Pilpres 2019
AHY Diprediksi Jadi Capres di Pilpres 2024 dari Poros Ketiga, Bersaing dengan Prabowo
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diprediksi bakal menjadi calon presiden terkuat periode 2024-2029, dari poros ketiga.
KETUA Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), diprediksi bakal menjadi calon presiden terkuat periode 2024-2029, dari poros ketiga.
Hal itu bisa terjadi jika Undang-undang (UU) Pemilihan Presiden 2024 masih sama seperti Pilpres 2019.
Undang-undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 mengatur bahwa Pemilihan Legislatif dilaksanakan secara bersamaan dengan Pemilu Presiden.
• Meski Seandainya Kalah dari Jokowi, Prabowo Subianto Diprediksi Bakal Maju Lagi di Pilpres 2024
Jika undang-undangnya tetap sama, maka syarat pengajuan pasangan Presiden dan Wakil Presiden 2024, berpijak pada hasil Pemilihan Legislatif 2019.
Berdasarkan hasil survei Indo Barometer yang digelar di seluruh provinsi di Indonesia pada 1-7 April 2019, kandidat pemenang Pemilu Legislatif adalah PDIP Perjuangan.
"Disusul Partai besutan Prabowo, Partai Gerindra, di posisi runner up," ucap Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari saat konferensi pers di Hotel Harris, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (13/4/2019).
• Surat Suara Tercoblos di Malaysia, Prabowo: Pertandingan Belum Mulai, Kita Sudah Tahu Golnya Berapa
Prediksi penghuni partai papan tengah ditempati Golkar, PKS, PKB, Demokrat, PPP, PAN, Nasdem, serta Perindo.
Sedangkan partai yang terancam tidak lolos ambang batas (parliamentary threshold) adalah Partai Berkarya, PSI, Hanura, PBB, PKPI, dan Partai Garuda.
Melihat data prediksi hasil Pileg 2019 tersebut, kemungkinan ada dua parpol yang bisa memajukan calon presiden dan wakil presiden, yakni PDIP dan Gerindra.
• Ini Rekayasa Lalu Lintas dan Lokasi Parkir Saat Kampanye Akbar Jokowi-Maruf Amin di SUGBK Besok
Karena itu, menurut Qodari, ada dua skenario Pilpres 2024.
Skenario pertama, katanya, hanya ada dua pasangan calon presiden, yakni koalisi pasangan calon presiden yang dipimpin PDIP, kembali bertarung dengan koalisi pasangan calon yang dipimpin Partai Gerindra.
Sementara, partai papan tengah akan terbelah masuk mendukung gerbong koalisi PDIP atau Gerindra.
• Prabowo Isyaratkan AHY Bakal Masuk Pemerintahannya, Fadli Zon Dia Bilang Banyak yang Enggak Suka
"Namun tidak menutup kemungkinan peluang terbentuknya poros ketiga. Poros pertama dipimpin PDIP, poros kedua dipimpin Gerindra, poros ketiga dipimpin SBY atau Partai Demokrat," ulas Qodari.
Qodari mengatakan, SBY berpotensi menjadi motor poros ketiga, mengingat posisinya selaku ketua umum Partai Demokrat sekaligus mantan presiden dua periode.
Walaupun, kemungkinan besar posisi ketua umum Partai Demokrat akan diduduki oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada kongres yang akan datang.
• Ini Penyebab 1.403 Pasutri Kota Bekasi Bercerai pada Januari-Maret 2019, Bukan karena Pilpres
"Jika AHY telah menjadi ketua umum Demokrat, tentunya SBY akan berusaha menjadikan AHY sebagai calon presiden dari koalisi poros ketiga yang terdiri dari Partai Demokrat dan partai-partai menengah lainnya,"paparnya.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari memprediksi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan kembali maju di Pilpres 2024.
"Pak Prabowo akan maju (capres) di 2024 lagi jika dia menang di 2019. Bahkan jika dia kalah pun di 2019, saya prediksi Pak Prabowo akan kembali mencalonkan lagi," kata Qodari di Hotel Harris, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (13/4/2019).
• Tagar AU Juga Bersalah Jadi Trending Topic, Ada yang Samakan Korban Seperti Ratna Sarumpaet
Qodari menyebut sosok Prabowo Subianto sebagai sosok yang memiliki elektabilitas stabil dan cenderung meningkat.
"Bahkan, bukan tak mungkin di 2024 nanti elektabilitas Prabowo menjadi yang terbaik," ujarnya.
Selain Prabowo Subianto, Qodari menyebut nama Fadli Zon dan Sandiaga Uno sebagai sosok potensial dari Partai Gerindra yang bisa maju sebagai capres di 2024.
• Siang Ini Prabowo Bakal Ungkap 80 Nama yang akan Membantunya Jika Terpilih Menjadi Presiden
"Walaupun Sandi mundur dari Gerindra, tapi dia bisa dibilang sebagai 'pemain pinjaman' atau proses pencalonan koalisi," ulasnya.
Prabowo Subianto pernah mengalami dua kali kekalahan saat maju dalam kontestasi Pilpres, yakni saat menjadi cawapres pendamping Megawati Sukarnoputri pada Pilpres 2009, dan saat menjadi capres didampingi Hatta Rajasa pada Pilpres 2014.
Sebelumnya, Lembaga Survei Indo Barometer merilis hasil survei terbaru elektabilitas pasangan capres-cawapres pada Pilpres 2019.
• Khawatir Anaknya Diculik, Orang Tua di Bekasi Jadi Lebih Protektif
Hasilnya, Indo Barometer memprediksi pasangan Jokowi-Maruf Amin akan memenangkan kontestasi lima tahunan tersebut.
Kemenangan itu terlihat dari selisih elektabilitas dan prediksi rentang suara pasangan Jokowi-Maruf Amin yang lebih unggul daripada pasangan Prabowo-Sandi, dengan asumsi golput merata dari kedua belah pihak.
"Dukungan terhadap Jokowi-Maruf sebesar 59,9 persen suara, dan Prabowo-Sandi memperoleh sebesar 40,1 persen suara. Selisih elektabilitas antara paslon nomor urut 01 dan 02 tersebut adalah sebesar 19,8 persen suara," papar Qodari.
• Dua Tahun Kasus Penyerangan Novel Baswedan Tak Terungkap, Jokowi: Tanya Tim Gabungan
Indo Barometer juga memprediksi rentang suara dari masing-masing pasangan dengan menghitung margin of error kurang lebih 2,83 persen.
"Diprediksi rentang perolehan suara untuk masing-masing paslon pada tanggal 17 April 2019, yaitu Jokowi-Maruf mendapatkan suara sebesar antara 57,07 sampai dengan 62,73 persen. Sedangkan pasangan Prabowo-Sandi memperoleh rentang dukungan suara sebesar antara 37,27 sampai dengan 42,93 persen," paparnya.
Data survei hasil proyeksi selama tiga bulan terakhir pada Bulan Februari-April 2019, yakni survei pada tanggal 16-21 Februari 2019, 15-21 Maret 2019, dan 1-7 April 2019, menunjukkan tren keunggulan paslon 01.
• Heboh Surat Suara Tercoblos di Malaysia, Jokowi: Polisi Harus Tegas!
Grafik elektabilitas Joko Widodo-Maruf Amin menunjukkan tren yang relatif stabil dalam dua survei terakhir. Hal ini terlihat dari elektabilitas Jokowi-Maruf Amin pada Bulan Maret 2019 sebesar 61,3 persen, dan April sebesar 59,9 persen.
Di sisi lain, grafik elektabilitas pasangan Prabowo-Sandi tidak mengalami kenaikan yang signifikan.
Data elektabilitas Prabowo-Sandi dalam dua bulan terakhir meraih elektabilitas Bulan Maret sebesar 38,7 persen, dan April sebesar 40,1 persen.
• Luhut Panjaitan Kaitkan Kasus Surat Suara Tercoblos di Malaysia dengan Kasus Penganiayaan Siswi SMP
Survei Indo Barometer dilaksanakan pada tanggal 1-7 April 2019 di seluruh provinsi di Indonesia.
Jumlah sampel pada survei sebanyak 1.200 responden, pada tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error kurang lebih 2,83 persen.
Metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling.
• Politikus PDIP Masinton Pasaribu Ungkap Kejanggalan Temuan Surat Suara Tercoblos di Malaysia
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner.
Responden survei adalah warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku, yaitu warga yang minimal berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah pada saat survei dilakukan.
Survei Charta Politika
Sementara, empat hari jelang pencoblosan di Pilpres 2019, lembaga survei Charta Politika menyebut hasil surveinya menunjukkan Joko Widodo-Maruf Amin masih mengungguli elektabilitas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya mengatakan, Jokowi-Maruf AMin masih unggul 16,9 persen atas Prabowo-Sandi.
Ia menuturkan, kubu petahana meraup suara sebesar 55,7 persen. Sedangkan paslon nomor urut 02 meraih suara sebesar 38,8 persen.
• Ikan Bertuliskan Jokowi dan Prabowo Ini Dibanderol Seharga Motor, Para Tim Sukses Silakan Merapat
"Dari 55,7 persen pemilih 01, sudah 88,4 persen yang mantap memilih Jokowi-Maruf. Sementara, 33,8 persen pemilih 02, sudah 87,8 persen yang mantap memilih Prabowo-Sandi. Angka yang sudah tinggi hampir 90 persen tidak akan berubah pilihan," beber Yunarto Wijaya di Kantor Charta Politika, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (13/4/2019).
Namun, ia tak menampik masih mungkinnya terjadi perubahan atas hasil survei ini. Lantaran survei ini dilakukan dengan menyisakan tujuh hari sebelum pencoblosan.
Selama tidak terjadi peristiwa besar dalam sisa waktu, Yunarto Wijaya menegaskan kemungkinan besar Jokowi-Maruf Amin akan memenangkan Pilpres 2019.
• Ini Ciri-ciri Penculik Anak di Bekasi, Sempat ke Warung Beli Biskuit dan Kerap Menunduk
"Akan tetapi, apabila tidak terjadi peristiwa besar sampai dengan tanggal 17, pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin akan memenangkan Pemilihan Presiden 2019," ucapnya.
Survei ini dilakukan Charta Politika dengan periode waktu 5 hingga 10 April 2019. Ada pun responden dalam survei ini sebesar 2.000 responden, dengan margin of error 2,19 persen.
Angka ini sendiri mengalami perubahan dari survei elektabilitas yang dilakukan Charta Politika sebelumnya pada Maret 2019, di mana paslon 01 Joko Widodo-Maruf Amin meraih suara 53,6 persen dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 35,4 persen. (Chaerul Umam)