Kongres PDIP
Megawati Jadi Ketua Umum Lagi, Siapa yang Bakal Gantikan Hasto Kristiyanto Sebagai Sekjen PDIP?
HASTO Kristiyanto menyatakan siap bila ditunjuk kembali menjadi Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"Bagaimana ke depannya, partai punya cara, tetapi partai punya tradisi dalam membaca suasana kebatinan rakyat."
"Partai juga punya tradisi dalam melihat suasana dan juga campur tangan Allah SWT terhadap kepemimpinan partai," ungkap Hasto Kristiyanto.
Akademisi Rocky Gerung mengkritisi unsur penamaan pada partai berlambang banteng moncong putih itu.
• Abah Grandong Si Pemakan Kucing Sering Kerasukan karena Belajar Ilmu Hitam
Menurutnya, nama 'demokrasi' di tengah penamaan PDIP berseberangan dari kenyataan yang sesungguhnya.
PDIP, katanya, tidak mencerminkan demokrasi sama sekali, lantaran mempertahankan figur serupa selama 20 tahun.
"Ya nama partainya aja demokrasi," ujarnya di kawasan Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta Timur, Jumat (2/8/2019).
• Polisi Geledah Rumah Kakak Adik Pelaku Inses karena Diduga Ada Kuburan Janin, Warga Minta Dirobohkan
"Jadi kalau enggak ada perubahan berpikir tentang konsep demokrasi, ya akan terus dengan keanehan yang sama," imbuhnya.
Keputusan PDIP pun tidak dianggap Rocky Gerung sebagai sebuah keanehan.
Sebab menurutnya, hal aneh yang diulang terus menerus dan telah menjadi kebiasaan, lambat laun akan berubah lumrah.
• Abah Grandong Emosi Ada Orang Dibilangin Enggak Mau Dengar, Kucing Dikira Kelinci Lalu Dimakan
"Menurut saya enggak aneh itu. Kalau puluhan tahun yang aneh itu dilakukan terus, artinya tidak aneh lagi," ucapnya.
Megawati Sukarnoputri sempat menjadi Presiden kelima RI periode 2001 hingga 2004, menggantikan Presiden Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur.
Megawati Sukarnoputri terpilih dalam Kongres Luar Biasa PDI di Surabaya pada Desember 1993.
• Tak Bakal Ada Tiang Listrik dan Kabel Berseliweran di Ibu Kota Baru
Ketika itu, istri Taufik Kiemas tersebut mendapat dukungan dari 27 DPD PDI untuk alih pimpinan partai berlogo banteng, hingga terpilih sebagai ketua umum periode 1993-1998.
Popularitas Megawati Sukarnoputri mengancam kekuasaan Orde Baru.
Apalagi, dikutip dari buku Megawati dalam Catatan Wartawan (2017), ia langsung berkeliling Indonesia untuk konsolidasi dan menemui rakyat.
• Jakarta Belum Ideal, Ibu Kota Baru di Kalimantan Bakal Jadi Standar Pembangunan Kota di Indonesia
Hal ini mengakibatkan dualisme di partai banteng itu terjadi, hingga akhirnya PDI terbelah.
Sebuah, kongres PDI di Medan yang didukung Soeharto mengukuhkan kepemimpinan Soerjadi sebagai ketua umum.
Dualisme ini berujung Tragedi 27 Juli 1996.
• BMKG Bilang Penurunan Kualitas Udara Jakarta Biasa Terjadi Saat Musim Kemarau
Ketika itu, DPP PDI yang dikuasai oleh pendukung Megawati Sukarnoputri, berusaha diambil alih oleh pendukung Soerjadi.
Setelah Tragedi Kudatuli atau 27 Juli 1996 itu, Megawati Sukarnoputri yang mendapat dukungan dari pihak-pihak yang menentang Soeharto, menjadi simbol perlawanan terhadap Orde Baru.
Hingga kemudian setelah Orde Baru runtuh, Megawati Sukarnoputri membentuk PDIP sebagai wahana politiknya. (Fransiskus Adhiyuda)