Penistaan Agama

GNPF Ulama Nilai Ucapan Sukmawati Lebih Rusak Daripada Penistaan Agama yang Dilakukan Ahok

GNPF Ulama melaporkan Sukmawati Sukarnoputri ke Bareskrim Polri, terkait ucapan yang diduga membandingkan Soekarno dengan Nabi Muhammad.

Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
Sukmawati Soekarnoputri menunjukan buku usai berbicara kepada wartawan di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (4/4/2018). 

Sukmawati pun kemudian menanyakan balik, mana yang lebih berjasa merebut kemerdekaan Indonesia, antara Muhammad SAW dan Soekarno.

Awalnya, Sukmawati berbicara mengenai tragedi Perguruan Cikini (Percik) yang terjadi pada 30 November 1957.

Ia menyebutkan, kejadian yang juga menimpa ayahnya, Soekarno itu, menjadi awal mula terjadinya terorisme di Indonesia.

 DAFTAR Lengkap Pengurus DPP Partai NasDem 2019-2024: Anak Surya Paloh Pegang Jabatan Penting

"Di dalam perjuangan membangun bangsa dan negara Indonesia ini."

"Saya dari kecil umur 6 tahun, saya menjadi saksi hidup mulai adanyanya terorisme," ungkap Sukmawati.

Ketika itu, ia bercerita, Soekarno diserang oleh kalangan terorisme yang menggunakan granat saat mengunjungi Percik untuk membuka bazar.

 Ketum Pertama Nasdem Bilang Manuver Surya Paloh Memalukan, Sebut karena Kehilangan Kursi Jaksa Agung

Kedatangan Soekarno kala itu justru disambut oleh ledakan granat.

"Bung Karno diundang untuk membuka bazar. Bazar sudah siap sedia untuk menyambut Presiden datang."

"Presiden itu turun dari mobil anak-anak, sekolah, guru dan lain sebagainya. Begitu turun (ledakan)," ungkapnya.

 Rizieq Shihab Klaim Dicekal, Mahfud MD Minta Dikirimkan Surat Fotokopiannya

"Mereka itu atau orang yang Islam sempit pikiran, yang hanya melihat paling mulia adalah yang mulia Nabi Muhammad dan hanya boleh Alquran dan hadis."

"Lain pengetahuan, lain ilmu, atau apa itu kafir, toghut," sambungnya.

Ia menyatakan, hingga saat ini, orang yang disebutnya sebagai kalangan radikalis masih kerap eksis.

 Kasus Novel Baswedan Tak Kunjung Terungkap, Haris Azhar Sebut Jokowi Martabak Spesial Isi Janji

Menurutnya, kelompok tersebut juga suka mengafirkan orang lain.

"Oh ini loh yang dimaksud pemimpin saya atau bapak saya ya, Bung Karno, kelompok sempit pikiran yang suka royal dengan kata-kata kafar kafir kafar kafir."

"Jadi zaman Bung Karno kelompok sempit pikiran itu sudah ada, sampai saya nenek-nenek masih ada," tuturnya.

 Ini Makna Logo Partai Gelora yang Mirip Perindo, Tiga Pimpinannya Mantan PKS

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved