HUT Ke 72 TNI

Jenderal Gatot Nurmantyo: Panglima TNI Pasti Berpolitik dan Itu Politik Negara

Pada HUT ke-72 TNI kali ini, jajaran pimpinan puncak TNI melaksanakan upacara tabur bunga dari geladak KRI dr Soeharso-990, di Selat Sunda, Selasa.

ANTARA News/Ade P Marboen
Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (tengah), Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi (kiri), Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, dan Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Moelyono (kanan) menegaskan soliditas TNI selalu berada dalam keadaan baik. Foto diambil di geladak KRI dr Soeharso-990, di perairan Pulau Tempurung, Selat Sunda, Selasa (3/10/2017). 

WARTA KOTA, SELAT SUNDA - Pada HUT ke-72 TNI kali ini, jajaran pimpinan puncak TNI melaksanakan upacara tabur bunga dari geladak KRI dr Soeharso-990, di perairan Pulau Tempurung, Selat Sunda, Selasa (3/10/2017).

Seusai upacara yang juga dihadiri semua kepala staf matra TNI, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan, posisi politik jabatan yang dia emban.

“Panglima TNI pasti berpolitik. Politiknya adalah politik negara bukan politik praktis,” kata dia, yang berulang kali menyitir tema besar peringatan HUT ke-72 TNI, yaitu Bersama Rakyat TNI Kuat. 

Secara administratif, kepemimpinan dia di Markas Besar TNI tinggal enam bulan lagi sebelum dia memasuki usia pensiun.

Sisa masa jabatannya dia pergunakan untuk memastikan soliditas TNI di segala bidang dengan berbagai unsur internal TNI dan rakyat. 

Baca: Djarot Saiful Hidayat Resmikan Patung Menembus Batas di RPTRA Kalijodo

“Maka kewajiban saya menyiapkan adik-adik saya sebagai kader penerus untuk selalu solid antar TNI, kemudian solid antar matra TNI, kemudian solid dengan masyarakat. Dan yang paling penting mewujudkan kesatuan komando yang telah ada untuk terus ditingkatkan sehingga TNI selalu dalam posisi netral dalam politik praktis. Ini yang penting,” kata dia.

Saat dia menyatakan itu kepada ANTARA News, tiga perwira tinggi berbintang empat turut mendengarkan.

Mereka adalah Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi, Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Moelyono, dan Kepala Staf TNI AU, Hadi Tjahjanto.

Baca: Jelang Pensiun Jenderal Moeldoko Bagi-bagi Jam Tangan ke Prajurit

Baca: Mantan Panglima TNI: Kalau Semua Jendral Main Politik, Siapa yang Mikirkan Petani

Dia tegaskan bahwa dia tidak berpikir setelah menjadi panglima akan bagaimana.

“Tetapi saya sebagai Panglima harus melaksanakan tugas saya sesuai konstitusi, tidak bisa di luar konstitusi,” kata dia. 

Terkait eksistensi TNI di dalam bangunan negara ini, kata dia, sejarah membuktikan bahwa pusat gravitasi kekuatan TNI adalah bersama rakyat.

Tanpa rakyat, kata dia, tidak ada apa-apanya, apabila bersama-sama dengan rakyat pasti TNI profesional dan mampu melaksanakan tugas pokoknya. 

Sumber:
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved