Seleksi Pimpinan KPK

Wakabareskrim Janji 'Hajar' Senior dan Koleganya di Polri Jika Ada yang Jadi Tersangka KPK

Irjen Antam Novambar banyak dicecar soal institusinya yang kerap dibenturkan dengan KPK.

Penulis: |
TRIBUNNEWS/THERESIA FELISIANI
Calon pimpinan KPK Irjen Pol Antam Novambar menjalani tes wawancara dan uji publik di Gedung 3 Lantai 1, Setneg, Jakarta Pusat, Selasa (27/8/2019). 

BERASAL dari Institusi Polri membuat calon pimpinan (Capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Irjen Antam Novambar banyak dicecar soal institusinya yang kerap dibenturkan dengan KPK.

Ketua Pansel Capim KPK Yenti Ganarsih bahkan mencecar Antam soal bagaimana jika nanti ada kolega atau senior di kepolisian yang terbukti korupsi, apabila Antam terpilih menjadi pimpinan KPK.

Dengan tegas, Antam yang kini menjabat sebagai Wakabareskrim itu menyatakan bakal tetap memproses hukum apabila ada unsur Polri yang menjadi tersangka di KPK.

Ibu Kota Pindah, Kemendagri Berniat Usulkan Jakarta Jadi Daerah Otonomi Khusus

"Hajar, Hajar. Saya pegang janji saya," tegas Antam ketika mengikuti tes uji publik dan wawancara, di Gedung 3 Lantai 1, Setneg, Jakarta Pusat, Selasa (27/8/2019).

Panelis yang lain kembali mempertegas komitmen Antam.

Apabila terpilih menjadi pimpinan KPK, lalu kolega di Polri ada yang menjadi tersangka, langkah apa yang dilakukan Antam?

Konsep Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur Seperti Bumi Serpong Damai

"Saya orang Sunda, bu. Ada peribahasa Laukna Benang, Caina Herang. Ketika mengambil ikan, airnya jernih dan tidak keruh, Ikannya dapat."

"‎Kita tegakkan hukum tanpa timbulkan kegaduhan. Kalau pejabat Polri kena, yang penting tangkap," tuturnya.

Wakabareskrim Irjen Antam Novambar disebut-sebut pernah mengancam seorang Direktur Penyidikan KPK di tempat umum.

Politikus Muda Ini Yakin Rahmat Effendi Menang Jika Maju Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta

Di hadapan panelis pansel capim KPK dan awak media, Antam membantah pernah mengancam penyidik KPK.

Berikut ini petikan sesi pertanyaan antara panelis dengan Antam Novambar ‎soal dugaan mengancam penyidik:

Panelis: Bapak pernah mengancam penyidik di depan umum, apakah betul perlu diklarifikasi pak?

Rahmat Effendi Tantang Mahasiswa dan Akademisi Gelar Jajak Pendapat Wacana Bekasi Gabung Jakarta

Antam: Terima kasih, ini setiap hari saya ditanya wartawan.

Antam Novambar sebagai peneror, Antam punya pengalaman atu catatan kelam.

Saya jawab ada saatnya, sekarang saya mau jawab.

Ibu Kota Pindah, Anies Baswedan Berharap Gedung Bekas Kantor di Jakarta Jadi Ruang Terbuka Hijau

Antam: 4 tahun saya bertahan tidak pernah menjawab, saya bersiap untuk ini. Saya tidak pernah meneror 6 jaksa. Ini ada saksi.

Saat itu kejadian Pak Budi Gunawan, saya tahu Pak Budi Gunawan dizalimi karena saya orang hukum.

Dipaksa menjadi tersangka. Saya tahu karena saya orang hukum. Ini fakta dan bukti yang ada.

Mengamen Sambil Gedor Kaca Mobil, Penghasilan Anak Punk Lebih dari Rp 250 Ribu per Hari

Antam: ‎Pada saat itu saya ingin sekali membantu, dan saat itu saya dengar dari KPK, adik-adik di sana menyampaikan, 'Pak 6 orang jaksa ingin ketemu dengan bapak.'

