HUT Ke 72 TNI
Jenderal Gatot Nurmantyo: Panglima TNI Pasti Berpolitik dan Itu Politik Negara
Pada HUT ke-72 TNI kali ini, jajaran pimpinan puncak TNI melaksanakan upacara tabur bunga dari geladak KRI dr Soeharso-990, di Selat Sunda, Selasa.
Mengambil esensi pesan sejarah itu dan mengambil tema sejarah perjalanan bangsa ini, terbukti jelas bahwa merebut kemerdekaan ini adalah rakyat karena saat itu belum ada TNI.
Barulah setelah merdeka, pejuang-pejuang yang merebut kemerdekaan itu ada yang kembali kepada karyanya masing-masing tapi ada yang tinggal di tempat untuk menjaga kemerdekaan itu dalam Badan Keamanan Rakyat.
Kemudian dalam perkembangannya, dalam perjuangan memelihara kemerdekaan itu, tidak pernah TNI berjuang sendiri, selalu bersama-sama dengan rakyat dan terbukti selama 72 tahun mampu melaksanakan tugasnya melindungi segenap tumpah darah, persatuan dan kesatuan, dan itu bersama-sama dengan rakyat.
Baca: KPK Geledah Kantor Bupati Kowane Utara Selama Dua Hari
“Oleh berbagai survei, TNI merupakan institusi yang paling dipercaya rakyat. Ini kerja secara estafet dari semua pemimpin dan prajurit TNI, mulai dari ’98 yang terpuruk sampai dengan kondisi seperti ini. Tugas yang harus disiapkan, seperti saya katakan tadi, menyiapkan kader-kader saya agar tongkat estafet ini tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan. Maka itulah temanya, Bersama Rakyat TNI Kuat,” kata dia.
Dalam konteks ini, kata dia, mengingat TNI adalah organisasi yang diawaki manusia, “Saya memohon maaf jika ada prajurit-prajurit saya dan pasti ada, yang melakukan hal-hal di luar kepatutan yang menyakiti rakyat. Saya mohon maaf dan inilah salah satu pekerjaan yang harus diselesaikan sehingga tidak ada lagi hal seperti itu.” (Antara)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/panglima-berpolitik_20171004_051322.jpg)