Kementerian Ketenagakerjaan: Zaman Sekarang yang Terpenting Bukan Kerja Tetap, tapi Tetap Kerja

Adanya kemajuan teknologi hingga memunculkan pekerjaan-pekerjaan yang tidak terikat waktu kerja.

TRIBUNNEWS/MAFANI FIDESYA HUTAURUK
Aris Wahyudi, Staf Ahli Menaker Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Manusia Kementerian Ketenagakerjaan. 

STAF Ahli Menaker Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Manusia Kementerian Ketenagakerjaan Aris Wahyudi, menyarankan para pencari kerja tidak terfokus mencari pekerjaan tetap.

"Zaman sekarang yang terpenting itu bukan kerja tetap, tapi tetap kerja," ucap Aris di Bursa Kerja Mandiri, di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta Selatan, Senin (16/12/2019).

Ia kemudian menjelaskan adanya perbedaan zaman sekarang dengan zaman dahulu dari sisi jenis pekerjaan.

PSSI Bantah Dekati Vincenzo Alberto Annese untuk Latih Timnas Senior, Kandidatnya Masih Dua

Ia menuturkan, zaman dahulu pencari kerja berusaha mencari pekerjaan yang tetap dengan jam kerja tetap.

Adanya kemajuan teknologi hingga memunculkan pekerjaan-pekerjaan yang tidak terikat waktu kerja, seperti yang ditawarkan perusahaan-perusahaan rintisan (start up), ia nilai positif.

Dirinya berharap agar masyarakat dapat mempunyai pekerjaan yang bisa dikerjakan di mana pun dan kapan pun.

KPK Ungkap 12 Pegawainya Mundur Gara-gara Revisi Undang-undang

"Tetap kerja walaupun waktu kerja fleksibel, misalnya mau menjadi sopir Go-Jek hanya di malam hari saja."

"Bisa-bisa saja walaupun bukan kerja tetap, tapi bisa mendapatkan tambahan pendapatan mungkin," ucapnya.

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menggelar Bursa Kerja Mandiri di Ruang Inovasi, Senin (16/12/2019).

Teco dan Indra Sjafri Nyatakan Minat, PSSI Punya Banyak Pilihan untuk Pelatih Timnas Senior

Aris Wahyudi mengatakan, beberapa tahun terakhir perusahaan rintisan (start up) sedang marak, terutama di kalangan anak muda.

"Beberapa tahun terakhir, startup (bisnis rintisan) ini kan sangat booming."

"Start up terutama di kalangan anak muda itu sangat menarik mereka."

Susi Pudjiastuti Ungkap Harga Benih Lobster Jauh Lebih Mahal Ketimbang Harley Davidson dan Brompton

"Start up itu menawarkan segala kebaruan bisnis model dan teknologinya yang juga membawa disrupsi di lintas bidang," ucapnya di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta.

Dirinya menyadari pada masa kini telah banyak hadir beragam perusahaan rintisan (start up).

"Tentu Kemnaker sadar semakin menajamnya persoalan pengangguran dan hadirnya beragam perusahaan rintisan (start up) membawa urgensi."

Wacana Menambah Masa Jabatan Presiden Jadi Tiga Periode Dinilai Kerjaan Orang Iseng tapi Serius

"Hingga kami memberikan wadah bagi para pencari kerja untuk hadir di Bursa Kerja Mandiri ini," tuturnya.

Kepada para pencari kerja yang hadir, ia sempat bertanya apakah ada yang dimintai biaya pendaftaran.

"Apakah ada orang di sini yang dimintai uang buat daftar kerja?" Tanya Aris kepada ratusan orang di Ruang Inovasi, Kemenaker.

VIRAL Video Dua Wanita Seksi Mandi di Atas Motor, Ini Fakta-faktanya

Para pencari kerja kemudian menjawab tidak, lalu mereka bertepuk tangan dengan memasang senyum di wajah.

Ia menjelaskan acara Bursa Kerja Mandiri ini gratis.

"Acara ini gratis dan jangan sampai ada oknum-oknum yang memanfaatkan keadaan," tegasnya.

Masalah TKI

Sebelumnya, Hanif Dhakiri saat menjabat Menteri Ketenagakerjaan mengatakan, setidaknya terdapat tiga masalah yang dihadapi oleh Tenaga Kerja Indonesia.

Masalah pertama adalah adanya kelompok angkatan kerja yang kemampuan dan pendidikannya tidak cocok dan dibutuhkan oleh dunia industri.

Masalah kedua, adanya kelompok angkatan kerja yang memiliki kemampuan di bawah standar yang diharapkan oleh dunia industri.

Baca: Dijodohkan Orangtua, Marcell Darwin Malah Jomblo Dua Tahun

Yang ketiga, tingginya kelompok pekerja miskin yang berjumlah 60 persen dari 128 juta angkatan kerja, yang jika masuk ke industri padat karya, tidak memiliki karier.

"Rata-rata pendidikannya hanya SD dan SMP, itu sekitar 60 persen dari 128 juta angkatan kerja kita."

"Jadi mayoritas kalau masuk ke industri padat karya mereka enggak punya karier," kata Hanif seusai memberikan sambutan pada Final Liga Pekerja Indoensia (Lipesia) 2018 di GOR Soemantri Brodjonegoro, Jakarta Selatan, Selasa (1/5/2018).

Baca: Dipanggil Yang oleh Setya Novanto, Deisti Astriani Tagor Tersipu dan Menutup Wajahnya

Untuk itu, menurut Hanif, kini pemerintah tengah menyiapkan solusi atas masalah-masalah tersebut. Salah satunya, memberikan kelompok pekerja miskin meningkatkan kemampuan (upskilling).

Hanif berharap, meningkatnya kemampuan para pekerja miskin dapat meningkatkan jabatan, upah, serta kesejahteraan para pekerja.

"Yang enggak punya karier ini mereka kita berikan kesempatan sehingga bisa ikut upskilling."

"Misalnya, meningkatkan skill-nya sehingga mereka jabatannya juga meningkat, upahnya meningkat, dan at the end kesejahteraannya meningkat," papar Hanif. (Mafani Fidesya Hutauruk)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved