Berita Nasional

Usai Letusan, Warga Lumajang Terancam Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan kondisi Gunung Semeru empat hari pascaerupsi.

Editor: Desy Selviany
Kompas TV
BANJIR LAHAR DINGIN -- Kondisi Gunung Semeru pada Jumat (21/11) menunjukkan bahwa gunung tertinggi di Pulau Jawa itu masih jauh dari keadaan stabil. Hujan deras yang mengguyur kawasan lereng sejak siang memicu banjir lahar dingin yang mengarah ke Besuk Kobokan, wilayah Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro. Aliran material vulkanik itu meluncur deras mengikuti jalur sungai, membawa serta pasir, kerikil, dan sisa-sisa erupsi dahsyat beberapa hari sebelumnya. 

Kemudian 2 kali gempa Guguran dengan amplitudo 2-7 mm dan lama gempa 45-62 detik dan 8 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 3-7 mm, dan lama gempa 36-121 detik. 

Oleh karenanya masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 20 km dari puncak (pusat erupsi). 

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar 

Masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 8 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar). 

Warga juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Sumber: WartaKota
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved