Virus Corona
Fraksi PKS DPR RI Potong Gaji untuk Sumbang APD, Mardani Ali Sera Berikan Solusi Lockdown Parsial
Jumlah uang yang terkumpul dari pemotongan itu, kemudian diserahkan kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menginstruksikan kepada para kadernya yang duduk di parlemen baik pusat maupun daerah untuk menyumbangkan sebagian gajinya sebagai upaya penanganan virus corona atau Covid-19.
Jumlah uang yang terkumpul dari pemotongan itu, kemudian diserahkan kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) guna keperluan pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para tenaga medis dan relawan yang terjun langsung mengurusi para pasein terpapar virus corona.
Presiden PKS, Sohibul Iman lewat akun twitternya mengungkapkan, kunjungan ke kantor IDI sebagai upaya untuk memberikan semangat kepada para kader PKS di seluruh Indonesia untuk melakukan amal yang sama.
• Sudah Peringatkan Lockdown Tapi Tidak Digubris, Fadli Zon: Negara Sudah Kehilangan Pemimpin
• Terapkan Local Lockdown, Wali Kota Tegal: Lebih Baik Saya Dibenci Daripada Maut Menjemput Warga
"Kunjungan nga bantuan Insyaallah jd triger bg struktur, kader, n anggota DPRD PKS se Indonesia untuk nelakukan hal yg sama. Sprt disampaikan Ketum dr kedua organisasi tsb smg bantuan ini disampaikan keberkahan untuk kita semua Amin," tulis Sohibul Iman dikutip Warta Kota pada Jumat (27/3/2020).
"Tujuan kami 3 hal: 1. Ingin dpt info terkini ttg Kondisi lapangan; 2. Ingin tahu apa yang menjadi motivasi n aspirasi para tenaga medis; 3. Menyampaikan bantuan ala kadarnya, Terutama APK. Alhamdulillah kami menyambut hangat dan antusias oleh para fungsionaris kedua organisasi tsb," tulisnya lagi
Sementara itu, politisi PKS lainnya, Mardani Ali Sera meminta pemerintah untuk bertindak lebih tepat dalam penanganan pandemi corona.
Mardani lewat cuitannya di Twitter mengatakan, jauh-jauh hari pemerintah sudah diingatkan soal potensi penyebaran virus ini.
• Ojol Tergeletak di Atas Motor Bikin Geger Warga, Sudah Panggil Ambulans, Ternyata Sedang Tidur Pulas
• Roy Suryo: Hentikan Masuknya TKA Cina, Tunda Pemindahan Ibukota, Pecat Menteri dan Jubir yang Ngaco
Bahkan, sejumlah pengamat sudah memprediksi akan adanya peningakatan pasien positif corona seperti yang terjadi saat ini.
"Bismillah, dr awal sdh byk pengamat yg memprediksi jmlh pasien positif Covid 19 akn meningkat dr hri ke hri. Terlebih msh byk masyarakat yg blm mengindahkan physical distancing. Sampai saat ini pemerintah msh bertahan dgn opsi rapid test ketimbang opsi lainnya," tulisnya.
Hanya saja, Mardani menilai pemerintah cukup lambat dalam melakukan tindakan, padahal sudah banyak pihak yang mengingatkan sebelumnya.
"2 bulan lalu saya minta pemerintah bentuk gugus tugas corona, block WNA asal negara terpapar. Direspon 1 bulan kemudian2 pekan lalu saya minta LockDown Parsial kota2 terpapar agar tidak menyebar ke desa2 atau daerah lain. Di Tolak.Wakil rakyat sdh ingatkan pemerintah."
Selanjutnya, Mardani mengungkapkan, dalam beberapa peluang, pemerintah perlu mengambil opsi penguncian parsial untuk menghentikan peningkatan pandemi. Menurutnya, daerah seperti Jabodetabek menjadi yang utama.
"Dlm beberapa kesempatan, sy menyarankan pemerintah dpt mengambil opsi lockdown parsial utk menghentikan laju pandemi. Daerah seperti jabodetabek menjadi yg utama. Setidaknya ada beberapa hal yg perlu pemerintah siapkan terutama yg berdampak lsg kpd masyarakat."
"Pekerja Harian mungkin menjadi pihak pertama yang menempatkan imbasnya. Terima kasih, setelah opsi ini diambil, Presiden wajib memberikan insentif bagi perusahaan utk menggaji normal semua pegawai dengan separuh gaji pokok yang ditanggung pemerintah selama 2 bulan ke dpn," tulisnya.
• Lapas Bisa Jadi Kuburan Massal Akibat Corona Jika Masalah Kelebihan Kapasitas Tak Diatasi
Di sisi lain, Mardani mengapresiasi upaya pemerintah yang berencana mencairkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) di tengah pandemi corona.