Pembunuhan Siswi SMP
Pengakuan Mengejutkan Ayah kandung Saat Bunuh dan Buang Jasad Putrinya ke Gorong-gorong
Dengan sadis, Budi Rahmat memasukkan jasad korban, Delis Sulistina (13) ke gorong-gorong secara paksa.
Budi Rahmat (45), pelaku pembunuhan siswi SMP yang jasadnya ditemukan di gorong-gorong depan sekolah membuat pengakuan mengejutkan.
Dengan sadis, Budi Rahmat memasukkan jasad korban, Delis Sulistina (13) ke gorong-gorong secara paksa.
Hal ini diungkap Kepala Polres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto.
Delis Sulistina ternyata dibunuh oleh ayah kandungnya sendiri yang bernama Budi Rahmat.
Penyebab Budi Rahmat tega membunuh Delis Sulistina dikarenakan hal sepele.
• Puspa Dewi, Nenek Seksi Punya Penampilan Bak Remaja
• Pacaran sama Brondong, Elly Sugigi Kini Makin Langsing, Mengaku Sering Dapat Pujian
Seperti yang sempat ramai diberitakan, jasad Delis Sulistina ditemukan di gorong-gorong depan gerbang sekolahnya yakni SMPN 6 Tasikmalaya.
Jasad Delis Sulistina ditemukan oleh warga Cilembang, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya pada Senin 27 Januari 2020 sore.
Saat ditemukan, jasad korban dalam kondisi masih berseragam pramuka lengkap dan berkerudung.
Di samping jenazah juga ditemukan tas sekolah berisi identitas serta buku-buku sekolah korban.
• Warga Tangkap Remaja Pencuri Pakaian Dalam Wanita, Terungkap Motif Sebenarnya
• Puspa Dewi, Nenek Seksi Punya Penampilan Bak Remaja
Sembunyikan ke gorong-gorong
Polisi pun membeberkan cara sadis Budi Rahmat memasukkan mayat anaknya ke gorong-gorong depan sekolah.
Budi Rahmat, menurut polisi, memasukan mayat korban secara paksa ke gorong-gorong sekolahnya.
Mayat dimasukkan kedua kakinya terlebih dahulu ke saluran drainase, lalu bagian kepalanya didorong oleh salah satu kaki pelaku sembari jongkok.
"Mayat korban saat dimasukan gorong-gorong dipaksakan oleh pelaku. Supaya tersembunyi ke dalam gorong-gorong itu, pelaku mendorong mayat korban pakai salah satu kaki mencapai 2 meter jaraknya dari mulut gorong-gorong itu," jelas Anom di kantornya, Kamis (27/2/2020) seperti dikutip dari Kompas.com
Tujuan pelaku, supaya mayat anaknya yang dibunuh olehnya tersembunyi dan diketahui orang lain setelah membusuk.
• Terlanjur Jadi Budak Cinta, Dedi Kabulkan Permintaan Habisi Nyawa Suami Selingkuhannya
• Tanggapan Sandiaga Uno Usai Masuk Tiga Besar Survey Capres 2024 Terkuat
Hasil otopsi ungkap perbuatan pelaku
Pelaku mengira aksinya itu bisa mengaburkan perbuatan jahatnya dan menganggap kematian anaknya karena kecelakaan.
"Memang mayat korban membusuk secara kasat mata sulit untuk diketahui sidik jari pelaku.
Namun, hasil otopsi yang sudah diliput rekan-rekan sebelumnya berhasil mengungkap ciri-ciri kekerasan pelaku," tambahnya.
Sebelum pelaku memasukan mayat korban ke gorong-gorong sekolah.
Anom menambahkan, mayat korban dibonceng memakai motornya dengan kedua tangannya terikat dengan posisi seperti memeluk saat naik motor di lokasi kejadian.
Pelaku pun sempat meninggalkan korban bekerja lagi seusai mencekik lehernya sampai tewas.
"Jadi pelaku sudah tahu setelah mencekik korban yang juga anak kandungnya itu telah tewas.
Ditinggalkan kerja lagi baru dibawa ke gorong-gorong sekolahnya untuk disembunyikan," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Budi Rahmat (45), diketahui sebagai pelaku pembunuhan anak kandungnya sendiri dengan cara dicekik sampai tewas karena kesal dimintai uang oleh korban untuk biaya study tour sekolahnya.
Sesuai informasi dari Kepolisian setempat, kejadian bermula saat korban mendatangi tempat kerja ayahnya sepulang sekolah memakai angkutan umum, Kamis (23/1/2020) sore.
• Anies Baswedan di Pusaran Bully, Antara Kontrasting Politik dan Teori Kepala Batu
• Momen Romantis Syahrini-Reino Barack di Tahun Pertama Menikah dan Kekalutan Perasaan Luna Maya
Setibanya di tempat kerja pelaku yaitu salah satu rumah makan Jalan Laswi Kota Tasikmalaya, korban bertemu dengan ayahnya dan meminta uang untuk studi tour sekolahnya ke Bandung sebesar Rp 400.000.
Pelaku sempat berupaya memberikan uang kepada korban Rp 200.000 dan meminjam kepada bosnya Rp 100.000.
"Karena korban merasa pemberian uang ayahnya kurang, korban dibawa ke rumah kosong dan sempat cekcok dengan pelaku.
Lokasi rumah kosong itu dekat dengan tempat kerja pelaku sekaligus TKP pembunuhan terjadi," jelas Kepala Polres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto saat Konferensi Pers, Kamis (27/2/2020) siang.
Anom menambahkan, pelaku mengaku setelah cek cok bersama anaknya itu emosi dan kesal mencekik korban sampai meninggal.
Setelah diketahui meninggal, pelaku sempat membiarkan mayat anaknya di sebuah ruangan kamar rumah kosong tersebut untuk kembali bekerja sekitar pukul 16.00 WIB Kamis (23/1/2020) sore.
• Zaskia Sungkar Akhirnya Pilih Program Bayi Tabung Setelah Sembilan Tahun Impikan Punya Momongan
• Lima Hal dari Yuni Shara Ini Bisa Bikin Buaya Darat Gelap Mata
Mayat disembunyikan saat hujan deras
Seusai selesai bekerja sekitar pukul 21.00 WIB di hari yang sama, pelaku kembali ke TKP untuk menyembunyikan mayat anaknya di gorong-gorong sekolahnya SMPN 6 Tasikmalaya.
Setibanya di lokasi gorong-gorong, pelaku menyembunyikan mayat anaknya tanpa diketahui seseorang karena saat itu hujan deras sekitar pukul 22.00 WIB.
Sampai saat itu, korban dikabarkan hilang dan sempat dicari oleh ibu korban dan pihak sekolah.
Bahkan, sesuai pengakuan Wakil Kepala SMPN 6 Tasikmalaya Saefulloh, pelaku sempat mengaku kalau anaknya bersamanya saat dicari-cari karena tidak pulang dan tak masuk sekolah keesokan harinya Jumat (24/1/2020).
Sampai akhirnya mayat Delis ditemukan oleh seorang warga sekitar di tempat penemuan mayat korban di gorong-gorong karena curiga saluran airnya mampet pada Senin (27/1/2020).
(Kompas.com/Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengakuan Budi Saat Masukkan Mayat Anaknya ke Gorong-gorong, Agar Terlihat Seperti Kecelakaan"
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/mayat-siswi-smp-ditemukan-di-gorong-gorong.jpg)