Ledakan di SMAN 72

Kondisi Terduga Peledakan SMAN 72 Sudah Lepas Selang, tapi Masih Bengong

Kabar terkini terduga pelaku peledakan SMAN 72 Jakarta sudah stabil namun psikisnya belum stabil setelah dirawat di RS Polri.

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Dian Anditya Mutiara
Kolase foto via Tribun Medan
PELAKU LEDAKAN - Terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta sudah stabil namun kejiwaannya masih belum sepenuhnya sembuh 

WARTAKOTALIVE.COM, SEMANGGI - Penyidik Polda Metro Jaya menunda pemeriksaan terhadap anak berkonflik dengan hukum (ABH) berinisial F yang diduga sebagai pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta.

Kondisi kesehatan dan psikologis pelaku dinyatakan belum stabil oleh dokter.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto mengatakan, pelaku baru dua hari lalu lepas dari pemasangan selang makan. 

"Jadi si ABH ini, baru kemarin lepas selang makan dua hari lalu. Artinya dia baru beradaptasi (menurut) keterangan dokter, jadi dia masih beradaptasi, jadi masih ada rasa mual pusing," ujar Budi, saat dihubungi, Jumat (21/11/2025).

Sepeti diketahui terduga pelaku kini dirawat di rumah sakit Polri Kramat Jati. 

"Tapi yang paling utama, penyidik itu berkoordinasi dengan dokter psikisnya, sudah layak belum dia diminta keterangan, tapi dari dokter menyatakan itu belum, karena dia masih bengong, terus ngomong sebentar kadang masih kayak masih belum pulih sepenuhnya," sambungnya.

Baca juga: LPSK Terima Permohonan Perlindungan Korban Ledakan SMAN 72

Meski pemeriksaan terhadap ABH ditunda, penyidik tetap melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi lain.

"Tapi pemeriksaan lain maraton, saksi korban, keluarga, Labfor, dokter, dan segala macam kan tetap berlangsung pemeriksaan," tutur dia.

Ia menjelaskan, setelah dokter menyatakan kondisi pelaku stabil, penyidik akan berkoordinasi dengan Balai Pemasyarakatan (Bapas), Dinas Sosial, dan KPAI sebelum meminta keterangan.

Korban Masih Trauma

Budi membenarkan, para korban ledakan juga telah dimintai keterangan. 

Namun, penyidik belum bisa menggali lebih dalam karena kondisi psikologis mereka masih terguncang.

"Iya (korban) dimintai keterangan juga. (trauma?) pasti. Tapi meyakini bahwa benar ledakan itu benar mereka korban juga. Ini masih belum bisa secara dalam kami dalami, ini masih pelan belum bisa secara dalam, ini kan masih pelan-pelan, karena mereka juga anak-anak, status anak di bawah umur," katanya. 

"Jadi harus pelan-pelan. Pemeriksaan aja kan harus difasilitasi sama unit P3A itu," lanjut eks Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan tersebut.

Baca juga: PUBG Dibatasi Istana Imbas Ledakan SMAN 72, Nasib E-Sport Jakarta di Tangan Pramono

Menurut Budi, pemulihan psikologis korban dan pelaku melibatkan sejumlah pihak, termasuk APSIFOR dan HIMPSI. 

“Semua harus terlibat dalam pendampingan,” ujarnya. 

Figur Ektremis 

Polisi mengungkap sejumlah figur ekstremis yang menjadi inspirasi bagi anak berhadapan dengan hukum (ABH) pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta. 

Informasi tersebut disampaikan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana.

Menurut Mayndra, pelaku peledakan di SMAN 72 Jakarta diketahui mengagumi sejumlah tokoh pelaku penembakan massal dan tindakan kekerasan bermotif ideologi di berbagai negara. 

Baca juga: Bahan Peledak di SMAN 72 Jakarta dan Rumah Terduga Pelaku Diketahui Memiliki Kekuatan Ledak Rendah

"Ada yang memperhatinkan, beberapa orang menjadi inspirasi pelaku," kata Mayndra Eka Wardhana di Mapolda Metro Jaya, Selasa (11/11/2025).

Beberapa figur yang menjadi rujukan ideologis pelaku peledakan SMAN 72 Jakarta itu antara lain:

1. Eric Harris dan Dylan Klebold, pelaku penembakan di Columbine High School, Colorado, Amerika Serikat, pada 1999

2. Dylann Roof, pelaku penembakan di Gereja Charleston, South Carolina, pada 2015, yang diketahui berpaham supremasi kulit putih

3. Andre Bissonnette, pelaku penembakan massal di Masjid Quebec, Kanada, pada 2017

4. Vladislav Roslyakov, pelaku penembakan di Politeknik Kerch, Krimea, Rusia, pada 2018

5. Brenton Tarrant, pelaku penembakan di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, pada 2019, yang berpaham eco-fasis, rasis, dan etno-nasionalis

6. Natalie Lynn Rupnow, pelaku penembakan di Abundant Life Christian School, Wisconsin, Amerika Serikat pada 2024.

Daya Ledak Rendah

Hasil pemeriksaan laboratorium forensik menunjukkan, bahan peledak yang ditemukan di dua lokasi ledakan serta di rumah terduga pelaku yang beraksi di SMAN 72 Jakarta, memiliki kekuatan ledak rendah.

Temuan itu disampaikan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Polri.

Baca juga: 7 Bom di Lingkungan SMAN 72 Jakarta, Ada yang Pakai Potasium Klorat hingga Dikendalikan Jarak Jauh

Kepala Bidang Balistik dan Metalurgi Forensik (Balmetfor) Puslabfor Bareskrim Polri, Kombes Ari Kurniawan Jati, mengatakan, dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi pertama, lokasi kedua, serta di rumah terduga pelaku ABH, tim Puslabfor menemukan kesamaan jenis bahan peledak.

"Didapatkan hasil di TKP 1 residu bahan peledak dengan kekuatan rendah atau low eksplosif," kata Ari Kurniawan.

"Di TKP 2 maupun bahan yang didapat dari bom yang belum meledak, kami analisa di laboratorium forensik, dan dapatkan hasil bahan peledak yang memiliki kekuatan rendah atau low eksplosif," lanjutnya.

Baca juga: Surat dari Ruang ICU! Begini Pesan Haru Korban Ledakan SMAN 72 untuk Orang Tua dan Polisi

Polisi juga melakukan pemeriksaan di rumah terduga pelaku ABH.

"Kami mendapatkan bahan bahan peledak yang memiliki kekuatan ledak rendah atau low eksplosif dengan kata lain bahwa bahan yang ada di TKP 1 di dalam masjid, maupun di TKP 2 di samping bank sampah itu ada kesesuaian dengan bahan bahan yang ada di rumah ABH," jelas Ari Kurniawan.

Ari menegaskan, seluruh hasil pemeriksaan telah difinalisasi di Laboratorium Forensik dan akan diserahkan kepada penyidik untuk proses lebih lanjut. (m31)

Sumber: WartaKota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved