Museum
Mengenal Seni Rupa Indonesia dari Masa Prasejarah Hingga Sekarang
Gagasan pembangunan gedung ini adalah Direktur Burgelijke Openbare Werker (BOW) atau pekerjaan umum dengan Gubernur Jenderalnya Pieter Mijer.
Penulis: Feryanto Hadi | Editor: Feryanto Hadi
Berkunjung ke Museum Seni Rupa dan Keramik yang terletak di kawasan Kota Tua Jakarta, tepatnya di Jalan Pos Kota nomer 2 Jakarta Barat, selain menambah wawasan, juga bisa menjadi inspirasi khususnya bagi para seniman muda atau Anda yang mempunyai cita-cita menjadi seniman besar.
Di tempat ini ditampilkan berbagai koleksi lukisan yang menyimpan sejarah penting.
Selain itu, koleksi-koleksi lukisan yang ada di museum ini merupakan lukisan yang terbaik dan terseleksi dengan ketat oleh para kurator.
Wartawan Warta Kota berkunjung ke museum itu, belum lama ini.
• Presiden Soekarno Gagal Ditembak Mati Saat Salat Ied, Bayangannya Berpindah-pindah, Penembak Bingung
• Seramnya Lonceng Kematian dan Penjara Bawah Tanah di Gedung Bekas Balaikota Belanda di Jakarta
Memasuki ruang pertama di Museum Seni Rupa dan Keramik, atau tepat setelah pintu penjualan karcis, kita akan disuguhkan mengenai informasi sejarah museum, sejarah perjalanan seni lukis beserta selayang pandang koleksi-koleksi yang dipamerkan di sini.
Di ruangan ini pula, pengunjung bisa mendapatkan brosur secara gratis serta disediakan dua unit komputer sebagai layanan kepada para pengunjung yang ingin mengakses atau ingin tahu lebih banyak mengenai Museum Seni Rupa dan Keramik.
Bangunan museum yang sekarang memiliki sejarah panjang.
• Mengenal Jenderal Urip Sumoharjo, Kreator Angkatan Bersenjata RI
• Mbak Tutut Kisahkan Lahir Tanpa Disambut Sang Ayah, Pak Harto Sedang Pimpin Pertempuran di Jogja
Sejarah bangunan
Bangunan museum ini dulunya adalah bekas gedung Raad Van Justitie yang didirikan dalam rangka memenuhi kebutuhan petugas yang menangani masalah-masalah hukum dan perundang-undangan yang menyangkut masalah pidana dan perdata.
Lahirnya gagasan mendirikan gedung yang menangani tugas dalam masalah hukum pidana dan perdata ini adalah dengan terbentuknya Dewan Kehakiman menjadi Ordinaris Raad van Justitie Binnen Het Casteel Batavia (Dewan Kehakiman pada Benteng Batavia) yang pada akhirnya disingkat namanya menjadi “Raad van Justitie“.

Proses pembangunannya diawali pada tahun 1866 dan selesai pada tahun 1866.
Gagasan pembangunan gedung ini adalah Direktur Burgelijke Openbare Werker (BOW) atau pekerjaan umum dengan Gubernur Jenderalnya Pieter Mijer.
Sebagai perencana gedung adalah Hooft Ingenier (Insinyur Kepala) Jhr. W.H.F.H. van Rader. Dan dikerjakan oleh Firma Drossacras & Co dengan harga tender F. 269,000,- berdasarkan besluit No. 30 tanggal 5 April 1866 dan diresmikan pada tanggal 21 Januari 1870 oleh F.F.I.U. Last, Presiden Dewan Kehakiman.
Gedung dipergunakan sebagai gedung Raad van Justitie tidak diketahui secara pasti kapan berakhirnya.
Mengenal Seni Rupa Indonesia
Seni Rupa Indonesia dari Masa Prasejarah Hingga Se
Berkunjung ke Museum Seni Rupa dan Keramik
Museum Seni Rupa dan Keramik dimana
alamat Museum Seni Rupa dan Keramik
koleksi Museum Seni Rupa dan Keramik
Melihat Kuburan-kuburan Kuno di Kebon Jahe, Ada Ribuan Makam Orang Belanda di Tempat Ini |
![]() |
---|
Seramnya Lonceng Kematian dan Penjara Bawah Tanah di Gedung Bekas Balaikota Belanda di Jakarta |
![]() |
---|
Museum Sejarah Nabi dan Peradaban Islam Terbesar Bakal Dibangun di Ancol Jakarta Utara |
![]() |
---|
Firaun Ketiga Bakal Menyambut Anda Saat Masuk ke Grand Egyptian Museum di Mesir |
![]() |
---|