Banyak Minum Air Putih! Jakarta Masih Bakal Terpapar Cuaca Panas Sampai Akhir Oktober 2019

DKI Jakarta dan sekitarnya masih terindikasi terpapar cuaca panas dengan intensitas suhu yang cukup tinggi, berkisar di angka 36-38 derajat celcius.

Warta Kota
Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Cuaca Dini BMKG, Miming Saepudin 

DKI Jakarta dan sekitarnya masih terindikasi terpapar cuaca panas dengan intensitas suhu yang cukup tinggi, berkisar di angka 36-38 derajat celcius.

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Cuaca Dini BMKG Miming Saepudin mengatakan, cuaca panas yang terbilang tak wajar diprediksi pihaknya akan meliputi kawasan Jakarta hingga akhir Oktober 2019.

"Kemungkinan untuk potensi suhu kisaran maksimum antara 38 derajat celcius."

"Masih memugkinkan untuk kondisi seminggu ke depan," ucap Miming di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Jumat (25/10/2019).

Bahkan, BMKG memprediksi suhu panas bakal terasa meningkat menuju pekan akhir Oktober.

Sebab, pihaknya belum melihat adanya penumpukan awan hujan untuk mengurangi cuaca panas terik yang melanda kawasan ibu kota.

Sekjen PPP: Rizieq Shihab Enggak Susah Dibawa Pulang

"Jadi fase maksimum potensi suhu tertinggi 38-39 (dalam derajat celcius), kita prediksikan hingga akhir Oktober ini," jelasnya.

Sementara, BMKG memprediksi suhu panas akan mulai menurun seiring terbentuknya awan mendung di akhir tahun ini.

Miming menjelaskan, kawasan DKI Jakarta dan sekitarnya bakal kembali diguyur hujan dengan prediksi berada pada akhir November 2019.

Pesan Tegas Ryamizard Ryacudu untuk Prabowo: Khilafah dan ISIS Harus dihancurkan!

"Jadi secara khusus wilayah DKI Jakarta kita perhatikan itu ada di kisaran antara November akhir atau awal Desember."

"Dalam artian kondisi banyak hujannya tentu awal Desember hingga Februari 2020," paparnya.

Ada pun parkiraan musim hujan di Jakarta mundur dari tahun-tahun sebelumnya.

Polisi Hentikan Kasus Dugaan Perusakan Buku Merah, KPK Cuma Jadi Pendengar Saat Gelar Perkara

Pada tahun-tahun sebelumnya, kawasan DKI Jakarta telah diguyur hujan sejak memasuki Bulan Oktober tiap tahunnya.

"Jadi kondisi ini memang secara umum agak mundur dibandingkan dengan yang normalnya."

"Tadi awalnya kisaran Oktober itu sudah mulai banyak hujan," imbuh Miming.

PKS Sebut Jabatan Wakil Menteri Tak Sesuai Reformasi Birokrasi dan Ganggu Harmoni

Pantauan Wartakotalive.com pada situs bmkg.co.id pukul 12.15 WIB, suhu panas tertinggi untuk kawasan Jakarta berkisar di angka 34 derajat celcius.

Suhu 34 derajat celcius melanda wilayah Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur.

Untuk kawasan Jakarta Utara tercatat suhu mencapai 33 derajat celcius, dan kawasan Kepulauan Seribu berkiasr di angka 31 derajat celcius.

Gerak Semu Matahari

Sebelumnya Wartakotalive memberitakan, suhu udara yang terik disebabkan gerak semu matahari, sehingga mengakibatkan suhu udara meningkat.

Kabid Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Harry Djatmiko mengatakan, gerak semu matahari merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun.

Sehingga, potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.

Mahasiswa Korban Unjuk Rasa Ricuh Sudah Pulih, tapi Masih Harus Berobat ke Dokter Jiwa

Bahkan, pada 20 Oktober 2019, tiga stasiun pengamatan BMKG di Sulawesi mencatat suhu maksimum tertinggi, yaitu Stasiun Meteorologi Hasanuddin (Makassar) 38.8 Celsius.

Lalu, diikuti Stasiun Klimatologi Maros 38.3 C, dan Stasiun Meteorologi Sangia Ni Bandera 37.8 Celsius.

"Suhu tersebut merupakan catatan suhu tertinggi dalam satu tahun terakhir, di mana pada periode Oktober di tahun 2018 tercatat suhu maksimum mencapai 37 Celsius," kata Harry, Selasa (22/10/2019).

Kekayaan Kepala Bappenas Suharso Monoarfa Cuma Rp 84 Juta, KPK Duga Salah Input

Menurut Harry, persebaran suhu panas yang dominan berada di selatan Khatulistiwa, hal ini erat kaitannya dengan gerak semu Matahari.

Pada Bulan September, Matahari berada di sekitar wilayah khatulistiwa dan akan terus bergerak ke belahan Bumi selatan hingga Bulan Desember.

Sehingga pada Bulan Oktober ini, posisi semu matahari akan berada di sekitar wilayah Indonesia bagian Selatan (Sulawesi Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan sebagainya).

Ini Nama 12 Calon Wakil Menteri yang Dipanggil Jokowi ke Istana

"Kondisi ini menyebabkan radiasi matahari yang diterima oleh permukaan bumi di wilayah tersebut relatif menjadi lebih banyak, sehingga akan meningkatkan suhu udara pada siang hari," jelasnya.

Pantauan dua hari terakhir, atmosfer di wilayah Indonesia bagian selatan relatif kering, sehingga sangat menghambat pertumbuhan awan yang bisa berfungsi menghalangi panas terik matahari.

"Minimnya tutupan awan ini akan mendukung pemanasan permukaan yang kemudian berdampak pada meningkatnya suhu udara," terangnya.

‎Gaya Duduknya Saat Perkenalkan Menteri Jadi Viral, Jokowi Mengaku Tidak Kesemutan

Harry mengungkapkan, dalam waktu sekitar satu minggu ke depan, masih ada potensi suhu terik di sekitar wilayah Indonesia.

Mengingat, posisi semu matahari masih akan berlanjut ke selatan, juga kondisi atmosfer yang masih cukup kering.

Sehingga, potensi awan yang bisa menghalangi terik matahari juga sangat kecil pertumbuhannya.

Siang Ini Jokowi Bakal Lantik 11 Wakil Menteri, Ketua Umum Projo Dipanggil ke Istana

"BMKG mengimbau masyarakat yang terdampak suhu udara panas ini untuk minum air putih yang cukup."

"Untuk menghindari dehidrasi, mengenakan pakaian yang melindungi kulit dari sinar matahari jika beraktivitas di luar ruangan," sarannya. (Rizki Amana)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved