Dompet Dhuafa
Perhumas dan Dompet Dhuafa Ungkap Ancaman Sosmed Pada Psikososial Hingga Masa Depan Anak
Mengakses ruang sosial media dengan gawai hingga tanpa batasan dapat berdampak buruk pada pola pikir hingga psikis seorang anak.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA– Maraknya konten-konten negatif, berita bohong hingga informasi negatif cenderung menjadi pemicu konflik di masyarakat.
Isu-isu negatif yang beredar kendali bukan hanya merusak hubungan sosial namun juga kondisi psikologis publik.
Mudahnya masyarakat mengakses lini sosial media hingga menjamah setiap konten, berita hingga ruang publikasi dengan gawai menciptakan ruang komunikasi yang luas dan global.
Salah satunya pada anak-anak, mudah mengakses ruang sosial media dengan gawai hingga tanpa batasan dapat berdampak buruk pada pola pikir hingga psikisnya.
Bersama ruang cerita daring, #IndonesiaBicaraBaik, Dompet Dhuafa melakukan edukasi dan aktivasi untuk menggelorakan komunikasi, berbicara hingga memberikan pesan positif untuk dan bagi masyarakat.
Kegiatan yang dilakukan secara daring pada Kamis, (20/11/2025) sore, dihadiri Ketua Bidang Pengembangan Kampanye Kehumasan Perhumas Laurentius Iwan Pranoto, Penanggung Jawab Program Pendidikan Dompet Dhuafa Yogyakarta Yazid Subakti dan Founder Cerdas.id Adhiem Bahri.
“Ruang digital yang mudah dan menjadi terbuka memberikan dampak semakin luas. Ini harus menjadi fokus cara kita berkomunikasi, kita harus menyadari dampak yang diakibatkan. Hanya itungan detik akan berdampak secara global”, ujar Laurentius Iwan Pranoto.
Laurentius Iwan Pranoto menambahkan, dalam berinteraksi dan berkomunikasi ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yakni empati, literasi dan teladani.
Berkomunikasi dan berinteraksi harus dapat menerima perbedaan, karena dari perbedaan menjadi ruang saling belajar sehingga kita dapat memahami sebelum menanggapinya.
"Selain itu kita harus menjadi diri kita, menahan diri kita dari segala bentuk ruang komunikasi negatif, tidak terpancing dan menimbulkan emosi berlebih, maka perlu saring sebelum sharing," ucapnya.
Sementara Yazid Subakti juga mengungkapkan, bahwa peran penting orang tua hingga pendamping anak-anak sangat penting dalam peran mengawasi komunikasi di gawai.
Tidak hanya mengawasi, peran orang tua hingga pendamping juga harus teredukasi secara benar dan tepat.
Kemanjuan dan perkembangan digital dalam gawai juga harus diiringi pemahaman orang tua dan pedamping dalam pola penggunaan gawai pada anak secara bijak.
“Saya banyak menemui tindakan hinaan, kekerasan secara kata-kata itu cepat sekali digunakan dalam komunikasi sosial media terutama pada anak-anak. Ini dapat berdampak negatif pada pola pemikiran anak-anak," sebut Yazid.
Bahkan Yazid sempat tercengang ketika menemukan ada anak-anak yang ingin mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/Dompet-Dhuafa-bersama-Perhumas-lakukan-edukasi-terkait-penggunaan-gadget-pada-anak.jpg)