Kongres PDIP

Megawati Jadi Ketua Umum Lagi, Siapa yang Bakal Gantikan Hasto Kristiyanto Sebagai Sekjen PDIP?

HASTO Kristiyanto menyatakan siap bila ditunjuk kembali menjadi Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Istimewa
HASTO Kristiyanto, Sekjen PDI Perjuangan 

HASTO Kristiyanto menyatakan siap bila ditunjuk kembali menjadi Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

"Dalam konteks sejarah partai, kita harus siap ditugaskan apa pun. Jadi anak ranting itu juga tidak kalah terhormat," ujarnya di lokasi Kongres V PDIP, Grand Inna Beach, Sanur, Bali, Jumat (9/8/2019).

"Karena Ibu (Megawati Sukarnoputri) selalu menegaskan sebagai petugas partai kita punya tanggung jawab yang sama, kewajiban yang sama dalam menjaga citra partai," sambung Hasto Kristiyanto.

Hore! Wartawan dan TNI-POLRI Dapat Diskon Tiket Kereta Hingga 50 Persen, Begini Cara Daftarnya

Pemilihan sekjen dan struktur kepengurusan periode 2019-2024 menjadi salah satu agenda Kongres V PDIP.

"Kalau urusan sekjen atau anak ranting itu kita tidak pernah membedakan pangkat politik," ucap Hasto Kristiyanto.

Hasto Kristiyanto menegaskan, sebagai Ketua Umum PDIP, Megawati Sukarnoputri memiliki hak prerogatif untuk menentukan struktur pengurus partai berlambang banteng moncong putih itu.

Terpilih Lagi Jadi Ketua Umum PDIP, Megawati: Tugas Berat

"Segala sesuatu nanti Ibu Ketua Umum yang mengatur di dalam kewenangan beliau sebagai formatur tunggal," terang Hasto Kristiyanto.

Kepengurusan DPP PDIP periode 2015-2019 telah demisioner, bersamaan dengan pengukuhan Megawati Sukarnoputri sebagai ketua umum, Kamis (8/8/2019) malam.

Setelah itu, kepengurusan periode 2019-2024 akan dipilih oleh Megawati Sukarnoputri.

Megawati Bicara Kabinet, Katanya yang Muda dan Pintar Belum Tentu Jaminan Berhasil di Pemerintahan

Rencananya, struktur pengurus partai akan diumumkan pada Sabtu (10/8/2019) besok.

Sebelumnya, Megawati Sukarnoputri kembali dipercaya oleh 34 DPD dan 514 DPC untuk kembali memimpin Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) hingga tahun 2024.

Pengambilan sumpah Megawati Sukarnoputri sebagai ketua umum PDIP dilakukan dalam rapat pleno Kongres V PDIP yang dilaksanakan secara tertutup pada Kamis (8/8/2019) malam.

Sidang yang dipimpin Soerjo Respationo, seluruh pengurus cabang dan daerah menyampaikan sikap dan pandangannya.

 Pidato Lengkap Megawati Sukarnoputri di Pembukaan Kongres V PDIP: Ada Bung Karno Bersama Kita!

Pengurus PDIP dari seluruh wilayah Indonesia dan luar negeri dibagi menjadi 9 zona.

Yakni, Sumatera, Sulawesi, Papua, Jawa dan Bali, Kalimantan, Maluku dan Maluku Utara, Aceh, DPLN Zona Eropa dan Amerika Serikat, dan DPLN Zona Asia.

Masing-masing pengurus wilayah pun menyampaikan pemandangannya atas berbagai isu yang dihadapi.

 Diminta Megawati di Depan Kongres, Jokowi Jamin Menteri Asal PDIP Bakal Paling Banyak di Kabinet

Namun, semua selalu memulai dengan keputusan dari pengurus di tiap zona untuk meminta dan menyetujui agar Megawati Sukarnoputri kembali memimpin partai untuk periode 2019-2024.

Setelah itu, Soerjo lalu menyatakan keputusan seluruhnya menyetujui keputusan itu, dan meminta agar Megawati Sukarnoputri bersedia diambil sumpahnya menjadi ketua umum.

"Apakah Ibu Megawati Sukarnoputri bersedia untuk kembali menjadi Ketua Umum DPP PDI Perjuangan periode 2019-2024?" tanya Soerjo.

 Megawati: Enak Loh Jadi Pemenang Terus, Semua Orang Mau Merapat

"Ya, saya bersedia," jawab Megawati Sukarnoputri.

Setelahnya, Megawati Sukarnoputri menyampaikan sumpahnya sebagai ketua Umum.

Setelah pengambilan sumpah, Megawati Sukarnoputri lalu diminta untuk menyampaikan pidatonya.

 Megawati kepada Prabowo: Capek Ya Tempur Terus, Nanti Tempur Lagi di 2024

"Terima kasih saya telah mendapat tugas berat disuruh lagi menjadi Ketua Umum PDIP," ucap Megawati Sukarnoputri mengawali pidatonya.

"Meskipun berat sekali, tapi karena saya berpikir demi kepentingan bangsa dan negara."

"Dan alhamdulillah saya diminta secara aklamasi oleh 34 DPD."

 Sandiaga Uno: Hadiri Kongres PDIP, Bukti Prabowo Tidak Baperan

"Dan sekarang dengan penuh penghormatan dan kehormatan dipilih oleh utusan partai di dalam bagian AD/ART kita, yaitu sebuah institusi tertinggi partai yang namanya kongres partai yang kelima."

"Dengan segala hormat, tugas ini saya terima," imbuh Megawati Sukarnoputri yang langsung mendapat aplaus dari seluruh peserta kongres.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengisyaratkan Megawati Sukarnoputri akan kembali memimpin sebagai Ketua Umum PDIP.

 Putri Gus Dur Siap Bina Enzo Agar Keyakinannya Terhadap Pancasila Semakin Kokoh

Menurut Hasto Kristiyanto, sebagian besar kader dari arus bawah menginginkan Megawati Sukarnoputri kembali menjadi ketua umum partai berlambang banteng moncong putih tersebut.

Ada pun pemilihan ketua umum akan dilakukan melalui mekanisme musyawarah tanpa voting saat Kongres V PDIP di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, 8-10 Agustus 2019.

 Ingin Keppres Amnestinya Dibingkai Emas, Baiq Nuril: Ini Surat Paling Berharga dalam Hidup Saya

Menurut Hasto Kristiyanto, kepemimpinan Megawati selama ini sangat diterima di arus bawah.

Sebab, putri Presiden Soekarno itu dinilai sebagai sosok pemimpin yang visioner dan mampu mementingkan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi.

"Tentu saja nanti ketua umum terpilih dalam hal ini adalah Ibu Megawati Sukarnoputri," ujarnya saat jumpa pers persiapan Kongres V PDIP, di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/8/2019).

 Amien Rais: PAN Gadaikan Akidah dan Ikut Berlumur Dosa Jika Gabung ke Pemerintahan Jokowi

"Karena, berdasarkan hasil Rakernas IV PDIP dan juga aspirasi dari bawah, memohon ibu Megawati untuk berkenan menjadi ketua umum kembali," sambungnya.

Pernyataan Hasto Kristiyanto itu sekaligus menegaskan Megawati Sukarnoputri akan terpilih kembali untuk periode kelima sebagai Ketua Umum PDIP.

Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira membenarkan Megawati Sukarnoputri diinginkan oleh sebagian besar kader di arus bawah, untuk kembali memimpin PDIP.

 Nasdem Goda Risma Pindah ke Jakarta, Begini Respons PDIP

Ia mengatakan, pelaksanaan konferensi daerah (konferda) di 33 provinsi dan konferensi cabang (konfercab) di 514 kabupaten/kota di seluruh wilayah di Indonesia, sudah diselesaikan.

Hasilnya, seluruh jajaran kader PDIP menginginkan Megawati Sukarnoputri mencalonkan diri sebagai ketua umum dan kembali memimpin.

"Ya mereka sampaikan ingin Ibu Megawati untuk kesediaannya dicalonkan kembali di Kongres nanti."

 Abah Grandong Si Pemakan Kucing Sakit Saat Diperiksa Polisi, Kata Dokter Idap Diabetes

"Selain itu belum ada, yang kemarin diusulkan adalah yang meminta Ibu Megawati dicalonkan lagi sebagai ketua umum," ucap Andreas.

Megawati Sukarnoputri menjadi Ketua Umum PDIP sejak 1999.

Artinya, Megawati Sukarnoputri telah memimpin partai berlambang banteng itu kurang lebih selama 20 tahun.

 JADWAL LENGKAP Timnas Indonesia di Piala AFF U-18 2019

Ketika nanti terpilih saat kongres, Megawati Sukarnoputri akan kembali menjadi ketua umum untuk lima tahun ke depan.

Hasto Kristiyanto pun belum bisa menjawab kapan Megawati Sukarnoputri akan diganti, dan siapa sosok penggantinya yang disiapkan untuk periode selanjutnya.

Menurut Hasto Kristiyanto, hal itu tergantung tergantung isyarat dari langit.

 Ibu Kota Baru di Kalimantan Cuma Pusat Pemerintahan, Jakarta Tetap Jadi Pusat Bisnis dan Keuangan

"Bagaimana ke depannya, partai punya cara, tetapi partai punya tradisi dalam membaca suasana kebatinan rakyat."

"Partai juga punya tradisi dalam melihat suasana dan juga campur tangan Allah SWT terhadap kepemimpinan partai," ungkap Hasto Kristiyanto.

Akademisi Rocky Gerung mengkritisi unsur penamaan pada partai berlambang banteng moncong putih itu.

 Abah Grandong Si Pemakan Kucing Sering Kerasukan karena Belajar Ilmu Hitam

Menurutnya, nama 'demokrasi' di tengah penamaan PDIP berseberangan dari kenyataan yang sesungguhnya.

PDIP, katanya, tidak mencerminkan demokrasi sama sekali, lantaran mempertahankan figur serupa selama 20 tahun.

"Ya nama partainya aja demokrasi," ujarnya di kawasan Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta Timur, Jumat (2/8/2019).

 Polisi Geledah Rumah Kakak Adik Pelaku Inses karena Diduga Ada Kuburan Janin, Warga Minta Dirobohkan

"Jadi kalau enggak ada perubahan berpikir tentang konsep demokrasi, ya akan terus dengan keanehan yang sama," imbuhnya.

Keputusan PDIP pun tidak dianggap Rocky Gerung sebagai sebuah keanehan.

Sebab menurutnya, hal aneh yang diulang terus menerus dan telah menjadi kebiasaan, lambat laun akan berubah lumrah.

 Abah Grandong Emosi Ada Orang Dibilangin Enggak Mau Dengar, Kucing Dikira Kelinci Lalu Dimakan

"Menurut saya enggak aneh itu. Kalau puluhan tahun yang aneh itu dilakukan terus, artinya tidak aneh lagi," ucapnya.

Megawati Sukarnoputri sempat menjadi Presiden kelima RI periode 2001 hingga 2004, menggantikan Presiden Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur.

Megawati Sukarnoputri terpilih dalam Kongres Luar Biasa PDI di Surabaya pada Desember 1993.

 Tak Bakal Ada Tiang Listrik dan Kabel Berseliweran di Ibu Kota Baru

Ketika itu, istri Taufik Kiemas tersebut mendapat dukungan dari 27 DPD PDI untuk alih pimpinan partai berlogo banteng, hingga terpilih sebagai ketua umum periode 1993-1998.

Popularitas Megawati Sukarnoputri mengancam kekuasaan Orde Baru.

Apalagi, dikutip dari buku Megawati dalam Catatan Wartawan (2017), ia langsung berkeliling Indonesia untuk konsolidasi dan menemui rakyat.

 Jakarta Belum Ideal, Ibu Kota Baru di Kalimantan Bakal Jadi Standar Pembangunan Kota di Indonesia

Hal ini mengakibatkan dualisme di partai banteng itu terjadi, hingga akhirnya PDI terbelah.

Sebuah, kongres PDI di Medan yang didukung Soeharto mengukuhkan kepemimpinan Soerjadi sebagai ketua umum.

Dualisme ini berujung Tragedi 27 Juli 1996.

 BMKG Bilang Penurunan Kualitas Udara Jakarta Biasa Terjadi Saat Musim Kemarau

Ketika itu, DPP PDI yang dikuasai oleh pendukung Megawati Sukarnoputri, berusaha diambil alih oleh pendukung Soerjadi.

Setelah Tragedi Kudatuli atau 27 Juli 1996 itu, Megawati Sukarnoputri yang mendapat dukungan dari pihak-pihak yang menentang Soeharto, menjadi simbol perlawanan terhadap Orde Baru.

Hingga kemudian setelah Orde Baru runtuh, Megawati Sukarnoputri membentuk PDIP sebagai wahana politiknya. (Fransiskus Adhiyuda)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved