Prostitusi

Muncikari Ini Sanggup Sediakan 15 PSK per Bulan, Tarif Bervariasi dan Langsung Diantar ke Pelanggan

AW (35), muncikari yang ditangkap aparat Polres Pelabuhan Tanjung Priok, telah beraksi satu tahun dan mampu menjajakan 15 PSK per bulannya.

Penulis: Junianto Hamonangan |
Kompas.com
Ilustrasi 

AW (35), muncikari yang ditangkap aparat Polres Pelabuhan Tanjung Priok, telah beraksi satu tahun dan mampu menjajakan 15 PSK per bulannya.

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok AKP David Kanitero mengatakan, tersangka sudah menjalankan profesinya sebagai muncikari sejak lama.

"Setelah diinterogasi, muncikari AW mengaku telah menjalani profesinya sekitar satu tahun," kata David, Sabtu (1/2/2020).

Muncikari Ditangkap Saat Bawa PSK ke Hotel, Dapat Untung Rp 100 Ribu Sekali Antar

Selama satu tahun menjalani pekerjaan tersebut, wanita itu mampu menyediakan sejumlah PSK untuk melayani nafsu bejat para pria hidung belang.

"Tersangka mengaku bisa mengantarkan PSK kepada pelanggan sekitar 15 kali setiap bulannya," ungkap David.

Tarif PSK yang ditawarkan bervariasi, di mana terakhir senilai Rp 800 ribu.

TAUFIK Bilang Calon dari Gerindra Bakal Jadi Wagub DKI Dua Pekan Lagi, Padahal Pemilihan Saja Belum

Ia mengambil keuntungan Rp 100 ribu dari setiap PSK.

"Dia mendapat keuntungan sebesar Rp 100 ribu. Sehingga keuntungan setiap bulannya sebesar Rp. 1,5 juta," beber David.

Menurut pengakuan tersangka kepada petugas, uang hasil prostitusi yang didapat tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

MAU Curi Motor Marinir Setelah Gondol Tasnya, Dua Maling Ini Langsung Berhadapan dengan Korban

Sebelumnya, AW ditangkap saat mengantarkan Pekerja Seks Komersial (PSK) ke sebuah hotel di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Reynold Hutagalung mengatakan, wanita itu ditangkap pada Rabu (29/1/2020) lalu saat bertransaksi dengan pelanggannya.

"Pelanggan itu menyerahkan uang Rp 800 ribu kepada Mami (muncikari) AW."

 DAFTAR Tarif Baru Ruas Tol Dalam Kota, Golongan IV dan V Turun

"Setelah terjadinya transaksi pembayaran, kemudian tim berhasil mengamankannya," kata Reynold, Sabtu (1/2/2020).

AW ditangkap saat mengantar salah satu PSK yang dipekerjakan ke hotel tersebut.

Namun, sebelum PSK melayani tamunya, polisi sudah terlanjur menangkap AW.

 Dirazia dan Disidang Seperti Kriminal, Perokok di Depok: Itu Namanya Melanggar HAM!

"Setiap mengantar PSK ke pelanggan untuk berhubungan intim, dia mendapat keuntungan sebesar Rp 100 ribu," ungkap Reynold.

Kepada penyidik, AW mengaku aksinya memasarkan PSK yang dipekerjakan dilakukan melalui media sosial maupun dari mulut ke mulut.

"Prostitusi ini bukan hanya secara langsung antara penjual dan pembeli, tetapi bisa juga melalui muncikari dan dengan kedok melalui internet," jelas Kapolres.

 KRONOLOGI Polisi Tembak Mati 3 Kurir Narkoba di Tangerang, 288 Kilogram Sabu Disimpan di Kotak Makan

Adapun barang bukti yang disita dari tersangka di antaranya satu buah bra, satu buah celana dalam, dan uang tunai Rp 800 ribu.

Atas perbuatannya, AW dijerat Pasal 296 KUHP Jo Pasal 506 KUHP.

Tersangka kemudian dibawa ke Mapolres Pelabuhan Tanjung Priok guna proses lebih lanjut.

Dibayar Rp 90 Ribu

34 Pekerja Seks Komersial (PSK) Gang Royal yang diamankan dari RT 08/RW 10, Kelurahan/Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara hanya mendapat bagian kurang dari Rp 100 ribu.

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto mengatakan, pria hidung belang yang ingin menggunakan jasa puluhan wanita itu dikenakan tarif Rp 150 ribu untuk sekali kencan.

Namun, jumlah tersebut tidak seluruhnya masuk ke kantong pribadi sang PSK.

 DAFTAR Tarif Baru Ruas Tol Dalam Kota, Golongan IV dan V Turun

Sebagian dari uang yang diberikan pelanggan, juga disetor kepada mereka yang terlibat.

“Dengan pembagian Rp 90 ribu untuk wanita atau PSK-nya,” ucap Budhi, Jumat (31/1/2020).

Sedangkan sisa tarif dibagi sesuai peran masing-masing.

 Dirazia dan Disidang Seperti Kriminal, Perokok di Depok: Itu Namanya Melanggar HAM!

Menurut Budhi, sang pemilik kafe mendapatkan bagian Rp 50 ribu, dan mereka yang mengantarkan dapat bagian lebih kecil.

“Rp 10 ribu untuk mereka yang mengantar, ataupun menawarkan jasa kepada lelaki hidung belang yang ada di kafe-kafenya itu,” tuturnya.

Tarif Rp 150 ribu itu diberikan para pria hidung belakang tidak dalam bentuk uang tunai kepada PSK.

 KRONOLOGI Polisi Tembak Mati 3 Kurir Narkoba di Tangerang, 288 Kilogram Sabu Disimpan di Kotak Makan

Mereka membayarnya secara tidak langsung dengan menggunakan voucer.

Budhi menceritakan, setiap pria hidung belang terlebih dahulu harus membeli satu voucer seharga Rp 150 ribu, melalui kasir kafe di Gang Royal untuk memakai jasa satu PSK.

“Jadi pembayarannya tidak langsung kepada PSK atau kepada yang mengantar, tapi pembayaran melalui kasir yang ada di kafe-kafe tersebut,” jelas Budhi.

 TAWURAN Malam Hari di Depok, Satu Pelajar Tewas Kehabisan Darah

Menurut Budhi, sistem voucer tersebut untuk memudahkan rekapan pelanggan dari setiap PSK.

Sebab, setiap harinya para PSK itu ditargetkan untuk melayani pria yang melampiaskan nafsu.

“Dalam satu hari, setiap satu orang PSK itu bisa melayani 5-7 kali,” kata Budhi.

 PKS Usul Indonesia Ekspor Ganja, BNN: Keliru! Nanti Begitu Pakai Langsung Tabrak Apotek

Sebelumnya, puluhan tempat hiburan malam di lokalisasi Gang Royal, RT 02/RW 13 Kelurahan/Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, dirazia pada Rabu (29/1/2020) malam.

Namun saat razia, tempat hiburan malam tersebut sudah dalam kondisi kosong dan digembok.

Meski begitu, masih ada botol minuman keras yang tidak diambil oleh pemiliknya.

 Mulai Hari Ini Pemprov DKI Hentikan Sementara Proyek Revitalisasi Monas

Sementara, di sebuah bangunan di kawasan tersebut masih ada seorang warga, namanya Nani.

Kepada petugas, dirinya mengaku mengontrak tempat itu bersama keluarganya.

Namun saat masuk ke dalam kontrakan, ada monitor untuk menampilkan rekaman CCTV yang terpasang di Gang Royal.

 FOTO-FOTO Proyek Revitalisasi Monas yang Pengerjaannya Dihentikan Mulai Hari Ini

Bahkan, ada pintu rahasia menuju bangunan di sebelahnya.

Saat dibuka, ada lorong berisi pintu lainnya yang tidak lain adalah kamar dengan ukuran 2x1 meter.

Di dalamnya hanya ada sebuah kasur, tempat sampah, dan kipas angin gantung.

 Erick Thohir: Mungkin Saya Cuma Menjabat Setahun, yang Goyang dan Suruh Mundur Banyak

Di ujung lorong lantai dasar bangunan tersebut juga ditempeli sebuah pengumuman pada kertas yang bertuliskan ‘PEMBERITAHUAN SEWA KAMAR Rp 30.000’.

Pemandangan serupa juga terlihat di lantai 2, yang terdiri dari bilik/bilik kamar.

Namun di lantai 2 jumlahnya lebih banyak, yakni 8 kamar, dibanding di bawahnya yang hanya 3 kamar.

 KETUA DPRD DKI Bilang Pemprov DKI Bohongi Publik Soal Proyek Revitalisasi Monas, Ini Buktinya

Nani mengelak bangunan itu juga termasuk tempanya mengontrak.

Menurutnya, bangunan yang terhubung ke kontrakannya merupakan kepunyaan orang lain.

"Saya cuma ngontrak di sini, itu kamar sebelah memang ruangannya terhubung."

 KETUA DPRD Ancam Laporkan Pemprov DKI ke Polisi Atau KPK Jika Revitalisasi Monas Tetap Dilanjutkan

"Bukan punya saya," ucap Nani.

Di salah satu kafe yang ada di sana, ditemukan dua buah buku catatan dengan sampul bertuliskan ‘Kamar’.

Setelah dibuka, buku itu diduga berisi catatan transaksi para pekerja seks komersial (PSK) yang bekerja di kafe tersebut.

 Revitalisasi Monas Dihentikan Saat Nyaris Rampung, Kontraktor Minta Pemprov DKI Lunasi Ongkos Proyek

Buku itu juga mencatat berapa kali seorang PSK melayani pelanggan dalam satu hari.

Bahkan, pada hari saat digelar razia, mereka diduga sempat melayani pelanggan.

Ada catatan seorang nama PSK sempat melayani satu pria pada Rabu (29/1/2020).

 Selain Tak Kantongi Izin, Pemprov DKI Juga Modifikasi Hasil Sayembara Desain Revitalisasi Monas

Selain buku tersebut, ada sebuah lemari kayu yang berisi belasan tisu yang menyita perhatian.

Sebab, setiap tisu masing-masingnya diberi nama pemilik yang cocok dengan nama yang ada di dalam catatan buku transaksi.

Kabagops Polres Metro Jakarta Utara AKBP Sucipto mengatakan, razia diduga bocor.

 KENAPA TVRI Tak Beli Hak Siar Liga Indonesia? Helmy Yahya: Harganya 5 Kali Lipat dari Liga Inggris

Sehingga, para pemilik dan pekerja di dalam puluhan tempat hiburan itu telah meninggalkan lokasi.

"Setelah kita melakukan kegiatan operasi, ternyata hasilnya hanya beberapa minuman keras saja yang bisa diamankan."

"Dan seluruh kafe sudah dalam kondisi tutup, ditinggalkan penghuni, dan pintunya digembok," tutur Sucipto. (*)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved