Bom Medan
Pengamat Sebut Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan Aksi Balas Dendam Atas Kematian Pimpinan ISIS
Stanislaus mengaku sebelumnya telah memprediksi serangan teror akan terjadi sebagai respons atas kematian Abubakar al-Baghdadi.
Menurut Trump, aksi itu dilakukan ketika al-Baghdadi digerebek pasukan elite AS di sebuah desa di Suriah, Sabtu.
"Dia tewas setelah berlari ke jalan buntu, merintih, menangis dan menjerit sepanjang jalan," kata Trump dalam keterangan pers di Gedung Putih, Minggu (27/10/2019).
• VIDEO Ribuan Warga Pangandaran Sambut Kedatangan Susi Pudjiastuti, Berharap Dijadikan Menteri Lagi
Menurutnya, al-Baghdadi yang dikenal kejam itu menghabiskan saat-saat terakhirnya dalam ketakutan total, sangat panik, dan ketakutan.
Trump menambahkan, pasukan khusus AS melakukan serangan malam hari yang berani dan berhasil menyelesaikan misi mereka.
Tidak ada tentara AS yang terbunuh, tetapi sejumlah pengikut al-Baghdadi ikut tewas bersama pemimpinnya.
• KKB Bunuh Tiga Tukang Ojek Jelang Kunjungan Jokowi ke Papua, Begini Kronologinya
Presiden Trump mengaku tidak memberi tahu semua anggota Kongres AS tentang operasi militer terhadap al-Baghdadi.
"Kami hanya memberi tahu beberapa orang," ucapnya.
Alasannya, sering terjadi kebocoran informasi rahasia di AS.
• Kritik Wakil Menteri Pilihan Jokowi, Gerindra: Anak Hary Tanoe Ngerti Apa?
"Tidak ada negara di dunia yang mengalami bocor informasi seperti kita," ucapnya.
Trump tidak ingin pasukan AS yang melakukan penyergapan disambut oleh anak buah al-Baghdadi hanya karena terjadi kecocoran informasi.
"Kebocoran bisa menyebabkan kematian mereka semua," cetusnya.
• Kabinet Indonesia Maju Tak Banyak Tampung Relawan, Maruf Amin Berharap Wamen Punya Wakil Juga
Trump mengungkapkan, al-Baghdadi telah dipantau selama beberapa minggu.
Ada dua atau tiga misi terpaksa dibatalkan sampai akhirnya tim terakhir berhasil menewaskan sasaran.
Trump mengaku menyaksikan operasi rahasia itu di Situation Room Gedung Putih, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
• Menko Berwenang Batalkan Kebijakan Menteri Lain, Gerindra: Jokowi Raja?
"Itu adalah misi yang sangat berbahaya," jelasnya.
Trump berterima kasih kepada Rusia, Turki, Suriah, Irak, dan Kurdi Suriah, karena membantu operasi tersebut.
Dia mengatakan, Kurdi Suriah memberi informasi bermanfaat bagi AS.
• Benih Cinta Ketua Umum Projo kepada Prabowo Mulai Bersemi Setelah Ditunjuk Jadi Wakil Menteri
"Pasukan operasi khusus AS mengeksekusi serangan malam yang berbahaya dan berani di barat laut Suriah."
"Personel AS luar biasa. Aku harus banyak menontonnya. Tidak ada personel yang hilang dalam operasi itu."
"Sedang sejumlah besar kawan Baghdadi terbunuh bersamanya," terang Trump.
• Lebih Prioritaskan Hasil Ketimbang Proses, Jokowi Diprediksi Bakal Rombak Kabinet Tahun Depan
Menurut Trump, ledakan rompi bunuh diri juga menewaskan tiga anak al-Baghdadi.
"Sebanyak sebelas anak muda dipindahkan dari rumah dan tidak terluka."
"Satu-satunya yang tersisa adalah Baghdadi di dalam terowongan."
• Kecewa Nadiem Makarim Jadi Mendikbud, Muhammadiyah: Pendidikan Bukan Hanya Persoalan Teknologi
"Ia menyeret tiga anaknya yang masih kecil bersamanya," beber Trump.
Ketika mencapai sebuah terowongan, ternyata jalan yang dialui al-Baghdadi itu ternyata buntu.
"Dia menarik rompinya, membunuh dirinya sendiri dan ketiga anak itu. Tubuhnya dimutilasi oleh ledakan itu," urai Trump.
• Jokowi Targetkan Tahun 2045 Pendapatan Masyarakat Indonesia Rp 27 Juta per Bulan, Bisa?
Al-Baghdadi diperkirakan lahir di Samarra, utara Baghdad, Irak, pada 1971.
Sejumlah laporan menyebutkan ia adalah ulama yang aktif di masjid di Samarra ketika koalisi pimpinan AS melancarkan invasi pada 2003.
Ada yang mengatakan ia aktif di dalam gerakan Islam militan, ketika Saddam Hussein berkuasa.
• Kader Hanura Marah Tak Masuk Kabinet, Mengaku Tidak Mengemis Jabatan tapi Minta Diajak Bicara
Informasi lain menyebutkan, ia mengadopsi paham radikal saat ditahan di Kamp Bucca, fasilitas penahanan AS di Irak selatan yang banyak dihuni oleh komandan-komandan Alqaeda.
Ia adalah pemimpin kelompok di tubuh Alqaeda yang kemudian berubah nama menjadi ISIS pada 2010.
Pada Oktober 2011, Washington menyatakannya sebagai teroris.
AS lalu menawarkan hadiah 25 juta dolar AS bagi siapa pun yang bisa menyediakan informasi yang berujung pada kematian atau penangkapan al-Baghdadi. (Lusius Genik)