Krisis Semenanjung Korea
Trump Setujui Jangkauan Peluru Kendali Korsel sampai Korut, China, dan Jepang
Presiden AS Donald Trump menyetujui upaya peningkatan kapasitas jangkauan peluru kendali Korsel untuk mengimbangi kekuatan Korut.
Namun, setelah uji coba roket jarak jauh Korut pada tahun 2012, Seoul berhasil menegosiasikan peningkatan jarak tempuh tiga kali lipat mendekati batas 800 kilometer.
Dengan demikian fasilitas militer Korut bisa berada di dalam jangkauan peluru kendali Korsel, demikian pula wilayah China dan Jepang.
Dialog Bukan Penyelesaian
Baca: Alarm Warga Jepang: Peluncuran Misil, Berlindung di Gedung Kokoh atau Bawah Tanah!
Ketegangan kembali memanas saat Pyongyang menembakkan rudal jarak menengah Hwasong-12 di atas wilayah udara Jepang pada hari Selasa (29/8/2017) pagi.
Korut menyebut tindakan itu diambil sebagai upaya mempertahankan diri dari latihan militer yang sedang digelar AS dan Korsel.
Menanggapi peristiwa ini, Trump pun langsung berkomentar pedas. Dia menyatakan, dialog bukan lagi menjadi pilihan dalam menyelesaikan krisis di Korea.
Kendati demikian, Presiden AS hanya menyebutkan bahwa 'semua opsi' dalam tindakan untuk Korut kini masih dipertimbangkan.
Selain itu, Trump pun menerbangkan pesawat pengebom dan jet siluman ke kawasan semenanjung Korea, sebagai bagian dari latihan tempur bersama Korsel.
Baca: Reaksi AS, Luncurkan Jet Pengebom dan Siluman ke Korea
Namun penerbangan itu pun disebut sebagai aksi unjuk kekuatan kepada Pyongyang.
Artikel diunggah juga di Kompas.com : Demi Imbangi Korut, Trump Restui Peningkatan Kapasitas Rudal Korsel
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/20170903-donald-trump_20170903_053712.jpg)