Ayah Bunuh Anak
Setelah Gorok Leher Anaknya Hingga Tewas, Ayah Muda Ini Coba Bunuh Diri Lalu Telepon Mertua
ARDIANSYAH (31) secara membabi buta menghabisi nyawa anak kandungnya sendiri.
ARDIANSYAH (31) secara membabi buta menghabisi nyawa anak kandungnya sendiri.
Korban diketahui berinisial R, bocah laki-laki yang masih berusia 4 tahun.
Bahkan, sang ayah membunuh darah daginya sendiri dengan cara menggorok leher balita ini.
• BREAKING NEWS: Ayah Gorok Leher Anak Kandungnya yang Masih Balita Hingga Tewas
Tragedi berdarah tersebut berlangsung di kontrakannya, Kedaung Wetan RT 02/02 Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Senin (16/12/2019).
"Setelah melakukan itu pelaku mencoba menghubungi mertuanya," ujar Kapolsek Neglasari Kompol Manurung kepada Wartakotalive.
Mertua pelaku bernama Mamat (51) juga bermukim di wilayah Kedaung Wetan.
• Jokowi Tak Ingin Ibu Kota Baru di Kalimantan TImur Mahal dan Sepi
Mendengar kabar tersebut, Mamat segera mendatangi lokasi kejadian.
"Pak, datang ke kontrakan, saya bunuh diri," kata Ardiansyah melalui sambungan telepon kepada Mamat.
Saat tiba di kontrakan, pintu terkunci. Mamat pun mencoba mendobrak.
• PSSI Ingin Mantan Pemain, Wasit, dan Pelatih Sepak Bola Dapat Pekerjaan Tetap Setelah Pensiun
"Ternyata di dalamnya korban R sudah dalam keadaan meninggal," kata Manurung.
Balita berusia 4 tahun ini bersimbah darah terbaring di atas kasur.
R penuh luka di bagian leher, tangan dan tubuhnya.
• Wiranto Comeback! Mengaku Sudah Pulih 100 Persen Setelah Ditikam Teroris
"Sedangkan ayahnya mengalami luka berat. Setelah membunuh anaknya itu, dia mencoba bunuh diri."
"Saat ini masih menjalani pengobatan di rumah sakit."
"Sedangkan ibu korban saat kejadian sedang kabur ke rumah orang tuanya. Kami masih melakukan pemeriksaan," jelas Kapolsek.
• INI Komposisi Pemain Timnas Indonesia di Piala Dunia U-20 2021, Sebagian Sedang Berlatih di Inggris
Sebelumnya, Ardiansyah (31), warga RT 02/02 Kelurahan Kedaung Wetan, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Banten ini, menghabisi nyawa anak kandungnya, Senin (16/12/2019) pagi.
Korban berinisial R (4).
Anak bawah lima tahun (balita) yang akrab disapa Aca ini tewas penuh luka sayatan senjata tajam oleh ayahnya sendiri.
• Jelang Pergantian Pimpinan, Saut Situmorang Berharap Jokowi ke KPK dan Ngobrol dengan Penyidik
"Korban luka di bagian leher akibat senjata tajam."
"Ada juga di luka di tangan dan tubuhnya," ujar Kapolsek Neglasari Kompol Manurung kepada Wartakotalive, Senin (16/12/2019).
Ia menjelaskan, insiden tersebut terjadi sekitar pukul 07.30 WIB.
• Nama-nama Calon Dewan Pengawas KPK Beredar, Saut Situmorang Tak Mau Terjebak Portofolio
Mereka tinggal di kontrakan daerah Kedaung Wetan.
"Tinggal di kontrakan itu bapak, ibu dan satu anaknya. Bapak dan ibunya mengalami konflik," ucapnya.
Sehingga, ibu korban pergi dari kontrakan tersebut menuju rumah orang tuanya.
• 12 Pegawai KPK Hengkang Setelah UU 19/2019 Berlaku, Pemerintah Diminta Segera Cari Jalan Keluar
Korban, rewel di kontrakan dan menangis terus-menerus.
"Ayahnya kesal dan langsung menghabisi nyawa korban menggunakan pisau."
"Saat ini kasus tersebut masih dalam penyelidikan lebih lanjut," kata Manurung.
Membunuh karena Rebutan Roti
Peristiwa sebelumnya, seorang ayah juga tega bunuh anak kandung yang masih pelajar SMP hanya karena rebutan roti.
Dada kiri si anak ditusuk hingga tewas.
Penyebab siswa SMP asal Palangkaraya tewas, akhirnya terungkap.
Ek siswa SMP tewas ditusuk ayah kandung, Mar (45) karena kesal korban rebutan makanan dengan adik korban.
• Ujian Nasional Diganti, PGRI: Gaji Guru Honorer Rp 300 Ribu, Gimana Bicara Asesmen tapi Masih Lapar?
Siswa SMP Palangkaraya dibunuh ayah karena rebutan roti.
Sebelumnya, Mar mengaku bahwa Ek tewas tertusuk pisau yang tak sengaja mengenai tubuhnya di lokasi Ek terjatuh.
“Berdasarkan hasil otopsi serta keterangan dari adik korban, akhirnya ayah korban mengakui semua perbuatannya,” kata Kapolres Palangkaraya, AKBP Timbul RK Siregar, di Mapolres Palangkaraya, Minggu (1/9/2019).
• Tentukan Lokasi Klaster Pemerintahan, Pekan Depan Jokowi Menginap di Ibu Kota Baru
Mar mengaku telah menusuk anak kandungnyam, Ek, hingga tewas.
Timbul mengatakan, adik korban melihat ayahnya menusuk korban menggunakan pisau yang sedang digunakan untuk mengupas jagung.
Namun, ayah korban tetap menyanggah bahwa telah menusuk korban dengan sengaja.
• KRONOLOGI Anggota Brimob Polda Sulteng Gugur Ditembak Kelompok MIT Poso, Diserang Setelah Jumatan
Mar mengaku melemparkan pisau itu dan kebetulan mengenai dada korban.
Ayah korban mengaku kesal dengan korban karena tidak mau mengalah dengan adiknya yang meminta jajanan milik korban.
Saat korban dan adiknya berkelahi, ayah korban langsung melemparkan pisau yang sedang digunakannya untuk mengupas jagung tepat pada bagian dada kiri korban.
• Nasihat dan Kinerja Wantimpres Nyaris Tak Terdengar
“Saya lempar bukan saya tusuk,” kata Mar.
Melihat anaknya mengerang kesakitan, Masriadi sempat berusaha membawa korban ke Rumah Sakit Kelampangan.
Namun, setibanya di rumah sakit korban sudah tidak bisa diselamatkan.
• Sudah Layakkah Indra Sjafri Pegang Timnas Senior? Manajer Tim Nasional Indonesia Bilang Begini
Sebelumnya diberitakan, seorang siswa SMP tewas tertusuk pisau di halaman rumahnya, di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Sabtu (31/8/2019).
Pihak keluarga sempat menutupi kasus ini.
Namun, polisi tetap membawa korban untuk dilakukan otopsi, serta meminta keterangan ayah korban.
• Ini Hal-hal yang Dibenahi Manajemen Timnas Indonesia Setelah Gagal Rebut Medali Emas SEA Games 2019
Dari keterangan orangtua korban, Ek tewas saat dikejar adiknya di halaman rumah karena tak mau memberikan roti.
Korban terpeleset dan terjatuh.
Nahas, di lokasi korban terjatuh terdapat pisau hingga akhirnya menghujam dada korban. Korban sempat dibawa ke rumah sakit. Namun, korban tidak tertolong.
Polisi Mulai Curiga
Kapolres Palangkaraya AKBP Timbul RK Siregar mengatakan, polisi sempat melihat adanya kejanggalan atas tewasnya Ek (15), siswa SMP di Palangkaraya di halaman rumahnya.
Timbul mengatakan, keanehan itu karena saat tiba di lokasi, polisi tidak menemukan adanya tanda kekerasan atau bekas bercak darah seperti informasi yang diterima.
Polisi kemudian meminta pihak keluarga untuk membawa korban ke kamar jenazah Rumah Sakit Doris Sylvanus, Palangkaraya, agar bisa diotopsi.
• Jelaskan Konsep Asesmen Kompetensi, Nadiem Makarim: Ibarat Belajar Renang Langsung Diceburin ke Laut
Namun, keluarga Ek sempat menolak.
Setelah berbagai upaya dan penjelasan demi kepentingan proses hukum, akhirnya pihak keluarga mengizinkan korban untuk diotopsi.
"Berdasarkan hasil visum, ditemukan ada luka robek pada bagian dada sebelah kiri korban. Diduga berasal dari tusukan benda tajam," kata Timbul, Sabtu (31/8/2019).
• Jokowi Teliti Track Record Calon Anggota Dewan Pengawas KPK Agar Tak Dibully Masyarakat
Namun, polisi akan memeriksa orangtua dan adik korban untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban.
Sebelumnya diberitakan, seorang siswa SMP tewas tertusuk pisau di halaman rumahnya, di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Sabtu (31/8/2019).
Pihak keluarga sempat menutupi kasus ini. Namun, polisi tetap membawa korban untuk dilakukan otopsi, serta meminta keterangan ayah korban.
• OSO Diduga Tolak Masuk Wantimpres karena Wiranto, Jokowi Diminta Jangan Terlibat Konflik
Dari keterangan orangtua korban, Ek tewas saat dikejar adiknya di halaman rumah karena tak mau memberikan roti.
Korban terpeleset dan terjatuh.
Nahas, di lokasi korban terjatuh terdapat pisau hingga akhirnya menghujam dada korban. Korban sempat dibawa ke rumah sakit. Namun, korban tidak tertolong. (*)