Dompet Dhuafa

Perhumas dan Dompet Dhuafa Ungkap Ancaman Sosmed Pada Psikososial Hingga Masa Depan Anak

Mengakses ruang sosial media dengan gawai hingga tanpa batasan dapat berdampak buruk pada pola pikir hingga psikis seorang anak.

dok. Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa bersama Perhumas melakukan edukasi dan aktivasi yang dilakukan secara daring pada Kamis, (20/11/2025) terkait dampak penggunaan gadget dan akses sosial media oleh anak. 

Yazid, menanyakan kepada anak-anak tersebut, dari mana muncul pikiran untuk bunuh diri? Anak tersebut menjawab dari gawai atau handphone.

Lebih lanjut pemicunya adalah tidak ada peran pendamping bahkan orang tua dalam mendampingi emosional anak dalam memanfaat dunia digital baik sosial media maupun game pada gawai atau handphone. 

Yazid juga menambahkan hal-hal dari dampak positif dan negatif gadget bagi anak-anak.

Di antara dampak positifnya, menambah teman dan menjaga pertemanan, memudahkan komunikasi dengan orang tua, serta membuat anak lebih mahir menggunakan aplikasi untuk membantu belajar. Hal ini terjadi jika anak menguasai gadget.

Namun sebaliknya jika anak dikuasai gadget, dapat mengganggu aktivitas harian anak seperti makan, mandi, tidur, dan belajar, merusak fungsi mata, menimbulkan gangguan pada fungsi otak, menyebabkan kecanduan, menghambat interaksi sosial, membuat anak mudah lupa, menyebabkan obesitas, memicu gangguan mental, serta menghambat perkembangan fisik.

Selain itu Adhiem Bahri mengatakan media sosial memiliki dua wajah yang kontradiktif.

"Disisi lain, dengan kehadiran media sosial dapat mendorong relasi lebih luas, rejeki, informasi yang lebih cepat. Namun disisi negatifnya, kita melihat realitas yang lebih suram yakni Indonesia bicara buruk," ungkapnya.

Adhiem juga menambahkan, pola sosial media saat ini sangat mempengaruhi pola interaksi di masyarakat, bahkan terjadi perubahan dari mental.

Terutama pada kalangan muda-mudi, remaja ini menjadi perhatian khusus, dimana mereka terjebak pada FOMO atau Fear Of Missing Out, rasa cemas, takut akan kehilangan tren atau aktivitas menarik bagi mereka.

Selain itu polusi informasi yang disebut HOAKS berdampak signifikan pada hilangnya empati, simpati mempengaruhi rasional hingga memicu dampak emosional berlebih akibat tribalisme digital”.

"Maka itu peran kalangan muda, remaja diharapkan dapat bersikap kritis memingkatkan sikap empati hingga berpikir kreatif dalam ruang lingkup sosial media," tandasnya.

Sumber: WartaKota
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved