Berita Tangsel

Anak Sungai Cisadane Tertutup Sampah TPA Cipeucang, Pemkot Tangsel Dinilai Tak Becus Kelola Sampah

Setiap hari Kris mengaku melaporkan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk meminta pengerukan.

Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Feryanto Hadi
Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mico
TERTUTUP SAMPAH- Penampakan aliran sungai anak Cisadane di dekat TPA Cipeucang yang hampir tertutup sampah, Kristianto (43), warga yang tinggal tepat di bantaran sungai menyebut kondisi ini sebagai banjir terparah sepanjang mereka menetap di wilayah tersebut,(TribunTangerang.com - Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mico). 

 

Ringkasan Berita:
  • Warga mengeluhkan aliran Sungai Anak Cisadane kerap tertutup sampah
  • Akibatnya, sering terjadi banjir ketika turun hujan
  • Setiap hari warga mengaku melaporkan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk meminta pengerukan.

 

Laporan Wartawan TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico


WARTAKOTALIVE.COM, SERPONG - Aliran Sungai Anak Cisadane kembali tertutup longsoran sampah dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang, memicu banjir berulang dalam tiga minggu terakhir.

Kristianto (43), warga yang tinggal tepat di bantaran sungai menyebut kondisi ini sebagai banjir terparah sepanjang mereka menetap di wilayah tersebut.

Air sungai yang seharusnya mengalir tenang kini bergerak lambat, tersendat sampah yang mengapung dan menutup hampir seluruh permukaan aliran. Setiap kali hujan turun, arus yang tertahan itu meluap ke permukiman warga.

Pria yang telah tinggal 11 tahun di kawasan itu, mengungkapkan banjir yang terjadi bukan disebabkan curah hujan tinggi, melainkan karena penyumbatan aliran sungai oleh sampah.

Baca juga: Sampah Menggunung di Pasar Kemiri Tak Jauh dari Balai Kota Depok

“Pokok permasalahannya itu sampah. Pengelolaannya tidak kooperatif. Jadi aliran sungai ketutup sampah dan mampet,” ujar Kristianto kepada TribunTangerang.com, Serpong, Tangsel, Kamis (20/11/2025).

Menurut Kris, ketika banjir besar terjadi, air memang cepat surut.

Namun, itu bukan karena kondisi sungai yang membaik, melainkan akibat alat berat yang diturunkan untuk mengeruk tumpukan sampah darurat.

“Kalau hujan sudah berhenti ya cepat surut, karena ada penarikan sampah pakai alat berat. Langsung diberesin. Tapi kalau nggak banjir, minta dikeruk itu susah. Harus benar-benar ngotot,” ucapnya.

Setiap hari Kris mengaku melaporkan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk meminta pengerukan.

Jika tidak, banjir bisa jauh lebih parah dari yang terjadi kemarin.

Sejak memasuki musim hujan bulan ini, wilayah itu sudah tergenang hingga empat kali, dan Kris memperkirakan banjir kelima akan segera menyusul.

“Kayaknya mau lima kali ini. Aliran sungai ini sudah 99,999 banjir. Kalau ada hujan pasti banjir,” tegasnya.

Sumber: WartaKota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved