Begini Argumentasi Pedagang Soal Pelarangan Berjualan Daging Anjing di Bali, dan Sejarah RW

Begini Argumentasi Pedagang Daging Anjing Soal Pelarangan Berjualan 'RW' di Bali. Simak pula sejarah masakan RW khas nusantara.

Kompas.com
Anjing tangkapan di kandang. 

Masalah RW ala minahasa adalah daging anjing akan dimasak menggunakan campuran cabe rawit, jahe, kemangi, lengkuas, daun bawang, serei, dan daun jeruk.

Takaran cabe rawit harus banyak karena RW serasa kurang jika tak pedas.

Selalu ada RW di hidangan pesta-pesta masyarakat Minahasa, Sulawesi Utara.

RW mendampingi olahan daging wajib lainnya seperti babi dan ayam.

Di rumah-rumah makan Minahasa juga banyak menjual RW.

Harganya relatif murah yakni Rp 25 ribu sampai Rp 35 ribu per porsi, sudah paket dengan nasi dan sayur.

Tak ada tahun jelas kapan orang Minahasa mulai mengonsumsi anjing, demikian kata sejarawan muda Christian Andre Tuwo.

Vakum di Panggung Hiburan, Asty Ananta Kini Lebih Fokus ke Dunia Kesehatan dan Pendidikan

Unai Emery: Arsenal Tidak Boleh Salah Lagi

Stadion Old Trafford Bakal Membara

Sejauh ini pun belum ada literasi, rujukan atau catatan yang memang khusus membahas awal mula masyarakat Minahasa mengonsumsi anjing.

Christian mengutip buku Jessy Wenas yang menulis penelitian antropolog Australia, Peter Bellwood di Paso, tepi darat Danau Tondano tahun 1985.

Tempat ini dipercaya menjadi awal mula peradaban bangsa Minahasa.

Dalam penelitian tersebut Bellwood menemukan sisa-sisa makanan manusia purba yang telah berusia sekitar enam ribu tahun.

Sisa makanan itu yakni tulang tikus, kelelawar, ular piton, babi hutan, babi rusa dan monyet.

Berdasarkan temuan tersebut Bellwood menyatakan orang Minahasa purba adalah pemburu.

UPDATE Terbaru Real Count Pilpres 2019 KPU Pukul 10.45, Suara Jokowi-Maruf Ngacir, Prabowo Rontok

Konsumsi Ritel Jelang Bulan Puasa dan Sepanjang Ramadan Bakal Meningkat

Pengamat Terorisme: Cara Bergerak dan Modus Bomber Sri Lanka, Serupa Jaringan Teroris Indonesia

Dalam penemuan itu Bellwood tak menyebutkan adanya sisa-sisa makanan dari anjing.

Christian menganalisa saat itu anjing hanya menjadi peliharaan karena hewan buruan di hutan masih banyak.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved