Unjuk Rasa Mahasiswa
10 Fakta Tewasnya Dua Mahasiswa Kendari Hasil Investigasi KontraS, Ada Polisi Pegang Senjata Api
KontraS menyampaikan sejumlah hasil investigasi terkait tertembaknya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara.
KOMISI untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menyampaikan sejumlah hasil investigasi terkait tertembaknya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara.
Dua mahasiswa yang tewas ditembak itu adalah Muhammad Yusuf Kardawi dan La Randi.
Di kantornya di Jakarta Pusat, Senin (14/10/2019), Koordinator KontraS Yati Andriyani mengungkapkan, terdapat 10 fakta yang ditemukan pihaknya dalam proses investigasi tersebut.
• Meski Sudah Temui Jokowi, Dahnil Anzar Sebut Prabowo Tak Aktif Melobi Minta Kursi Menteri
Pertama, berdasarkan keterangan dari sejumlah saksi di lokasi peristiwa, penembakan diduga terjadi di Jalan Drs H Abdullah Silondea.
Tepatnya, di pintu samping Kantor Dinas Ketenagakerjaan.
Kedua, diduga penembakan pertama dilakukan kepada Yusuf Kardawi.
• Kakek Ini 13 Tahun Tinggal di Gubuk Bekas Kandang Ayam, Lumpuh Total dan Sebatang Kara
lalu, penembakan kedua dilakukan terhadap La Randi, tak jauh dari Yusif, hanya berjarak sekira beberapa ratus meter.
Ketiga, saksi yang bersama Yusuf menyampaikan, anggota kepolisian berada di depan massa dan dalam Kantor Disnaker, yang berada di sisi samping massa.
Polisi membalas lemparan mahasiswa dengan tindakan diduga penembakan.
• FOTO-FOTO Penampakan Gerbong LRT Jabodebek, Tarifnya Bakal Dipatok Rp 12 Ribu
"Keempat, ketika Yusuf tersungkur, saksi yang akan menolong justru diarahkan senjata oleh orang yang berpakaian preman yang diduga aparat kepolisian," ungkap Yati.
Kelima, todongan senjata yang diarahkan, membuat saksi berlari zigzag.
Ketika berlari, saksi tersebut melihat ada korban lain yang jatuh tersungkur, yakni La Randi.
• Pengamat Nilai Tak Bijak Anggota TNI Dihukum karena Istri Nyinyir di Medsos Soal Penikaman Wiranto
Keenam, kesaksian saksi tersebut berkesesuaian dengan saksi lain yang saat kejadian berada di depan AMIK Catur Sakti, di seberang pintu samping Disnaker.
Ketujuh, polisi yang berseragam dan tidak berseragam, langsung menghampiri Yusuf dari arah depan dan dari samping, yakni area Dinas Ketenagakerjaan.
Diduga, salah satu anggota kepolisian melakukan tindak kekerasan menggunakan tongkat ke arah korban.
• Mahasiswa Bakal Turun ke Jalan Lagi, Ini Pengalihan Arus Lalu Lintas di Sekitar Gedung DPR/MPR
"Saksi juga mengatakan ada seorang yang diduga aparat kepolisian."
"Yang tangan kirinya memegang Yusuf yang telah tersungkur, dan tangan kanannya memegang senjata api," beber Yanti.
Kedelapan, setelah situasi mereda, rekan-rekan Yusuf membawa korban ke rumah sakit menggunakan sepeda motor.
• BREAKING NEWS: Jokowi Akhirnya Resmikan Tol Langit, Minta Jangan Dimanfaatkan untuk Sebarkan Hoaks
"Saksi menjelaskan ketika itu bagian tengkorak bagian belakang Yusuf terasa lembek, dan terlihat samar-samar berlubang."
"Sedangkan La Randi, diduga meninggal dunia akibat luka pada bagian belakang ketiak kiri berdiameter 0,9 cm."
"Dan tembus ke dada kanan dengan lubang berdiameter 2,1 cm," jelas Yati.
• Perilaku Terduga Teroris yang Diringkus di Cengkareng Berubah Setelah Ibunya Meninggal
Kesembilan, setelah peristiwa tersebut, para saksi menemukan sejumlah selongsong peluru di dekat tempat La Randi dan Yusuf jatuh.
"Saksi mengatakan selongsong peluru yang ditemukan di lokasi kejadian telah diserahkan ke pihak Ombudsman RI Perwakilan Sulawesi Tenggara," papar Yati.
Terakhir, setelah penyerahan selongsong tersebut ke Ombudmsan perwakilan Sultra, Ombudsman Sultra menyatakan kepada Kontras, benda itu telah diserahkan ke Kepolisian.
• Jokowi Bakal Uji Coba Dampak Tol Langit Setelah Dilantik, Sudah Ngebut Atau Masih Lemot
Sebelumnya Wartakotalive memberitakan, enam polisi Sultra diperiksa Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri, terkait tewasnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo karena tertembak.
Keenam polisi itu membawa senjata api (senpi) saat mengawal aksi unjuk rasa mahasiswa di DPRD Sultra, Kamis (26/9/2019) lalu.
"Kami tetapkan enam anggota jadi terperiksa, karena saat unjuk rasa membawa senjata api," ujar Karo Provost Divisi Propam Mabes Polri Brigjen Hendro Pandowo, Kamis (3/10/2019).
• Ryamizard Ryacudu: Kalau Demonstrasi Dibayar Bukan Suara Nurani Lagi, Itu Suara Duit
Hendro memaparkan, keenam polisi tersebut membawa senjata api laras pendek jenis SNW dan HS.
Hingga saat ini, tim investigasi Polri masih memeriksa keenam polisi yang diketahui berasal dari Polda Sultra dan Polres Kendari itu.
Jenderal bintang satu itu mengungkap pula inisial dari keenam polisi tersebut, yakni DK, GM, MI, MA, H, dan E.
• Pensiunan TNI Diduga Rancang Kerusuhan, Menhan: Sumpah Prajurit Dibawa Sampai Mati
"Ini kita dalami kenapa senjata itu dibawa saat pengamanan unjuk rasa."
"Padahal sudah disampaikan Kapolri (Jenderal Pol Tito Karnavian) untuk tidak bawa senjata," tuturnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian membentuk tim investigasi gabungan.
Hal itu dilakukan guna mengusut kasus meninggalnya dua mahasiswa di Kendari, Sulawesi Tenggara, saat melakukan unjuk rasa di depan DPRD Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9/2019).
"Pak Kapolri sudah membentuk tim investigasi gabungan untuk mencari tahu siapa pelakunya," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (27/9/2019).
• DUA Mahasiswa Sulawesi Tenggara Meninggal Saat Demonstrasi, Jokowi Ucapkan Belasungkawa
Apabila memang aparat terbukti yang menjadi pelaku, ia menegaskan Polri akan menindak tegas yang bersangkutan.
"Apabila pelakunya nanti terbukti secara scientific aparat, kita akan proses hukum pidana sesuai mekanismenya."
"Kita akan tindak tegas, apabila aparat," tegasnya.
• DUA Mahasiswa UHO Meninggal, Jokowi Perintahkan Kapolri Investigasi dan Periksa Semua Anak Buahnya
Ia mengatakan, Kapolri telah mengirimkan dua tim ke Kendari sejak Kamis (26/9/2019) kemarin.
Yakni, satu tim Profesi dan Pengamanan (Propam), dan satu lagi tim dari Inspektorat Pengawasan Umum (Irwasum).
Mantan Wakapolda Jawa Timur itu menyebut kedua tim yang dikirim ke Kendari masing-masing dipimpin oleh Pati berpangkat Brigjen.
• Jokowi Batal Temui Mahasiswa, Ini Alasannya
"Mereka bekerja untuk memastikan apakah ada kesalahan SOP atau hal lain," jelas Iqbal.
Sementara, Presiden Jokowi kembali mengingatkan Kapolri agar jajarannya tidak represif saat mengamankan aksi demonstrasi.
Ini menyusul peristiwa meninggalnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO), Randy (21) dan Muhammad Yusuf Kardawi (19).
Keduanya meninggal seusai mengikuti aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) yang berakhir ricuh pada Kamis (26/9/2019) kemarin.
• DUA Mahasiswa Sulawesi Tenggara Meninggal Saat Demonstrasi, Jokowi Ucapkan Belasungkawa
"Sudah sejak awal dan sampai kemarin saya ulangi lagi pada Kapolri, agar jajarannya tidak bertindak represif," ucap Jokowi seusai Salat Jumat di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Jumat (27/9/2019).
Jokowi juga memerintahkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk melakukan investigas lebih lanjut pada jajarannya.
"Saya perintahkan untuk investigasi dan memeriksa seluruh jajarannya."
• SUPORTER Bola dan Tukang Ojek Juga Dihasut, Wiranto Ungkap Tujuan Demonstrasi Mahasiswa dan Pelajar
"Karena yang disampaikan Kapolri kepada saya, tidak ada perintah apa pun dalam rangka demo, membawa senjata," tambah Jokowi.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO), Randy (21) dan Muhammad Yusuf Kardawi (19).
Keduanya meninggal seusai mengikuti aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) yang berakhir ricuh pada Kamis (26/9/2019) kemarin.
"Inalillahi wainalillahi rajiun, saya atas nama pemerintah menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya ananda Randy dan ananda Yusuf Kardawi."
• POLISI Luruskan Kabar Ambulans Bawa Batu dan Bensin, Ini yang Sebenarnya Terjadi
"Saya sudah mendapatkan laporan dari Kapolri bahwa memang keduanya ini berdemonstrasi menyampaikan aspirasi di DPRD di Kendari," ucap Jokowi, Jumat (27/9/2019) seusai Salat Jumat di Masjid dalam kompleks Istana Negara.
Jokowi menjelaskan, Randy meninggal karena luka tembak saat berlangsungnya demonstrasi.
Sedangkan Yusuf Kardawi meninggal setelah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit.
• KAPOLRI: Unjuk Rasa Berujung Ricuh di Depan DPR/MPR Mirip Kerusuhan 21-22 Mei 2019
Terkhusus untuk kedua orang tua Randy dan Yusuf Kardawi, Jokowi berharap diberikan ketabahan dan keikhlasan atas meninggalnya kedua ananda.
"Semoga apa yang diperjuangkan oleh Ananda Randi dan Ananda Yusuf menjadi kebaikan bagi bangsa ini dan mendapatkan tempat yang paling mulia di sisinya," tutur Jokowi.
Dikabarkan Kompas.com, Muhammad Yusuf Kardawi adalah mahasiswa Teknik Sipil Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari.
• SAUT Situmorang Ungkap Alasan Kembali ke KPK, Basaria Panjaitan Bilang Saya Masih Cinta Kamu
Ia dikabarkan meninggal dunia, Jumat (27/9/2019).
Yusuf merupakan korban tewas kedua dalam demonstrasi di depan Gedung DPRD Sulawesi Tenggara, pada Kamis kemarin.
"Iya, pasien Muhammad Yusuf Kardawi (19) yang menjalani perawatan intensif pasca-dioperasi di RSU Bahteramas Kendari, Sultra."
• Menristekdikti Ungkap Ada Mahasiswa Tak Paham Substansi RKUHP, Lalu Bilang Sebagian Aksi Ditunggangi
"Meninggal dunia sekitar pukul 04.00 Wita," kata Plt Direktur RSU Bahteramas dr Sjarif Subijakto, dikutip dari Antara, Jumat.
Sjarif mengatakan, tim dokter yang menangani Yusuf sudah berbuat maksimal. Namun, nyawa mahasiswa tersebut sudah tidak tertolong.
Almarhum Yusuf tercatat sebagai mahasiswa jurusan Teknik D-3 UHO Kendari.
• FOTO-FOTO Penampakan Ambulans Pemprov DKI yang Diduga Bawa Batu, Kaca-kacanya Pecah
Sedangkan, korban meninggal dunia sebelumnya adalah Immawan Randy (21), yang merupakan mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan UHO.
Yusuf adalah pasien rujukan dari RS Ismoyo Korem 143/Haluoleo.
Yusuf harus menerima tindakan operasi, karena cedera serius saat aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Sultra, Kamis kemarin.
• YUSUF Mansur dan PSSI Lobi Lechia Gdansk, Egy Maulana Vikri Masuk 40 Daftar Pemain SEA Games 2019
Kepala Polres Kendari AKBP Jemi Junaidi yang dikorfirmasi terkait kematian Yusuf tidak bersedia memberikan penjelasan.
"Silakan konfirmasi ke Polda Sultra," kata Kapolres Jemi saat dihubungi.
Pada Kamis malam, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi, Ketua DPRD Sulawesi Tenggara Abdurrahman Shaleh, dan jajaran Forkopimda, menjenguk Yusuf Kardawi di RSU Bahtermas.
• PESAN Jokowi untuk Mahasiswa: Negara Lain Bersaing di Era Digital, Kita Masih Turun ke Jalan
Sjarif Subijakto mengatakan, Yusuf mengalami benturan di kepala dan terdapat sekitar lima luka dengan panjang sekitar 4 sampai 5 sentimeter.
“Pas masuk di sini sudah koma, dan sampai sekarang kondisinya juga koma dan sementara dirawat,” ujar Sjarif pada Kamis malam.
Menurut dia, luka di kepala Yusuf itu tidak beraturan posisinya, sehingga saat dilakukan tindakan operasi oleh dokter membutuhkan tambahan darah.
• DIBAKAR Massa, Pos Lantas Tomang Menghitam dan Tinggal Puing
Namun, belum dapat dipastikan benturan yang menyebabkan luka di kepala mahasiswa D3 itu dari benda tajam atau benda tumpul.
“Diagnosanya itu dia banyak terkena benturan laporan dari teman-teman. Posisi lukanya beda-beda, cukup banyak, sekitar lima,” jelas Sjarif.
Yusuf mendapat perawatan insentif di RSUD Bahteramas Kendari seusai mengikuti aksi di depan Gedung DPRD Sultra.
• Lima Ambulans Diduga Bawa Batu, Anies Baswedan: Potensi Paramedis Kena Fitnah Selalu Ada
Yusuf awalnya dilarikan ke RS Ismoyo Kendari oleh kawan-kawannya.
Namun, karena kondisinya kritis, mahasiswa Universitas Halu Oleo tersebut terpaksa dirujuk ke RSUD Bahteramas untuk mendapat perawatan intensif.
Sebelumnya, Immawan Randy, tewas saat mengikuti demo mahasiswa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9/2019). (Gita Irawan)