Novel Baswedan Diteror
Komentari Sidang Penyiraman Ar Keras Terhadapnya, Novel Baswedan: Tak Kenal tapi Dendam, Kan Lucu
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menilai janggal perkara penganiayaan yang ia alami.
Penulis: |
"Di awal saya katakan mendapatkan cerita dari kawan yang mengakses informasi dari media,” ujarnya.
Dia mengharapkan agar persidangan dapat berjalan objektif, transparan, dan profesional.
Selain itu, dia meminta agar masyarakat memperhatikan persidangan tersebut.
• Hari Pertama Penerapan PSBB di Jakarta, Aparat Bubarkan Kerumunan Orang di Pulogadung
“Saya harap sidang berjalan objektif, transparan, dan profesional."
"Saya dirugikan, tetapi saya sedang tidak membalas yang dituduh bersalah."
"Menegakkan kebenaran dan menjaga keadilan lebih penting daripada menghukum orang,” tegasnya.
• Gugat Pasal 27 Perppu 1/2020, MAKI Tak Ingin Skandal BLBI dan Century Terulang
Jaksa Penuntut Umum (JPU) mendakwa Ronny Bugis dan Rahmat Kadir Mahulette bersama-sama melakukan penganiayaan berat kepada penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan pada 11 April 2017.
Hal itu diungkapkan JPU saat membacakan surat dakwaan di sidang perdana dua terdakwa kasus penyiraman Novel Baswedan di Ruang Kusumah Atmadja, Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Kamis (19/3/2020).
Sidang ini dihadiri langsung oleh kedua terdakwa penyiraman Novel Baswedan.
Dalam surat dakwaan, JPU mendakwa Pasal 355 ayat (1) KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP subsider Pasal 353 ayat (2) KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dan atau Pasal 351 ayat (2) KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP tentang penganiayaan berat. (*)