Menjalankan Bisnis Kuliner Tanpa Memakai Warung, Kok Bisa?
Untuk bisa menjalankan roda bisnis kuliner, pelaku usaha enggak perlu repot-repot lagi memikirkan tempat yang luas, cukup bermodalkan dapur.
Suratni hanya perlu membayar Rp 1.000 dengan sistem isi ulang (top-up) tiap kali mengunggah foto makanan di aplikasi yang diluncurkan awal 2018.
• Berikut 4 Jenis Kacang yang Memiliki Banyak Manfaat
Sedang untuk bergabung menjadi mitra, tidak dipungut biaya sepeser pun.
Kepiting Nyinyir juga mengandalkan ojek daring untuk mengantarkan pesanan ke pelanggan.
Apalagi, keunggulan ojek online bisa masuk ke gang-gang kecil.
“Ini memudahkan pengiriman,” kata Gilang.
Untuk itu, Kepiting Nyinyir menjalin kongsi dengan perusahaan penyedia transportasi berbasis aplikasi.
Sehingga, Gilang harus menyisihkan 10 persen–15 persen dari penjualan mereka kepada Grab dan Go-Jek.
“Sistem profit sharing,” katanya.
• 5 Hal yang Bisa Mengganggu Kesehatan Mental Akibat Terpapar Media Sosial
Selain dengan ojek online, Gilang juga menggandeng berbagai marketplace untuk memasarkan produknya.
Mulai Shopee, Tokopedia, hingga Bukalapak menjadi mitra mereka.
Akan tetapi, untuk kerjasama ini tak dipatok biaya tertentu.
Gilang mengatakan, kerjasama dengan ojek online dan marketplace merupakan hal wajib yang harus pelaku usaha lakukan di bisnis kuliner tanpa restoran.
Itu lumrah, mengingat mereka sudah bisa memangkas biaya sewa tempat dan perlengkapan makan.
Sehingga, biaya pemasaran bisa dioptimalkan ke saluran online.
Rata-rata dalam sebulan, Gilang mengeluarkan Rp 1 juta hingga Rp 5 juta untuk biaya marketing.
Di awal, Gilang menyarankan, untuk mempromosikan produk, pelaku usaha bisa mengundang teman terdekat untuk mencicipi masakan gratis.
Namun mereka harus memotret makanan dan mengunggahnya di akun media sosial masing-masing.
Menurut Gilang, cara itu berhasil untuk Kepiting Nyinyir.
Dengan hanya keluar modal sebesar Rp 3 juta untuk mengundang 30 teman terdekat makan gratis, nama Kepiting Nyinyir langsung terangkat.
“Dalam waktu hanya dua hari sudah balik modal,” katanya.
Kini, Gilang mempekerjakan karyawan sebanyak 16 orang yang sebagian adalah juru masak.
Mereka bekerja secara bergiliran alias shift di dua dapur Kepiting Nyinyir yang ada di Duren Sawit dan Bintaro.
Bisnis kuliner enggak perlu keluar modal gede, kan?
• Menghilangkan 7 Kebiasaan yang Bisa Hambat Kesuksesan dan Kebahagian
Berita ini sudah diunggah di Kontan dengan judul Mencicipi laba usaha kuliner tanpa kedai