Untuk menyampaikan beberapa hal yang menguntungkan di persidangan KPK tentang Pak Budi Gunawan.

Antam: Saya senang betul, kombes yang ngomong 6 jaksa ingin menyampakan, Kombes Endang Tarsa, sebagai Plt Direktur Penyidikan, menyampaikan ada kesalahan yang dibuat.

Wacana Bekasi Gabung Jakarta untuk Muluskan Jalan Jadi Gubernur DKI? Ini Kata Rahmat Effendi

Wah bahagia, saya berangkat 3 orang. Saya, Pak Agung, dan Dewi yang dituduh polwan. Padahal, Dewi PNS orang saya.

Berangkat naik taksi saya ke McDonald ketemu 6 jaksa. Nanya mau jadi saksi meringankan.

Antam: ‎Ada CCTV tonton dari awal sampai akhir jangan dipotong. Saya berpelukan waktu itu senang dia polisi mau bela polisi.

Begini Tahapan Pembangunan Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur, Cuma untuk 1,5 Juta Orang

Besoknya ternyata tidak, saya marah dibohongi kolonel di KPK, di lembaga yang dianggap suci. Saya telepon direkam, saya marah dibohongi.

Antam: Anda takut sama Tuhan apa Abraham Samad? Dia jawab Abraham Samad. Ya silakan. Tiga tahun dipojokkan terus saya sabar.

Antam pernah diberitakan Tempo pada 20 Januari 2015 sebagai pati yang diduga mengancam Direktur Penyidik KPK kala itu, Kombes Endang Tarsa.

Ibu Kota Pindah, Djarot Saiful Hidayat: Otomatis Jakarta Lebih Longgar

Endang Tarsa disebut diminta menjadi saksi meringankan dalam perkara ‎praperadilan Budi Gunawan atas penetapan sebagai tersangka KPK.

Hendardi, anggota Pansel Capim KPK lainnya, juga mencecar Antam Novambar soal apa yang akan dilakukan agar ke depan penyidik KPK bebas dari teror.

"‎Tantangan pekerja dan penyidik di KPK adalah teror. Bagaimana bapak memastikan penyidik kerja nyaman dari ancaman teror seperti Novel?" Tanya Hendardi.

Gubernur Kaltim Siapkan Pergub untuk Cegah Tuan Takur Mainkan Harga Tanah di Ibu Kota Baru

Merespons itu, Antam menjawab ke depan dirinya bakal menjamin tidak bakal ada lagi penyidik KPK yang mendapatkan ancaman.

"Insyaallah. Saya pernah di Densus juga, di Ambon, Bali, BNPT. Saya tahu pak bagaimana jaga anggota saya."

"Saya jamin mereka tidak terjadi lagi, baik gangguan dari dalam maupun dari luar."

Prabowo Setuju Ibu Kota Negara Dipindahkan ke Kalimantan Timur, tapi Berikan Empat Catatan Ini

"Penegak hukum yang berantas korupsi, penjahatnya itu berduit semua. Memungkinkan mereka bisa bayar," jawab Antam.

Lanjut Hendardi menanyakan soal hubungan Polri dengan KPK, bagaimana jika Antam terpilih menjadi pimpinan KPK?

Antam mengatakan nantinya KPK dan Polri akan bekerja sama dalam menegakkan hukum.

Baru Dilantik, Anggota DPRD dari PSI Kritisi Transparansi Anggaran Pemprov DKI dan Ganjil Genap

‎"Nanti saya di KPK sebagai penegak hukum, Polri juga penegak hukum. Kami akan kerja sama, tidak akan ada konflik dengan pimpinan Polri yang akan datang," jaminnya.

Tes uji publik dan wawancara ini merupakan tes tahap akhir.

Tes ini digelar mulai ‎Selasa (27/8/2019) hingga Kamis (29/8/2019).

Tahapan wawancara dan uji publik, masing-masing capim diberi waktu selama satu jam. Mereka bakal menghadapinya sesuai urutan abjad nama. (*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved