Aksi Terorisme
Lebih dari 6.000 Warga Indonesia di Luar Negeri Diidentifikasi Sebagai Teroris, di Suriah 187 WNI
Mahfud MD mengungkapkan, sebanyak 187 Warga Negara Indonesia (WNI) di Suriah teridentifikasi sebagai teroris.
Termasuk, kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Informasi tersebut bisa dimanfaatkan pemerintah.
"Ya kayak whistleblower, suatu kekuatan pemerintah menghadapi sesuatu, karena mereka tahu anatomi terorisme, sehingga membantu pemerintah," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius mengatakan, ada ratusan alumni Suriah yang sudah kembali ke Tanah Air.
Ia menyebut tidak semua dari mereka adalah pendukung ISIS, namun mereka umumnya adalah pendukung salah satu kelompok bersenjata, yang ikut bertikai di Suriah.
Baca: Warga Pamulang Ini Menamai Bayinya Pajero Sport, Alasannya Unik
Ia menuturkan, pemerintah sudah mengikutsertakan mereka yang kembali ke program deradikalisasi.
Pemerintah menurutnya juga sudah mendata dan memantau para alumni Suriah. Namun, ia tidak bisa menjamin apakah mereka sudah tidak radikal.
Salah satu alumni Suriah yang kemudian berulah di Tanah Air adalah Syawaluddin Pakpahan.
Baca: Mahasiswa Kota Bekasi Ini Ditolak Bank dan Kampus karena Pakai Suket
Ia pada sekitar 2012-2013 lalu sempat berangkat ke Suriah selama lima bulan, dan bergabung ke Free Syrian Army (FSA).
Syawaluddin Pakpahan adalah salah satu pelaku penyerangan Mapolda Sumatera Utara.
Sementara, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal menyatakan, sudah ada sekitar 430 WNI yang dideportasi dari Turki sejak 2015.
• Reynhard Sinaga Mengaku Pernah Kerja di Manchester United, Setan Merah Langsung Membantah
WNI-WNI tersebut diduga hendak menyeberang ke Suriah.
Selain itu, WNI yang masih ada di Suriah, jumlahnya belum bisa ditentukan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/abu-sayyaf_20160713_201401.jpg)