Lebaran

Polisi yang Amankan Arus Mudik dan Balik Lebaran Dijaga Anggota Brimob dan TNI Bersenjata

Ia menjelaskan, kesiapsiagaan personel kepolisian dalam Operasi Ketupat ini, pasca-peledakan bom di Sukoharjo, dalam posisi siaga penuh.

Penulis: Budi Sam Law Malau |
Warta Kota/budi Sam Law Malau
Brigjend Dedi Prasetyo 

Di kediaman orang tua tempat pelaku tinggal, juga ditemukan sejumlah bahan pembuat bom yang dirakitnya, dengan cara belajar melalui internet pula.

 Menata Hati Setelah Ditinggalkan Istri Tercinta, Ini yang Bakal Dilakukan SBY Saat Lebaran

Bahan itu pun dibeli sendiri oleh yang bersangkutan.

Alasan ketiga, dilihat dari amatirnya RA dan bom yang tidak meledak secara sempurna.

Tito Karnavian mengatakan, jika yang bersangkutan termasuk profesional, tentu ledakan bom pasti besar dan tubuhnya akan hancur berkeping-keping.

 Lieus Sungkharisma: Bagi yang Susah Diet, Masuk ke Rumah Tahanan Minta Pasal Makar, Dijamin Kurus

Mantan Kapolda Metro Jaya itu juga melihat bahwa RA tak memiliki jaringan yang signifikan dalam aksi terorisme.

"Dilihat dari jaringannya, juga tidak ada jaringan yang signifikan," ucapnya.

Meskipun, lanjut Tito Karnavian, RA pernah mengikuti satu pengajian yang dalam kelompok itu memang ada yang pernah terpapar jaringan terorisme.

 Lieus Sungkharisma Ungkap Susahnya Berkomunikasi dengan Eggi Sudjana Meski Bersebelahan Sel

"Tapi, sementara kami menyimpulkan bahwa serangan Ini adalah serangan lone wolf," jelasnya.

"Serangan yang dilakukan sendiri, teradikalisasi sendiri, membuat bom sendiri, mengambil inisiatif sendiri, mensurvei sendiri," bebernya.

"Itu pun kita lihat juga dari operasi yang relatif gagal karena yang kena dia sendiri," sambung Tito Karnavian.

 Tak Ingin Ada Lagi Perbedaan Awal Ramadan dan Syawal, Pemerintah Dorong Penyatuan Kalender Hijriah

Sebelumnya diberitakan Wartakotalive, Rofik Asharuddin, pelaku bom bunuh diri di Pos Pengamanan (Pospam) Tugu Kartasura, Sukoharjo, ternyata sempat mendaftar di PTN Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta dan diterima.

Namun, pelaku tidak melanjutkan studi alias tidak melanjutkan kuliah di IAIN Surakarta.

"Memang sempat diterima, itu tahun 2016, tapi tidak sampai kuliah," kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Surakarta Dr Syamsul Bakri, kepada TribunSolo.com, Selasa (4/6/2019) siang.

 Mayoritas Pegawai BUMN dan ASN Pilih 02, Fadli Zon: Kok Jokowi-Maruf Amin Bisa Menang Ya?

"Dia saat itu memang sengaja tidak masuk dan tidak sampai Ospek juga," imbuh Syamsul.

Syamsul lantas menambahkan, pelaku tidak mau melanjutkan studi karena ada mata kuliah Pancasila.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved