Rupiah Anjlok

Harga Barang Elektronik di Kota Bekasi Naik hingga Rp 200.000 Dampak Rupiah Melemah

"Dibilang sepi ya memang sejak 2 bulan terakhir ini sepi. Mangkanya kita khawatir juga nih kalau kurs dollar AS tetap segitu."

Penulis: Muhammad Azzam |
Warta Kota/Muhammad Azzam
Penjualan barang elektronik di Pasar Proyek Kota Bekasi terlihat sepi, Kamis (6/9/2018). Penurunan jumlah penjualan barang elektronik ini disebabkan karena nilai tukar rupiah terhadap dollar melemah sehingga barang elektronik naik hingga Rp 200.000. 

WARTA KOTA, BEKASI---- Nilai rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS)  per hari ini, Kamis (6/9/2018), mencapai Rp 14.992.

Meskipun tidak separah beberapa hari lalu yang mencapai angka Rp 15.000, namun berdampak melemahnya rupiah terhadap dollar terus dirasakan berbagai sektor, termasuk harga jual di sektor elektronik.

Baca: Pengacara Basuki Tjahaja Purnama Ungkap Kepastian Ahok Nikah Lagi dengan Polwan Puput

Seperti di pusat penjualan elektronik di Pasar Proyek, Jalan Insinyur Juanda, Bekasi Timur, Kota Bekasi.

Sejumlah pemilik mengeluhkan sepi pembeli pasca-melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar .

"Pelanggan pasti lesu, sejak dua hari lalu yang ramai dollar AS tinggi toko sepi," ujar Ronny (50), pemilik Toko Abadi Elekronik, saat ditemui di Pusat Elektrokin Pasar Proyek Kota Bekasi, Kamis (6/9/2018).

Baca: Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS, Perajin Tempe Belum Kepikiran Naikkan Harga

Ronny mengatakan, penurunan pembeli mencapai 50 persen sebelum nilai tukar rupiah melemah.

"Ya waktu belum sampai Rp 15.000, yang beli masih bisa 5-6 barang keluar. Kalau sekarang paling 1-2 barang saja," katanya.

Baca: Ternyata Djarot yang Jadi Mak Comblangnya Ahok Sama Polwan Cantik

Ronny mengungkapkan, penurunan diakibatkan harga elektronik yang ikut naik mengikuti harga dollar AS. Kenaikan mulai Rp 50.000-Rp 200.000 per barang.

"Barang elektronik ini kan impor jadi ya ikutin harga dollar AS. Kita mau pakai harga lama enggak bisa karena ikuti dollar AS," ucapnya.

Ronny meminta agar rupiah bisa kembali menguat dan tidak berlarut terlalu lama.

"Kita pedagang si maunya rupiah bisa minimal Rp 14.000 lagi. Masih lumayan banyak kalau rupiah segitu. Ini kalau Rp 15.000 ribu, bisa turun pembelinya," kata Ronny.

"Soalnya kan elektronik bukan kebutuhan primer. Pembeli banyak urungkan niat beli elektronik," ucapnya lagi.

Baca: Kurs Rupiah Tembus Rp15.000 per Dolar AS, IHSG BEI Ikut Anjlok

Pemilik Toko Elektronik lainnya, Wijaya (47) juga mengalami penurunan jumlah penjualan barang-barang elektroniknhya.

 Bahkan, selama dua hari terakhir ini, tidak ada yang membeli produk elektronik di tokonya.

"Berdampak sekali rupiah lemah gini. Kemarin saja saat dollar Rp 15.000, toko barang enggak ada yang keluar. Hari ini saja baru satu barang keluar," katanya.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved