Kesehatan

Cara Program Ulang Selera Makan Anak Anda Agar Suka Sayuran dan Makanan Sehat

Brennan merekomendasikan, saran dari kebanyakan ahli diet anak yaitu mencoba makanan baru 10 kali atau lebih sebelum akhirnya menyerah.

Healthline
Ilustrasi bahan makanan sehat 

Universitas di Buffalo (UB) melakukan penelitian yakni memberi makanan pahit terhadap tikus.

Hasil penelitian menunjukkan, pola makan nabati sehat mengubah protein dalam air liur memengaruhi  merasakan makanan.

Para peneliti mengisi dua botol air dengan larutan pencicip berbeda dan melatih tikus.

Beberapa dimodifikasi secara genetik dengan protein saliva teraktivasi mirip mereka yang dibesarkan dengan pola makan makanan pahit.

Namun Ann-Marie Torregrossa PhD, asisten profesor departemen psikologi UB dan associate director Center for Ingestive Behavior Research, mengatakan, tikus dengan protein saliva yang diinduksi pahit tidak dapat merasakan pahit pada konsentrasi lebih tinggi.

"Begitu terkena protein-protein ini, rasa pahit seperti air. Rasa pahit sudah pergi," kata Torregrossa.

Penelitian dalam jurnal Chemical Senses, menunjukkan bahwa paparan berulang dari makanan pahit dapat mengubah protein dalam air liur.

Perluas Citarasa Lidah Anda, Ini 10 Negara yang Menyajikan Makanan Sehat Paling Top

Menurut Chemical Senses, rasa pahit hanya pada saat awal.

"Jika kita bisa meyakinkan orang untuk mencoba brokoli, sayuran hijau, dan makanan pahit, mereka harus tahu bahwa dengan paparan berulang, makanan pahit akan terasa lebih enak begitu ada protein ini," katanya.

Walaupun tikus dan manusia berbeda secara drastis dalam banyak hal, penelitian menawarkan informasi tentang bagaimana selera bisa beradaptasi dengan makanan yang diberikan secara berulang.

Para ahli mengatakan, pengulangan dan melibatkan pemakan pilih-pilih ke dalam proses memasak adalah cara pasti untuk membantu mengubah pikiran atau air liur dari pemakan keras kepala.

Selera bisa berubah

Catherine Brennan, ahli gizi yang menulis untuk FeelingFullNutrition.com, mengatakan, faktor genetika, budaya, lingkungan, dan pengasuhan berperan penting dalam selera.

Pada masa kanak-kanak, otak yang berkembang lebih memilih makanan untuk pengembalian dan pengisian energi, seperti gula dan garam.

Anak-anak yang sama boleh jadi menolak makanan baru.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved