Novel Baswedan Diteror
TPF Polri Sebut Novel Baswedan Diserang karena Penggunaan Kewenangan Berlebihan, KPK Bingung
KPK merasa heran ketika tahu dugaan excessive use of power atau bekerja melampaui batas kewenangan, menjadi motif teror penyerangan terhadap Novel Ba
Tapi, katanya, seminggu sebelum disiram air keras, Novel Baswedan mengetahui akan ada penyerangan terhadap salah satu penyidik KPK.
Alhasil, Novel Baswedan kemudian menghubungi teman-temannya di kepolisian, untuk mengamankan tim penyidik KPK tersebut.
"Akhirnya tidak sampai ada penyerangan, cuma laptopnya dicuri dan itu terkait kasus buku merah," ungkap Alghiffari.
• Oknum Guru Terciduk Setelah Begal Payudara Turis Asing, Mengaku Tidak Nafsu, Cuma Iseng
Atas dasar itu, kata Alghiffari, penyerangan terhadap Novel Baswedan juga berkaitan dengan kasus buku merah, yang justru tidak disebutkan oleh TPF pada konferensi pers kemarin siang.
"Makanya tetap ada keterkaitan menurut saya. Kalau mau memasukkan enam kasus, buku merah dimasukkan juga."
"Selain hilangnya laptop yang isinya berkas-berkas buku merah, kemudian robekan buku merah, kenapa ini kemudian dihilangkan dari dugaan-dugaan (TPF) itu?"
• Mendagri Tjahjo Kumolo Sedih Masih Ada Ormas Tolak Pancasila Setelah 74 Tahun Indonesia Merdeka
"Kalau mau fair ya ada tujuh, ada buku merah," tegas Alghiffari.
Istilah buku merah merujuk pada buku tabungan berisi transaksi keuangan CV Sumber Laut Perkasa milik Basuki Hariman.
Buku itu menjadi salah satu bukti dalam kasus korupsi yang menjerat pengusaha daging dan anak buahnya, Ng Fenny, dalam kasus suap ke hakim Mahkamah Konstitusi Patrialis Akbar.
• Sudah Jalani Hukuman Hampir Sembilan Bulan, Ratna Sarumpaet Pilih Tak Ajukan Banding Vonis Hakim
Buku itu pula yang membuat dua penyidik KPK Ajun Komisaris Besar Roland Ronaldy dan Komisaris Harun dipulangkan ke Polri.
Dua mantan penyidik KPK itu diduga telah merobek 15 lembar catatan transaksi dalam buku bank tersebut.
Lalu, membubuhkan tip ex untuk menghapus sejumlah nama penerima uang dari perusahaan Basuki.
• Amien Rais: Demokrasi Tanpa Oposisi Jadi Demokrasi Bodong
Perobekan itu terekam dalam CCTV di ruang kolaborasi lantai 9 Gedung KPK pada 7 April 2017.
Ada pun isi lembaran buku yang hilang tersebut berisi catatan transaksi keuangan yang dibuat oleh Bagian Keuangan CV Sumber Laut Perkasa Kumala Dewi Sumartono.
Sejumlah aliran dana diduga mengalir ke petinggi Polri.
• Sekjen FPI Tegaskan Rizieq Shihab Bukan Tak Berani Pulang, tapi Dicegah Keluar dari Arab Saudi