Jalin Hubungan Terlarang dengan Siswi SMP, Berujung Pelaporan ke Polisi

"Ada masalah di paru-parunya, setelah menjalani perawatan meninggal dunia. Kemudian pihak rumah sakit menelepon layanan 112 Pemkot Tangerang untuk membawa jenazah tante saya ini," ucap Daryanto.

"Tapi ditunggu-tunggu lama datangnya. Malah tidak ada jawaban. Jenazah tante saya keburu bau dan harus segera dimakamkan," sambungnya.

Daryanto pun berinisiatif untuk menyewa jasa mobil Tangerang Ambulans Service.

Terjadi kesepatakan dengan biaya Rp15 juta.

 Gara-gara Insentif Tak Dibayarkan, 5 Dokter di RSUD Padangsidimpuan Mogok Tangani Pasien Covid-19

 Penolakan Pemakaman Jenazah Covid-19 di Mesir Tak Kalah Miris, Polisi Bentrok dengan Warga Sekampung

 Satu Pasien PDP Corona Klaster Ijtima Ulama Mengamuk, Dobrak Pintu Ruang Isolasi

"Apa karena tante saya ini hanya ODP jadinya tidak dilayani mobil Ambulans 112 Pemkot Tangerang itu. Apa karena korban menggunakan BPJS."

"Terus terang saya kecewa, peran pemerintah di sini terasa tidak ada. Semoga tidak ada korban lainnya yang mengalami seperti ini lagi," kata Daryanto

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved