Moeldoko Curiga Ada yang Giring Indonesia Jadi Bangsa Penakut
Dalam paparannya, Moeldoko mengingatkan ada pihak yang mencoba menjadikan Indonesia sebagai bangsa penakut.
KEPALA Staf Kepresidenan Moeldoko menjadi pembicara dalam diskusi yang digelar Pengurus Pusat Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PP PA GMNI).
Diskusi bertema 'Siapa Melahirkan Republik Harus Berani Mengawalnya' itu digelar di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (22/7/2019).
Dalam paparannya, Moeldoko mengingatkan ada pihak yang mencoba menjadikan Indonesia sebagai bangsa penakut.
• Ini Kata BMKG Soal Potensi Gempa 8,8 SR Disertai Tsunami 20 Meter di Selatan Jawa
Ia mencontohkan adanya isu penyelundupan kontainer senjata dari Tiongkok, yang sempat membuat heboh beberapa kalangan, dan terbukti berita itu bohong atau hoaks.
“Belanda dan Jepang memang menjajah dan membuat bangsa kita takut. Namun sekarang ada pihak yang berusaha membuat Indonesia tetap menjadi bangsa penakut."
"Dengan menyebarkan berita bohong seperti isu penyelundupan kontainer senjata dari Cina di Morowali beberapa waktu lalu."
• Golkar Sebut Jokowi Merah Rasa Kuning, tapi Cuma Sodorkan Lima Nama Calon Menteri
"Padahal itu hoaks, jangan lah kita takut akan hal seperti itu. Jangan-jangan ada yang menggiring Indonesia menjadi bangsa penakut,” tutur Moeldoko.
Namun, menurutnya pemerintahan setelah reformasi mulai membawa kultur harapan di tengah masyarakat Indonesia.
Moeldoko mencontohkan, saat ini masyarakat Indonesia di perbatasan dengan negara lain, mulai bisa merasa bangga dan merasakan kehadiran pemerintah.
• Wadah Pegawai Tegaskan Undang-undang Tak Atur Pimpinan KPK Harus Berasal dari Instansi Tertentu
“Setelah reformasi, presiden-presiden Indonesia mulai membangun budaya harapan."
"Apalagi saat ini masyarakat Indonesia di perbatasan mulai bangga akan ke-Indonesia-annya dengan pembangunan intensif di perbatasan."
"Saat ini warga negara sebelah kagum dengan Indonesia,” tegasnya.
• Bisa Cari Teroris yang Sembunyi, Jusuf Kalla Yakin Polisi Sanggup Tangkap Penyerang Novel Baswedan
Mantan Panglima TNI itu menuturkan, tak mustahil Indonesia akan menjadi negara adidaya bila budaya harapan ini dilanjutkan.
Termasuk, dengan memperkuat kolaborasi dan sinergitas di antara unsur militer, nasionalis, dan agamis.
“Saya pernah diskusi dengan Panglima Myanmar, dan beliau kagum serta ingin tahu bagaimana Indonesia bisa bergeser dari dwifungsi pada era Orde Baru ke seutuhnya demokrasi."
• Tolak Gerindra Masuk Pemerintahan Jokowi, Effendi Simbolon: Tak Perlu Dimanjakan
"Memang ada gejolak, tapi Indonesia tetap utuh. Itu semua peran militer, nasionalis, dan agamis dalam menjaga stabilitas saat pergeseran tersebut,” bebernya.
Sebelumnya diberitakan Kompas.com, beredar sebuah postingan di media sosial yang mengabarkan ada penyelundupan senjata oleh pekerja Cina yang dibawa menggunakan truk kontainer.
Lalu, ditemukan oleh pekerja di PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Morowali, Sulawesi Tengah.
• PKB Tak Rela Parpol yang Gaungkan Narasi Pemilu Curang Diajak Gabung Pemerintah Jokowi-Maruf Amin
Ada pun postingna itu ditujukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai informasi yang harus ditindaklanjuti pemerintah.
Informasi ini tersebar di Facebook pada Jumat (23/11/2018).
PT IMIP kemudian mengklarifikasi informasi yang beredar. Menurut PT IMIP, kabar itu dipastikan bohong alias hoaks.
• Pemerintah Kaji Track Record FPI untuk Tentukan Layak Diberi Izin Lagi Atau Tidak
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, informasi ini terdapat dalam postingan berjudul "Selangkah Lagi Indonesia Bisa Berubah Menjadi Indochina, Penyelundupan Senjata Berkontainer di Morowali."
Penyelundupan, menurut postingan itu, dilakukan oleh tenaga kerja asing asal Cina yang ditempatkan di PT IMIP.
Dalam postingan tersebut dituliskan, senjata api dalam jumlah yang cukup signifikan ini ditemukan oleh pekerja Indonesia yang bekerja di PT IMIP.
• 10 Bulan Berada di Luar Pemerintahan, PAN Sesak Napas
Kemudian, postinga itu juga menjelaskan sebanyak 70 persen dari 80.000 pekerja di PT IMIP ini berasal dari Tiongkok atau Cina.
Mereka disebut sebagai pekerja non skill dan tidak bisa berbahasa Indonesia.
Ada pun penempatan pekerja asal Cina ini sebagai tenaga administrasi, bagian sampel, buruh, sampai bagian kebersihan.
• Sekjen PAN: Yang Mampu Hapus Air Mata Emak-emak Tersakiti, Dapat Bonus Elektoral di Pemilu 2024
Lalu, pekerja asal Cina itu nantinya dilatih oleh pekerja Indonesia, yang kemudian mereka diangkat menjadi mandor atau supervisor.
Sementara, pekerja Indonesia yang dilatih malah tidak mengalami kenaikan jabatan.
Informasi tersebut didapatkan oleh si pengunggah melalui sebaran di media sosial dan juga melakukan komunikasi dan investigasi ke lapangan.
• Begini Pengalihan Arus Lalu Lintas di Sekitar SUGBK Saat Final Piala Indonesia Besok
Hasil dari komunikasi dan investigasi yang dilakukan, terdapat sebuah peti kemas (kontainer) yang penuh berisi senjata.
Namun, menurut pengunggah, hingga saat ini belum diketahui berapa banyak kontainer yang membawa senjata api yang diselundupkan.
Dalam unggahan itu juga disebutkan beberapa rekomendasi saran yang ditujukan kepada Pemerintah Indonesia.
• Potensi Gempa dan Tsunami di Selatan Jawa, BMKG: Risiko Menumpang Hidup di Pertemuan Batas Lempeng
Humas PT IMIP Morowali Dedi Kurniawan menegaskan, unggahan yang mengabarkan adanya penyelundupan senjata api di daerah Morowali merupakan hoaks.
"Isu itu tidak benar. Isu ini sudah beredar tahun lalu juga di media sosial," ujar Dedi saat dihubungi Kompas.com pada Sabtu (1/12/2018).
Ada pun perusahaan ini bertempat di Desa Fatufia, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
• Polisi Kembali Ciduk Sembilan Tersangka Kerusuhan 21-22 Mei 2019, Salah Satunya Provokator
Dedi juga mengungkapkan bahwa beberapa petugas dari Polri, TNI, BIN, dan BAIS, telah memeriksa secara langsung ke PT IMIP Morowali.
"Pemeriksaan itu kalau tidak salah sekitar Juli 2018."
"Pihak kami atas izin dari Bea Cukai membuka seluruh segel kontainer yang ada di terminal jetty kami, dan mempersilakan aparat untuk memeriksanya satu per satu," ujar Dedi.
• Rizieq Shihab Nikahkan Putrinya di Makkah, Ini Nama Menantunya
"Seluruh kontainer baik yang bersegel diperiksa, tapi senjata yang dimaksud dalam post itu tidak ditemukan," kata dia.
Selain itu, postingan tersebut juga menjelaskan mengenai jumlah pekerja di PT IMIP yang didominasi pekerja yang berasal dari Cina.
PT IMIP juga membantah informasi itu. Menurut Dedi, saat ini tenaga kerja di PT IMIP berjumlah 29.600 orang dan seluruhnya adalah WNI.
• Siswa SMA Taruna Indonesia yang Tewas Ketika MPLS Sempat Mengigau Ampun Komandan Saat Koma
"Sementara jumlah TKA yang bekerja di sini lebih dari 2.000 orang. Beberapa TKA asal Tiongkok (Cina) sudah dipulangkan karena sudah terjadi transfer teknologi ke tenaga kerja Indonesia," jelas Dedi.
Ada pun pengurangan jumlah TKA tidak bisa dilakukan sekaligus, karena proses transfer teknologi membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Hingga kini, pihak IMIP belum melaporkan kejadian ini kepada kepolisian, agar ditangani lebih lanjut dan segera mencari pelaku penyebaran hoaks ini.
Dedi juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap pemberitaan mengenai PT IMIP yang menyelundupkan senjata api. (Rizal Bomantama)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/moeldoko-di-kompleks-istana-kepresidenan.jpg)